Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Licik
Di mansion keluarga Zhi, suasana malam itu dipenuhi ketegangan yang terasa mencekik. Clara duduk dengan wajah pucat, jemarinya yang terhias cincin berlian gemetar menahan keterkejutan. Orangtuanya, Tuan dan Nyonya Zhi, berdiri di depan meja panjang dengan ekspresi yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan kekesalan dan rasa tidak percaya.
"Apa aku tidak salah lihat tadi?" Clara akhirnya bersuara, suaranya bergetar. "Ethan ... pria yang selama ini aku hina dan tinggalkan, ternyata pewaris keluarga Long?"
"Ini pasti permainan licik!" sahut ayahnya dengan marah. "Bagaimana mungkin anak rendahan yang dulu hanya menempel padamu bisa memiliki darah aristokrat Long? Ini tidak masuk akal!"
"Iya!" Clara menimpali dengan penuh dendam. "Dia tidak lebih dari bayanganku dulu! Tapi sekarang semua orang pasti menganggapku bodoh karena meninggalkannya."
Sepupu-sepupu Clara yang biasanya selalu angkuh kini terdiam, wajah mereka menegang karena rasa malu yang mendalam. Mereka yang selama ini ikut mencemooh Ethan merasa seolah tertampar keras dengan kenyataan pahit ini.
"Kita harus menemukan cara," Tuan Zhi berkata dingin. "Jika Ethan menjadi pusat kekuatan keluarga Long, maka dia akan menjadi ancaman terbesar bagi kita. Aku tidak akan membiarkan keluarga Zhi berada di bawah kekuasaannya."
Tuan Zhi mengetuk meja dengan jemarinya yang gemetar, matanya menatap tajam ke arah Clara yang masih terdiam dengan ekspresi masam. "Clara," katanya dengan nada penuh perhitungan, "kamu harus kembali mendekati Ethan."
Clara yang mendengar usulan itu langsung terkejut. "Apa maksud Ayah?" tanyanya dengan nada tidak percaya.
"Kamu tahu bagaimana Ethan dulu tergila-gila padamu, bukan?" tambah ibunya dengan nada licik. "Meski sudah kamu sakiti, dia tetap mencintaimu saat itu. Mungkin dia masih menyimpan perasaan yang sama."
"Tapi—" Clara mencoba membantah, namun sepupunya memotong.
"Ini satu-satunya cara kita bisa mempertahankan pengaruh di dunia bisnis. Jika kamu bisa membuat Ethan kembali jatuh cinta, bahkan menikah lagi denganmu, keluarga Zhi akan mendapatkan kekuatan besar melalui hubungan dengan keluarga Long."
Clara menggigit bibirnya, merasa terhina sekaligus bingung. "Ethan bukan orang yang sama lagi. Dia jauh lebih kuat, lebih karismatik ... dia bukan pria lemah yang bisa aku kendalikan seperti dulu."
"Itulah tantangannya," Tuan Zhi menambahkan dengan dingin. "Kamu yang dulu bisa menundukkannya, harus bisa melakukannya lagi. Taruh harga dirimu kalau perlu."
Malam itu Clara hanya terdiam, hatinya diliputi rasa benci yang bercampur dengan ketakutan dan ambisi. Meski dia tahu Ethan telah berubah, rencana ini adalah jalan terakhir keluarga Zhi untuk tetap bertahan di dunia yang penuh intrik dan kekuasaan.
Keluarga Zhi tenggelam dalam rencana-rencana licik mereka, meski di balik semua itu ada rasa gentar yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
****
Kini pesta perkenalan pewaris keluarga Long telah selesai, sebagian orang pulang dengan wajah puas dan sebagian lagi pulang dalam keadaan marah dan malu.
Dalam perjalanan malam yang sejuk, Ethan mengemudikan mobil dengan tenang. Di sebelahnya, Evelyn duduk sambil tersenyum kecil mengingat kejadian tadi. "Aku rasa ekspresi mereka tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup," katanya sambil tertawa ringan.
Ethan ikut tersenyum. "Iya, terutama Lilith yang sampai pingsan. Itu bagian favoritku," ucapnya dengan nada santai, meski matanya tetap fokus ke jalan.
Evelyn tertawa lebih keras. "Dan Clara? Wajahnya seperti melihat hantu. Dia pasti tidak pernah menyangka kamu adalah pewaris keluarga Long. Seorang pria yang pernah dia buang dan dicampakkan."
Ethan mengangkat alis. "Mungkin dia sedang memikirkan cara untuk mendekat lagi."
Evelyn menoleh dengan tatapan penasaran. "Apa kamu akan terima kalau dia mencoba kembali?"
