NovelToon NovelToon
After Happy Ending

After Happy Ending

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kaya Raya / TKP / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:243
Nilai: 5
Nama Author: Yola Varka

Kehidupannya telah menjadi impian semua wanita, namun Beta justru mengacaukannya.

Bukannya menikmati hidup bahagia, ia malah membunuh sang suami yang kaya raya???

Dari sinilah, kisah kehidupan Beta mulai diceritakan. Kelamnya masa lalu, hingga bagaimana ia bisa keluar dari lingkar kemiskinan yang membelenggu dirinya.

Kisah 'klasik'? Tidak! Kehidupan Beta bukanlah 'Template'!

Flashback kehidupan Beta dimulai sejak ia masih sekolah dan harus berkerja menghidupi keluarganya. Hingga akhirnya, takdir membawakan ia seorang pria yang akan mengubah gaya hidup dan juga finansialnya.

Seperti kisah 'cinderella' yang bahagia. Bertemu pangeran, dan menikah.
Lalu apa? Tentu saja kehidupan setelah pernikahan itu terus berlanjut.

Inilah yang disebut dengan,

'After Happy Ending'

Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yola Varka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suatu Hal yang Tertunda (3)

Psikolog itu kemudian menyalakan televisi dengan menggunakan sebuah remot kecil yang sudah tersimpan di dalam saku jas putihnya.

Televisi itu telihat menayangkan sebuah saluran berita yang mengungkap kebenaran di balik peristiwa pembunuhan seorang keluarga Beentang, yang ternyata merupakan kasus bunuh diri.

Seseorang telah memalsukan kejadiannya, dengan membuat seolah-olah itu semua merupakan perbuatan sang istri. Dan pelaku tersebut, masih dalam pengejaran polisi.

"Anda telah dituduh, sebab di dalam bekal makanan yang anda berikan kepada suami anda, telah di tetesi racun oleh pelaku dan berhasil membuat anda jadi terlihat bersalah. Namun, karena hasil otopsi tubuh korban menunjukkan hasil yang berbeda, dari situlah diketahui bahwa suami anda telah mengakhiri hidupnya sendiri dengan menelan pil penenang dalam jumlah besar. Selain itu, anda juga sama sekali tidak terlihat bertransaksi obat beracun tersebut di manapun. Jenisnya adalah sianida. Pelaku ini, sepertinya bukanlah seorang profesional, melihat dari banyaknya bukti dan kesalahan yang ia tinggalkan di lokasi kejadian," jelas psikolog itu, setelah mematikan televisi. Ia kemudian berjalan mendekati pasiennya.

"Jadi Bu Beta, dengan ini anda dinyatakan tidak bersalah. Saya mewakili permintaan maaf dari banyak orang yang telah membuat anda yang sedang berduka, malah menjadi tersangka. Sekali lagi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya." Psikolog itu kemudian menundukkan kepalanya di hadapan Beta.

Hening. Beta tidak menanggapi ucapan psikolog yang sedang menundukkan kepala di depannya.

Karena merasa janggal, psikolog itu pun mengangkat kepala, guna menatap sang pasien.

"Melihat reaksi yang anda berikan, sepertinya anda sudah tahu kalau suami anda telah mengakhiri hidupnya sendiri," tebak psikolog itu, setelah mengamati ekspresi Beta saat ini.

"Benar. Saya memang sudah tahu, lalu apa? Saya yang merupakan istrinya, bagaimana bisa, tidak menyadari semua penderitaan suamiku sendiri?! Bukankah itu sama saja kalau saya adalah pembunuhnya? Iya, kan?!" Beta terlihat emosi. Air matanya kemudian mengucur deras, membasahi kedua pipinya dalam sekejap.

