NovelToon NovelToon
Aku Akan Menyelamatkanmu Hari Ini

Aku Akan Menyelamatkanmu Hari Ini

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: qinaiza

Kembali ke masa lalu? Terdengar mustahil. Namun, itulah yang dialami Meyra. Ia terbangun dan mendapati dirinya kembali ke dua tahun yang lalu. Saat Nathan, pemuda yang tulus mencintai Fiona, belum mengalami kehancuran.

Di masa depan, Meyra tahu Nathan akan mengakhiri hidupnya karena cinta tulusnya hanya dimanfaatkan oleh Fiona. Maka dari itu ia bertekad mengubah takdir Nathan.

Bisakah Meyra menyelamatkan Nathan dan memberinya akhir yang bahagia ?

Ikuti kisah romansa Meyra dan Nathan dengan berbagai konflik di dalamnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Meyra menangis tersedu-sedu di pelukan Nathan. Usai tangisnya mereda, Meyra melepaskan pelukan Nathan pada dirinya.

"Aku capek, mau pulang." Nathan membantu gadis itu untuk menyeka sisa-sisa air mata yang membasahi pipinya, namun ditepis dengan segera oleh Meyra.

"Ayo aku antar" ujarnya menawarkan diri.

"Gak usah, aku bisa naik taksi." Meyra bergegas melangkah pergi, akan tetapi Nathan mencoba menghalanginya.

"Aku antar aja ya"

"Dibilang nggak ya nggak, kamu ngerti gak si." teriak Meyra marah kepadanya.

Baru kali ini ia melihat Meyra marah. Dan dia sangat menyesal karena ulahnya juga yang membuat gadis itu jadi seperti ini.

Akhirnya Meyra meninggalkan rumah Nathan dengan menaiki taksi. Sebelum pergi tadi, gadis itu sempat berpapasan dengan Daddy nya Nathan, dan ia hanya bisa menundukkan kepala dengan sopan. Bagiamana lagi, kondisinya tidak memungkinkan untuk berkenalan dengan Ayah kandung Nathan.

Situasinya makin membuat hatinya runyam. Bukannya membaik setelah berbicara empat mata dengan Nathan malah yang terjadi sebaliknya. Karena alasan yang diberikan Nathan membuat dirinya tidak habis pikir dengan cara berpikir cowok itu.

*

"Seraa" Meyra menghampiri Sera yang sedang fokus dengan laptop didepannya. Sepertinya gadis itu tengah menonton film.

"Ya ampun Mey, lo abis diapain sama Nathan sampai mata lo jadi sembab gitu ?Berani-beraninya dia bikin lo nangis, biar gue kasih pelajaran tuh orang." gadis cantik itu terkejut sahabatnya kini berada di rumahnya. Setahunya tadi Meyra pulang bersama Nathan. Namun kini malah tiba-tiba ada di rumahnya dalam keadaan sehabis menangis.

"Nathan Sera, aku kesel banget sama dia." Meyra memeluk Sera erat melampiaskan emosinya. Sera balik memeluk Meyra, mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Emang dia ngapain lo ? Ceritain semuanya ke gue !" Sera menarik gadis itu untuk duduk di ranjangnya. Meyra memang langsung menuju kamar Sera tadi saat sampai rumahnya.

Meyra menceritakan semua yang terjadi. Mulai dari dirinya yang ingin menemui Nathan dikelasnya, tapi ternyata cowok itu bersama dengan Fiona, sampai pertengkarannya hari ini dengan Nathan. Lebih tepatnya sih, dia yang tidak bisa menjaga emosinya. Ia meluapkan semua yang dirasakan pada pemuda itu.

"Aku kesal karena alasan yang dia berikan malah bikin aku emosi. Dia tuh kenapa gak bisa tegas sih. Katanya dia mau perjuangin aku balik, tapi apa ? Dia jaga perasaan aku aja gak bisa. Apa dia bohong ya Sera kalo dia bilang udah suka sama aku dan mau perjuangin aku ?"

"Nathan kayaknya emang gak enakan deh orangnya Mey buat nolak. Terus menurut gue ya, dia tuh kemungkinan baru pertama kali suka sama seseorang dan gak tau harus bersikap kayak gimana. Ditambah dengan sikapnya yang gak enakan tadi ya, jadi akhirnya begitu deh." Sera menjawab pertanyaan Meyra dan memberinya penjelasan sesuai logika yang dipikirkan.

"Bener juga sih, sama apa yang kamu bilang barusan Sera." Meyra setuju dengan jawaban yang diberikan Sera padanya, terdengar masuk akal.

Tapi yang namanya Meyra sudah trust issue duluan, membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Karena mendapat penglihatan di mimpinya dimana Nathan terlihat bucin pada Fiona. Ia sangat takut hal tersebut menjadi kenyataan dan Nathan mengalami hal yang sama seperti yang ia lihat dalam mimpinya.

Harusnya dia tidak perlu marah sampai seperti itu pada Nathan. Ia jadi menyesali perbuatannya sekarang. Meyra merasa dirinya terlihat seperti gadis pencemburu. Status saja bahkan belum jelas diantara keduanya.

"Ya ampun malunya aku" Meyra membawa kedua tangannya untuk menutupi wajahnya.

"Hahaha malu kenapa Mey ?" Sera tergelak melihat kelakuan sahabatnya itu yang lucu.

