Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Kim akhirnya mengalah,menonton drama keluarga yang cukup mengaduk emosi dan air mata.Tentu malah sekarang Vihaan yang ganti tertawa melihat wajah sembab Kim usai menonton drama tersebut.
"Kasihan ya,sedih sekali ceritanya"komentar Kim ketika mereka keluar dari bioskop.
Kim sempat pergi ke toilet demi memperbaiki penampilannya usai menangis bombay karena cerita yang menurutnya cukup sedih.
Kini keduanya memutuskan untuk makan malam di salah satu resto di dalam mall.
"Vihaan apa mungkin ya papa kandungku kayak pemeran film tadi,maksudnya dia pergi tanpa kabar tapi ternyata demi menutupi sebuah rahasia menyedihkan seperti itu?"celoteh Kim menatap Vihaan seolah meminta jawaban.
"Tidak semua punya kesamaan kisah Meera,setiap orang punya cerita hidup yang berbeda.Aku tidak bisa menyimpulkan hal itu,karena kita juga tidak tahu seperti apa yang sebenarnya"ujar Vihaan bijak.
"Kamu benar,mungkin kisah kedua orangtuaku berbeda.Tapi,terkadang aku penasaran siapa sebenarnya papa kandungku,bagaimana rupanya dan kenapa dia pergi begitu saja"kata Kim malah terlihat sedih sekarang.
Vihaan merasa menyesal dengan keputusannya untuk menonton drama keluarga,lebih baik dia ikut menonton film horor kalau tahu malah membuat Kim jadi sedih seperti sekarang ini.
"Maafkan aku Meera,gara-gara menonton film tadi kamu malah jadi sedih.Tapi aku paham,kamu memang berhak tahu soal papa kamu dan memang lumrah jika pertanyaan itu terlintas di benakmu"kata Vihaan pelan.
"Tidak perlu Vihaan,aku tidak ingin mama sedih karena pertanyaanku tentang papa kandungku.Lihatkan sejak papa kandungku pergi mama tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun lagi,apalagi membicarakan pernikahan hingga aku dewasa.Pasti luka hati mama sangat besar karena ulah papa kandungku itu"ujar Kim pelan.
"Hmm,sudah tidak perlu di pikirkan.Jika kamu memang ingin tahu siapa papa kandungmu biar aku bantu cari tahu tanpa perlu bertanya pada tante Khumaira.Sekarang makan makananmu biar aku antar pulang"ujar Vihaan lembut.
Kim menurut,menyantap makanan yang terasa tidak enak dirasanya sekarang.Padahal itu adalah menu favoritnya.
Dalam hati Vihaan mengutuk dirinya sendiri.Bagaimanapun juga pertanyaan itu muncul karena menonton film pilihannya.Harusnya ia lebih mempertimbangkan lagi pilihannya tadi.
"Maafkan aku Meera,aku sudah membuatmu sedih"gumam Vihaan pelan,tapi masih bisa di dengar oleh Kim.
"Bukan salahmu Vihaan,aku saja yang terlalu baper karena ceritanya begitu menyedihkan"ucap Kim dengan wajah tertunduk.
Bohong jika selama ini tidak ada rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa lelaki yang berstatus sebagai papa kandungnya,lelaki yang juga tega menyakiti hati sang mama hingga luluh lantak dan meninggalkan sakit hingga sekarang.
Dia hanya ingin jawaban dari lelaki itu,alasan apa sehingga dia tega menorehkan luka teramat dalam di hati sang mama.Apa tak seberharga itu mereka di mata lelaki itu sehingga dengan mudahnya pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas.
"Tidak apa-apakan jika aku membenci dia?"tanya Kim parau.
"Itu hak kamu,mungkin memang dia pantas mendapatkan itu karena ulahnya.Sudahlah jangan sedih lagi Meera.Nanti apa kata tante melihat wajahmu seperti itu saat pulang,bisa-bisa aku di hajarnya karena tidak bisa membuat putri kesayangannya happy"ucap Vihaan sedikit bergurau.
Kim tersenyum,menepuk bahu Vihaan yang hanya tertawa sambil mengusap rambut gadis itu lembut.
