Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Kebetulan saya sedang berada di balai desa bersama Bu Cit, lalu Dio datang dan memberi kabar kalau kamu dalam bahaya" ujar Calvin
"Kamu langsung datang?" tanya Alika
"Bagaimana saya duduk diam dan tenang mendengar kamu dalam bahaya" jawab Calvin dengan raut wajah serius
Alika tersenyum hangat melihat kearah Calvin
"Terima kasih Calvin" ujar Alika
Calvin menghela nafas panjang,
"Saya minta tolong, kamu berjanji sama saya untuk memberi kabar kapanpun kemanapun kamu pergi" pinta Calvin
(Ehmmmm... gapapa Alika ini kekhawatiran seorang teman), batin Alika menyadarkan pikirannya sebelum berpikir terlalu jauh tentang sikap Calvin
"iya, Calvin. Aku janji, kita bisa memberi kabar satu sama lain kapanpun kemanapun kita pergi" jawab Alika mantap
Angin dingin hutan yang berhembus mengibaskan rambut panjang Alika
Alika yang memang dari tadi hanya memakai baby doll tidurnya yang tipis mulai merasa sedikit kedinginan
Alika mengusap lengan kanan dan kirinya pelan
Melihat hal itu, Calvin melepaskan jas hitamnya dan memasangkannya di bahu Alika
"T... tapi ini punya kam.."
"kamu pakai saja, angin malam disini sangat dingin. Saya tidak mau kamu masuk angin" potong Calvin
(Gakuat lagi ini gengsinya Al, ini udah dingin banget) batin Alika
Alika mengangguk-anggukkan kepalanya, menerima perlakuan Calvin dan mengeratkan jas hitam. milik Calvin di tubuhnya
"Besok kamu mau kemana? " tanya Calvin
"Besok aku mau ke sekolah anak-anak yang dibangun Bu Cit di Kosarek, Calvin" jawab Alika
"Jam berapa?" tanya Calvin
"pagi, jam 8"
"Sama siapa? "
"Sama Dio"
"Ok"
"maksut kamu?"
"Besok kamu sama teman kamu Dio akan dijemput sama anak buah saya. Kita ketemuan disana" jelas Calvin
"Kamu jemput aku? apa kamu ngga ada kegiatan lain besok?" tanya Alika memastikan
"Kemarin, waktu saya bertemu kamu adalah acara puncak. Agenda utama saya disini sudah selesai" jelas Calvin
"Terus kenapa kamu ngga pulang aja?" tanya Alika heran
"Saya ingin menemani dan membantu tugas rekan dekat saya di desa ini" jawab Calvin tersenyum tipis
(Relax Alika!!! kamu harus kontrol diri kamu), batin Alika berusaha menormalkan detak jantungnya yang sudah tidak beraturan
"Kalau kamu, schedule kedepannya bagaimana?" lanjut Calvin bertanya
Alika tersenyum mendengar pertanyaan Calvin,
"Saya datang ke desa ini, karena sudah jadi mimpi saya untuk pergi meliput berita disini, saya selalu berharap kalau nantinya berita yang saya bawa akan mengangkat nama papua dan membersihkan stigma-stigma rendah tentang kota ini yang berada di benak masyarakat" jawab Alika mantap
"Saya juga sudah berbagi visi misi saya ini tidak hanya dengan keluarga orang-orang terdekat saya. Tapi, juga dengan perusahaan dan Bu Cit sendiri. Jadi saya berharap kunjungan pertama kali saya ini bisa membawa dampak baik kedepannya" lanjut Alika
Calvin menatap dalam wanita yang ada di sampingnya
"Saya kagum"
Calvin menatap dalam wanita yang ada di sampingnya
"Saya kagum"
Alika menoleh
" Sorry, Vin. Kamu bilang apa? " jawab Alika
"Saya tidak bilang apa-apa, Alika" jawab Calvin mengelak
Alika melirik dan mengerucutkan mulutnya ke arah Calvin
***
"Oh iya, Calvin. Kamu bisa kenal, Bu Cit. Dimana? " tanya Alika penasaran
"Saat saya kecil, saya sering di ajak ibu saya kesini untuk berbagi. Jadi, kebiasaan dan kesukaan ibu saya sekarang saya teruskan selama beliau pergi" jawab Calvin
Dahi Alika mengkerut mendengar penjelasan Calvin, "Kalau boleh tau, ibu kamu memang pergi ke mana? " tanya Alika