Ethan tertawa singkat. "Clara bukan siapa-siapa lagi buatku. Masa lalu biar tetap jadi masa lalu."
Evelyn tersenyum puas. "Bagus. Kamu udah jauh berkembang, Ethan. Kuat dan tak tergoyahkan."
"Terima kasih," jawab Ethan dengan tulus. "Tapi kamu juga yang bantu aku sampai di titik ini, Evelyn. Aku berutang banyak padamu."
"Tidak masalah! Aku juga berterima kasih padamu, karena berkat dirimu, aku bisa lepas dari lelaki bajingan seperti Felix itu." Evelyn menatap wajah tampan Ethan, lalu tak lama membuang wajah ke samping karena Evelyn merasa wajahnya panas.
Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan malam yang damai. Namun dalam pikiran mereka berdua, masih terbayang wajah-wajah shock dari keluarga Zhao dan Zhi yang kini tahu siapa sebenarnya Ethan Zhao — pria yang tak lagi bisa diremehkan.
Di ruang kerja mewah di mansion keluarga Long, suasana terasa tegang. Hector, Damian, dan Rosa duduk dengan wajah penuh kekesalan, tetapi mereka tidak berani menunjukkan ekspresi berlebihan di hadapan tuan besar Long yang duduk dengan tatapan tajam.
"Aku peringatkan kalian semua," suara berat tuan besar Long menggema di ruangan itu. "Jangan pernah lagi mencoba mencari masalah dengan Ethan. Dia adalah pewaris sah keluarga Long, titik."
Hector mengepalkan tangan di bawah meja. "Tapi Ayah, dia tidak pernah berada dalam lingkungan keluarga kita. Bagaimana bisa—"
Tuan besar Long memotong tegas. "Dia anak Mei Long. Itu lebih dari cukup. Aku tak peduli apa pendapat kalian. Jika ada yang berani mengusik atau mengkhianatinya, kalian akan berurusan langsung denganku."
Damian mencoba menenangkan suasana. "Kami hanya ingin memastikan keluarga tetap solid, Ayah."
"Solid?" Tuan besar Long menyeringai dingin. "Jika kalian benar-benar peduli pada keluarga ini, tunjukkan dengan loyalitas dan kinerja, bukan dengan pengkhianatan."
Rosa yang sejak tadi diam akhirnya berbicara dengan nada manis tapi sinis, "Tentu, Ayah. Kami akan mendukung keputusanmu."
Namun tuan besar Long tidak tertipu oleh sikap pura-pura itu. "Aku harap kalian mengerti. Aku tidak memberi peringatan dua kali."
Ketiganya akhirnya hanya bisa mengangguk patuh, meski dalam hati mereka masih menyimpan dendam dan rencana terselubung.
Malam itu, suasana di mansion Hector, Damian, dan Rosa sama-sama dipenuhi ketegangan.
Di mansion Hector, sang istri, Silvia, yang selalu penasaran dengan ambisi suaminya menyambut dengan tatapan curiga. "Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu begitu tegang?" tanyanya dengan nada tajam.
Hector membanting jasnya ke sofa. "Ayah memperingatkan kami soal Ethan. Seolah-olah dia dewa yang tidak boleh disentuh!" geramnya dengan rahang mengeras.
Anak perempuannya, Valerie, mendekat. "Ethan? Maksudnya pria yang disebut pewaris itu? Bukankah dulu dia bukan siapa-siapa?"
Hector mendengus. "Sekarang dia segalanya. Dan kita tidak boleh menyentuhnya."
Sementara itu, di mansion Damian, istrinya, Liana, mencoba bersikap tenang meski melihat suaminya yang tampak frustrasi. "Damian, apa yang membuatmu murka?"
Damian menghela napas berat. "Ayah memilih bocah itu—anak Mei yang dianggap tidak penting selama ini! Semua kerja keras kita seakan tak berarti."
Putrinya, Celeste, menyela dengan nada dingin. "Kalau begitu, kita harus membuat rencana lain untuk menjaga posisi keluarga kita, bukan?"
Di mansion Rosa, suaminya, Adrian, menatap heran. "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Rosa tersenyum kecut. "Ayah sudah buta karena darah Mei Long. Sekarang Ethan adalah raja kecilnya."
Menantunya, Philip, yang ambisius, mengangguk paham. "Jadi kita biarkan dia berkuasa begitu saja?"
Rosa menyipitkan matanya penuh tekad. "Tentu tidak. Kita hanya perlu waktu dan strategi yang tepat."
Ketiga keluarga itu, meski dipenuhi kekecewaan dan rasa terhina, mulai merencanakan langkah-langkah baru untuk merebut kembali kendali dan kekuasaan dalam dinasti keluarga Long.