"Nah itu lebih baik,aku janji Meera akan mencari tahu siapa dia,tanpa harus membuat tante harus mengingat bajingan itu lagi"kata Vihaan bertekad.
"Iya,tapi jangan sebut dia bajingan.Dia tetap papa kandungku juga"kata Kim pelan.
"Iya,maaf.Aku hanya merasa sedikit kesal"kata Vihaan lagi.
Setelah keduanya makan,mereka segera bergegas pulang.Walaupun Khumaira telah memberi ijin bukan berarti mereka pantas untuk pulang larut malam.
****
Sam dan Vecia menghabiskan waktu bersama.Mungkin benar,pernah merasakan sakit yang sama seolah mereka menemukan teman seperjuangan.
Memang sejak hari itu Sam dan Vecia menjadi dekat satu sama lain,saling bertukar kabar atau kadang menghabiskan waktu berdua.
Jelas saja,waktu Vecia tak lagi banyak bersama Juan.Jika dulu gadis itu selalu menemani Juan kemanapun tapi tidak sekarang,hal itu di pergunakan oleh Celia dengan sangat baik.
Celia merasa senang,karena Vecia seperti sengaja menjauhi Juan.
"Sendirian saja,Vecia mana?"tanya Celia mendekati Juan yang tengah duduk sendiri di salah satu meja kantin.
"Ada urusan,dia bukan baby sister aku jadi tidak harus menemani aku setiap waktu"ucap Juan ketus.Moodnya memang sedang tidak baik-baik saja sejak kejadian Kim menolaknya dan sekarang juga Vecia malah seolah menjauh darinya.
"Hmm,tapi apa kamu tidak sadar jika mungkin saja Vecia lelah dengan sikapmu yang tak bisa berubah.Atau mungkin juga Vecia sadar jika kamu tidak bisa ia gapai karena rasa cintamu pada Kim yang terlalu berlebihan.Padahal Kim sendiri sudah menolakmu bukan?"ucap Celia sambil tersenyum.
Juan menatap Celia dengan tajam.
"Darimana kamj tahu?"tanya Juan.
"Aku tahu sendiri Juan,mudah saja untuk menebak alurnya.Lagian jelas saja Kim lebih memilih Vihaan si tampan kaya raya yang dewasa dan penyayang ketimbang kamu yang slengekan dan tidak bisa bersikap baik dan romantis sama sekali"jawab Celia panjang.
"Tidak usah sok tahu Celia,kamu pikir Vihaan dan Kim pacaran dari mana?mereka itu hanya sebatas sahabat"elak Juan masih tak terima.
"Ckckck,lihat ini dan kamu bisa menyimpulkan sendiri"kata Celia menyodorkan foto ketika Vihaan dan Kim antri membeli tiket bioskop dan ketika mereka makan malam di resto di layar ponselnya
Juan mendengus kasar,jujur saja dia cemburu melihat sikap manis Vihaan di foto itu.
"Tidak ada teman biasa yang bisa semanis itu kalau bukan hubungan pacaran"sindir Celia dengan senyum puas.
"Masih tidak mengakui juga,sudahlah Juan bahkan Vecia memilih mundur daripada bertahan di sisi kamu.Karena apa?kamu egois dan tidak mau peduli pada perasaan orang lain selain Kim,apa di otakmu itu isinya hanya ada Kim saja?"kata Celia lagi.
"Diam!"bentak Juan keras.
Cukup membuat Celia tersentak kaget.
"Aku tidak butuh saranmu,jadi kamu pikir aku akan sedih jika Vecia pergi?tidak sama sekali Celia.Kamu salah,Vecia hanya sahabatku dan kamu tidak perlu ikut campur urusan aku.Aku tidak butuh itu!"sentak Juan marah.
"Pergi kamu dari sini,jangan ganggu aku!"timpalnya.
"Egois kamu Juan,kamu akan menyesal karena sikapmu ini"kata Celia lantas berlalu dari sana.
Mery yang kebetulan melintas hanya bisa menggeleng pelan.
"Rumit juga drama perkampusan ini"ucapnya lantas berlalu takut jadi korban ketantruman Celia jika tiba-tiba gadis itu kumat.