"Ibu saya sudah lama tinggal di Amerika dengan ayah saya untuk mengurus bisnis kami di luar negeri" jawab Calvin
"Jadi, kamu di Indonesia sendiri? " tanya Alika lebih lanjut
"Ya, saya sudah memutuskan tinggal sendiri disini" lanjut Calvin
"apa kamu ngga ngerasa kesepian, Vin? karena jujur aku merasa sepi sekali kalau berada jauh sama keluargaku" ujar Alika khawatir dengan lelaki didepannya
"terkadang, tidak semua tempat yang harusnya membuat kita merasa nyaman, akan membuat kita benar-benar merasa nyaman" ujar Calvin menunduk
Alika melihat ke arah Calvin, dan seketika merasa bersalah dengan pertanyaan yang diajukannya
(Dia pasti ada masalah dengan keluarganya, Alika. Kamu ngga boleh melampaui batas) batin Alika
Alika tersenyum dan mengusap lengan Calvin dari samping,
"Kamu bisa datang kapanpun ke aku, kalau kamu sedang butuh tempat untuk bercerita Calvin" ujar Alika
Calvin tersenyum dalam,
"Terimakasih" jawab Calvin
Alika dan Calvin bertatapan satu sama lain,
Detak jantung Alika mulai berdegup kencang tidak beraturan
"Baik Alika, mari kita pulang" ajak Calvin sambil mengulurkan tangannya
Alika mengangguk dan menerima uluran tangan Calvin untuk berdiri,
Alika masih merasa kaki kanannya terasa sangat nyeri
Melihat itu, Calvin langsung meraih jas hitam yang ada di bahu Alika
"Kamu pakai dengan benar ya" ujar Calvin sambil memasangkan jas hitamnya yang terlihat kebesaran di tubuh Alika
Calvin langsung menggendong Alika menuju mobil offroadnya dengan hati -hati karena jalanan yang masih berlumpur setelah hujan,
Calvin langsung mendudukkan Alika di kursi depan,
Alika melihat Calvin menuju belakang mobil,
"Kita ngga jadi pulang, Calvin?" tanya Alika menoleh kebelakang melihat kearah Calvin pergi
Calvin tidak menyaut, pertanyaan Alika
Alika berusaha menengok lagi kebelakang dan berusaha memanggil Calvin,
"Caalviiiin"
Tak lama, Calvin pun muncul membawa kotak putih P3K ditangannya
"Saya tidak kemana-mana, Alika. Saya mencari ini" jawab Calvin sambil mengangkat kotak yang ada ditangannya
"Apa kamu ada yang luka, Calvin?" tanya Alika khawatir
"Ini untuk kaki kamu, jangan panik ya. Ini cuman luka kecil" jawab Calvin
Alika melihat kearah kaki kanannya,
dan ya, dia mendapati bercak darah di babydollnya
Alika mulai panik dan berkeringat dingin
Namun, Calvin langsung menggenggam tangan kanan Alika
"Coba kamu pegang ini sebentar" pinta Calvin agar Alika mau memegang botol alkohol
(Calvin mau ngapain nyuruh aku megang botol alkohol?), batin Alika bingung
Alika menuruti Calvin
Calvin langsung membersihkan luka Alika, dan meneteskan obat merah di lukanya
"Sshhhh" pekik Alika kesakitan memeras botol alkohol yang ada ditangannya
Lantas, Calvin langsung cepat meratakan obat merah itu dengan kapas.
"sudah selesai, Alika. Kamu hebat" ujar Calvin sambil mengacak-acak rambut Alika pelan
Alika tersenyum lebar mendengar hal itu,
"Kita pulang ya sekarang?" tanya Calvin
Alika mengangguk
"yuk, kita pulang" jawab Alika
Setibanya di rumah Bu Cit
Calvin menghentikan mobilnya,
Alika melihat di depan rumah Bu Cit sudah banyak sekali warga berkumpul, termasuk Dio
Calvin mengulurkan tangan, menggendong Alika turun dari pijakan mobil offroad yang cukup tinggi
"Alikaaaa... yaampun, Nak. Kamu baik-baik saja?" tanya Bu Cit yang berlari menuju kearah Alika
"Alllllll... lo gapapa? hah? ada yang luka?" panik Dio memutar-mutar tubuh sahabatnya
"Alika, tidak apa-apa Bu Cit, Dio, dan Bapak-Ibu semuanya untung Calvin datang tepat waktu untuk menolong saya" jawab Alika menenangkan mereka semua