"Karena udah marah-marah ke Nathan. Harusnya aku gak usah segitunya ke dia, ya ampun." Sera menepuk pelan puncak kepala Meyra.

"It's okay Mey, lo wajar kok marah. Gue kalo jadi lo juga bakal marah ngeliat cowok yang deket sama gue malah deket sama cewek lain. Udah ya jangan nangis lagi. Kata lo kan cewek cantik kayak kita gak pantas buat nangis cuma gara-gara cowok, oke ?" Meyra menganggukkan kepalanya setuju.

"Makasih ya Sera, aku beruntung banget punya sahabat kayak kamu. Sayang Sera banyak-banyak." Meyra kembali memeluk Sera dan disambut hangat oleh gadis itu.

"Gemes banget si, jadi pengen nyekek lo nih." gurau Sera yang dibalas Meyra delikan tajam.

"Ih Sera sikopet, Meyra gak like ah." Meyra langsung melepaskan pelukannya dari Sera dan menjauh darinya.

"Hahaha"

"Sekarang terserah lo Meyra mau lanjut untuk perjuangin Nathan atau lo berhenti dan biarin dia aja yang perjuangin lo balik. Gak masalah kok kalo lo berhenti sebelum waktu yang lo janjiin ke dia. Toh dia juga udah mengakui kalo punya perasaan yang sama kan sekarang. Apapun itu keputusan lo, gue bakal dukung." puas tertawa, Sera memberikan petuahnya pada Meyra.

"Iya Sera, makasih ya." Sera mengangguk dan memberikan senyuman tulusnya pada Meyra.

Meyra memutuskan untuk menginap di rumah Sera, karena tidak memungkinkan untuk pulang dengan matanya yang sembab akibat menangis terlalu lama.

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

"Ada masalah ya sama Meyra ?" tanyanya pada sang anak yang terlihat melamun.

"Eh Daddy" Dominic lalu duduk di sebelah Nathan. Ingin mendengar anak itu agar bercerita padanya.

"Daddy tadi liat gadis itu keluar dari rumah ini. Dia kayak yang habis nangis gitu." Nathan menganggukkan kepalanya membenarkan.

"Iya Dad, Nathan yang udah buat Meyra nangis. Nathan ngerasa bersalah banget." pemuda itu mengakui bahwa tindakan yang dilakukannya menyakiti hati perempuan yang ia suka.

"Jadi apa masalahnya ?" Dominic bertanya dengan raut muka penasaran. Nathan menceritakan semuanya pada sang Ayah tanpa terkecuali. Dominic mengangguk-anggukkan kepalanya usai mendengar penjelasan dari Nathan.

"Gini ya son. Kita sebagai lelaki harus bisa bersikap tegas, jangan gampang gak enakan sama orang. Apalagi kamu sudah menentukan pilihan hatimu untuk siapa kan, bahkan berniat untuk memperjuangkannya. Wajar dia marah karena kamu sudah bilang menyukainya dan ingin memperjuangkan dia. Tapi apa yang dia lihat, kamu malah dekat dengan perempuan lain. Walau memang kamu tidak suka dan tidak ada hubungan apa-apa, lebih baik cepat jelaskan. Karena pada dasarnya sifat alami perempuan itu cemburuan dan seringkali overthinking jika tidak mendapatkan kejelasan." jelas Dominic panjang lebar sembari merangkul bahu Nathan.

"Gitu ya Dad. Nathan bakal belajar dari kesalahan Nathan kali ini agar tidak terjadi lagi di masa depan. Entah kenapa Nathan takut kalo sampai Meyra pergi dari hidup Nathan karena hal ini." Dominic menepuk-nepuk bahu Nathan sembari tersenyum.

"Bagus itu kalo kamu bisa belajar dari kesalahan yang udah kamu buat. Kamu minta maaf ke Meyra, tunjukin ke dia bahwa perasaan yang kamu punya untuk dia itu nyata. Bukan sekedar omongan belaka. Daddy bakal dukung kamu sama Meyra sampai menikah. Dia cocok buat jadi menantu keluarga ini."

"Apa sih Daddy, tiba-tiba ngomongin nikah aja." ucap Nathan malu, mendengar perkataan Daddy nya barusan.

"Hahaha gak apa-apa kali. Gak usah malu gitu, santai aja. Emang kamu gak mau nanti nikah sama Meyra, hm ?"

"Mau lah Dad" jawab Nathan penuh antusiasme yang terkobar dalam kedua bola matanya.

"Hahaha, itu kamu mau."

"Oh iya Dad, ada satu lagi yang mengganggu."

"Apa itu ?"

"Meyra dijodohkan dengan Gale. Cowok yang beberapa hari lalu pukulin Nathan. Tapi itu karena Papanya Gale si yang ngancem Papanya Meyra biar setuju." jelas Nathan pada Daddy nya.

"Gampang itu mah, biar jadi urusan Daddy. Oke son ?"

"Makasih Dad" Dominic menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada Nathan. Pemuda itu bisa merasakan bahwa Ayah kandungnya ini menyayangi dirinya dengan tulus. Syukurlah harapannya bisa menjadi nyata.

1
April Lia
yahhh lanjutanya dong kak,,,,,,
qinaiza: Sudah up ya. Makasih udah ikutin cerita ini dan juga buat like serta komennya 💕
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!