"Hhu,kapan libur sih biar aku bisa healing?"ucapnya lagi.
Juan menarik napas panjang.Jelas saja dia gusar,dan Celia menambah kadar kegusaran itu sendiri.
Ia memutuskan menghubungi Vecia namun tidak di angkat oleh gadis itu.
"Masa sih Vecia menghindar dariku?bukannya dia mendukungku selama ini ya?"gumam Juan dengan raut bimbang.
"Ah mungkin sekarang dia sedang sibuk"pikir Juan lagi sambil berusaha meredahkan gemuruh di hatinya sendiri.
Dan,ya Vecia memang sedang sibuk.
Sibuk bersama Sam yang selalu membuat ia merasa bahagia dan nyaman.
Mereka bisa betah mengobrol berjam-jam,membahas tentang kuliah atau hal-hal receh lainnya.
Vecia bahkan mulai jarang berkunjung ke rumah Juan.
Malah ia sudah mengenalkan Sam pada Lily sang mami yang juga merasa cukup senang karena Vecia punya teman sesantun dan sebaik Sam.
Lily menilai Sam sebagai pemuda yang sopan dan baik.Bahkan Lily tidak mempersoalkan jika Sam hanya seorang anak yatim piatu yang berjuang sendiri demi masa depannya.
"Tante lebih suka anak muda yang mau berusaha sendiri sepertimu daripada anak muda yang hanya mengandalkan harta orangtuanya.Itu artinya kamu mandiri dan bertanggung jawab"puji Lily kala itu,ketika Vecia mengajak Sam berkunjung di rumahnya.
Sam memang tidak pernah berbohong tentang identitas dan statusnya.
Toh dia dan Vecia tidak punya hubungan khusus,jadi ia tidak harus merasa takut jika di cibir atau di remehkan oleh orangtua temannya itu.
"Makasih tante,bersyukur aku bertemu dengan orang sebaik tante yang tidak memandang seseorang dari segi materinya"balas Sam sambil tersenyum.
"Sam,materi itu bisa di usahakan.Moral dan pekerti itu susah untuk di bentuk sekalipun di beli dengan uang.Tante salut,kamu mau berusaha sendiri,bahkan kata Vecia kamu punya usaha sendiri sekarang ini"kata Lily menatap Sam yang hanya tersenyum lembut.
"Kecil-kecilan tante,setidaknya aku tidak perlu mengemis kan?"kata Sam membuat Lily tertawa.
"Benar sekali,Vecia kamu harus belajar banyak dari Sam tentang kemandirian"kata Lily Pada sang putri.
"Tentu mami,malah sekarang Vecia mulai berpikir untuk memulai bisnis kecil-kecilan seperti Sam.Setidaknya untuk diriku sendiri dan orang yang mungkin membutuhkan pekerjaan"kata Vecia sambil menatap Sam dengan tatapan kagum.
Hari ini Vecia melihat hal baru,sang mami yang biasanya tak mudah akrab dengan orang baru malah berbincang hangat dengan pemuda itu.
Pembawaan Sam yang tenang dan sikap hangatnya membuat Lily merasa nyaman berbicara dengan pemuda itu.
"Jaga baik-baik Vecia jika di kampus.Tante percaya kamu lelaki yang baik Sam"kata Lily tulus.
"Iya tante,Vecia itu gadis yang baik,aku pasti akan menjaga dia dari orang lain bahkan diriku sendiri"kata Sam mantap membuat Lily semakin kagum saja.
Sementara Vecia,dia merasa bersyukur bisa kenal dekat dengan Sam.
Setidaknya dengan Sam,ia banyak melakukan kegiatan positif seperti ini.Menemani sang mami ketika pulang kuliah atau membicarakan rencana bisnis dan progres kuliah masing-masing tanpa harus merasa kesal dengan urusan hati.
Sam telah membuat pandangan Vecia berubah total.Gadis itu mulai banyak belajar tentang kehidupan.
Dan tanpa Sam sadari jika ada setitik rasa mulai tumbuh di hati Vecia secara berlahan untuk dirinya.