"Saya mengerti. Sekarang tenangkan diri anda. Hari ini, saya sibuk karena harus bersiap untuk menyampaikan hasil dari analisis yang telah saya buat. Jadi maaf, saya harus pergi. Permisi." Setelah menepuk pelan bahu Beta, psikolog itu segera melangkahkan kakinya keluar ruangan. Namun, suara panggilan dari Beta berhasil menahannya.

"Nona Mega," panggil Beta dengan suara sedikit lantang.

Psikolog itu, otomatis langsung balik badan. "Wah, anda telah memanggil nama saya untuk pertama kalinya." Wanita bernama Mega itu terlihat senang, mendengar namanya telah disebut oleh sang pasien.

"Anda, sepertinya sejak awal sudah mengetahui fakta soal bunuh diri itu," tanya Beta dengan tatapan curiga.

"Tidak juga. Berita itu bahkan baru dirilis hari ini," balas Mega santai.

"Tapi, kenapa sejak awal anda tidak memperlakukan saya sebagai seorang tersangka, seperti yang dilakukan oleh orang-orang di luar sana?"

"Tentu saja, karena pekerjaan saya adalah seorang psikolog yang mengutamakan ketenangan mental anda. Sudahlah, itu hanya perasan anda saja. Kalau begitu, saya permisi." Mega kembali melangkahkan kakinya yang sempat tertunda.

Beta masih merasa tidak puas dengan jawaban yang Mega berikan. Ia kemudian berusaha menahan psikolog itu lagi dengan memanggil namanya.

"Tunggu! Nona Meg-"

Mega segera memotong ucapan pasiennya. "Bu Beta. Kalau memang penasaran, saya akan katakan. Sebenarnya, sejak awal anda terlihat seperti seseorang yang sedang diselimuti oleh rasa bersalah, di mata saya. Saya mengerti. Itu adalah perasaan yang menganggu dan tidak seharusnya terus anda rasakan. Namun, saya juga tidak bisa banyak membantu untuk menghilangkan perasaan bersalah yang sedang anda rasakan. Semua itu, hanya diri anda sendiri yang berperan besar dalam menghilangkannya. Saran saya, jangan terus bergelut dalam rasa bersalah itu semakin dalam. Pikirkan juga orang-orang yang berada di sekitar anda, kalau tidak ingin menyesal di kemudian hari." Setelah Mega mengatakan hal itu, sempat terjadi keheningan sesaat.

Beta terkejut, sebab perkataan sang psikolog terasa seperti sebuah tamparan keras pada pipinya. Ia lalu meluapkan emosi yang telah lama terbendung dan menangis sejadi-jadinya.

Mega meringis, iba melihat kondisi pasiennya. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar ruangan, dan pergi meninggalkan Beta untuk memberinya ruang agar bisa leluasa menumpahkan segala kesedihannya yang tertunda.

Seorang istri, baru saja ditinggal pergi oleh suami yang dicintainya, namun orang-orang justru menghujat dan menyalahkan dirinya.

Ketika seharusnya Beta berkabung, ia justru harus menerima penghakiman itu dengan lapang dada. Rasa bersalahnya kepada sang suami, membuat dirinya rela dijadikan tersangka. Ia merasa dirinya telah menjadi seorang pembunuh.

Di hari yang sama, berita mengejutkan tentang mendiang Beentang Hermawan yang ternyata telah mengakhiri hidupnya sendiri, akhirnya telah tersebar luas di telinga masyarakat Indonesia. Mereka iba dan merasa bersalah karena telah menghakimi sang istri yang ternyata terbukti tidak bersalah.

Berita mengenai keluarga Beentang, semakin ramai diperbincangkan, sebab munculnya sebuah tanda tanya besar di benak masyarakat.

'Sebenarnya, apa hal yang melatarbelakangi seorang Beentang Hermawan, nekat mengakhiri hidupnya sendiri?'

...~...

1
EnanaRoja.
author, kamu keren banget! 👍
Yola Varka: Kalian penyemangatku🫶🥺
total 1 replies
mmmmdm
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Yola Varka: Makasih supportnya🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!