Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Sakitnya jatuh cinta.
Bang Bayu tidak melihat Bang Rilo sholat di masjid Batalyon. Ia menduga pasti sahabatnya itu sedang tidak enak badan pasalnya saat acara kemarin pun sahabatnya itu tidak begitu banyak bicara.
:
cckkllllkk..
"Ril..!!" Pintu kamar Bang Rilo terbuka. Tak ada suara jawaban dari kamar Banh Rilo membuat Bang Bayu penasaran.
Kamar tersebut begitu gelap tidak ada tanda si empunya kamar berada di sana. "Riloo..!!!!!" Panggil Bang Bayu sekali lagi.
Kening Bang Bayu berkerut kemudian ia berlari dengan langkah besar menuju rooftop mess perwira.
Benar saja, sesampainya Bang Bayu di sana, Bang Rilo sudah terkapar bertelanjang dada. "Astaghfirullah.. Riloooo..!!!!!" Bang Bayu segera membantu sahabatnya. "Badanmu 'panas' sekali, Ril..!!"
...
Bang Yusril dan Bang Bayu menemani Bang Rilo di rumah sakit. Agaknya mereka cukup cemas dengan keadaan Bang Rilo.
"Nggak apa-apa. Rilo hanya kecapekan, di tambah kecelakaan kemarin membuat daya tahan tubuhnya semakin menurun." Kata dokter di hadapan Bang Bayu dan Bang Yusril.
Bang Bayu mengangguk, ia sempat menyangka sahabatnya itu tengah putus cinta karena pengakuan Lira semalam tapi saat mendengar penjelasan dari dokter, hatinya pun tenang.
"Terima kasih banyak, dok." Bang Yusril pun mengantar dokter hingga keluar dari kamar rawat Bang Rilo.
"Ril, aku kira kamu sakit karena patah hati. Syukurlah kalau hanya kecapekan." Ujar Bang Bayu.
Bang Rilo hanya bisa tersenyum tipis. Banyaknya masalah yang terus berputar dalam pikiran membuatnya kehilangan banyak tenaga.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Bang Bayu.
"Nggak usah, aku nggak selera makan." Jawab Bang Rilo.
Bang Yusril mengarahkan Bang Bayu agar membelikan sarapan untuk Bang Rilo. Segera setelah itu Bang Bayu keluar dari ruang rawat.
Setelah memastikan Bang Bayu pergi, Bang. Yusril menatap wajah Bang Rilo. "Sebenarnya ada apa???? Kenapa keadaannya semakin rumit???"
"Apanya yang rumit? Lira memang ada hati dengan Bayu. Sebesar apapun aku berusaha jika memang takdir Lira milik Bayu, aku bisa apa??" Kata Bang Rilo.
"Kamu nyerah??? Aku rasa malah Lira ada hati denganmu."
"Bukan nyerah.. Bukankah kita pun harus punya adab. Tidak menjadi penengah dan menjadi perusak dalam hubungan. Lagipula Lira sendiri sudah mengatakan bahwa dia memang mencintai Bayu. Rasanya tidak etis kalau bersinggungan dengan kawan sendiri masalah perempuan." Jawab Bang Rilo.
"Benar hanya itu saja?" Desak Bang Yusril yang paham sifat para sahabatnya luar dalam.
"Aku ragu perasaanku ini karena memang aku menyukai Lira karena cinta dan sayang atau.. hanya karena mata itu adalah mata milik Rasya."
Sungguh Bang Yusril kaget mendengarnya. Ternyata sahabatnya itu tidak menyadari perasaannya sendiri.
"Jika kamu hanya memikirkan 'mata', kamu tidak akan tumbang dan serapuh ini. Kamu juga tidak akan geram melihat Lira berlenggak-lenggok bernyanyi di hadapan 'anak-anak'. Kamu ini kenapa sih Ril???? Baru kali ini aku lihat kamu selemah ini masalah perempuan. Kehilangan Rasya juga tidak membuatmu sampai seperti ini. Kamu nggak mau lagi berbagi sama aku??" Kata Bang Yusril.
"Aku hanya tidak ingin Lira tidak bahagia karena terpaksa memilih aku. Jika bahagia Lira memang bersama Bayu, aku rela, aku ikhlaskan segalanya demi Lira." Jawab Bang Rilo.
//
Lira sampai lemas sesenggukan di hadapan Anriya. Sejak kemarin Lira memang banyak menangis dan Anriya pun ikut kesal sekaligus kasihan melihat Lira.
"Kenapa kamu tidak menerima Om Rilo???? Aku tau dia sangat mencintaimu, Ra."
"Aku dengar dari Abangku, mataku ini adalah mata almarhumah kekasihnya Om Rilo. Aku hanya sebatas pelarian, tidak mungkin ada laki-laki yang mau melamar tanpa wanita tanpa ada hubungan sebelumnya. Kalau aku menerima pinangannya, aku hanya menjadi bayang semu dalam hidupnya." Jawab Lira.
"Lalu bagaimana dengan Om Bayu??"
"Sama saja. Om Bayu sakit hati karena kekasihnya tidur dengan laki-laki lain dan laki-laki lain itu... Mas Priyadi."
"Haaaaaahh.. pantas saja kau tiba-tiba memutuskan hubungan dengan Mas Pri."
Lira mengangguk sedih. "Jadi menurut Bang Ribas, tidak ada yang benar di antara Om Rilo ataupun Om Bayu."
"Ya Allah Liraa.. sabar ya..!!" Anriya memeluk Lira dan mengusap punggungnya. "Tapi.. bolehkah aku tau.. siapa yang sebenarnya kamu suka??"
Lira menghapus air matanya dan menatap wajah Anriya.
"Sebenarnya, Lira suka sama Om.........."
:
Bang Bayu menghembuskan asap rokok. Terbersit senyuman getir dengan mata memerah. Namun tiba-tiba sentuhan tangan seseorang menyadarkan dirinya.
"Kenapa?? Kamu tidak percaya diri dengan jawaban Lira??"
"Iya. Aku merasa Lira bohong. Ada sesuatu yang di sembunyikan tapi entah apa." Ujar Bang Bayu.
Bang Yusril pun tersenyum namun penuh arti. "Kalau hanya ada rasa bersalah karena ulah mantan pacarmu pada Lira, lebih baik kau mundur teratur. Kasihan Lira, Bay..!! Tanpa sadar kau 'menguncinya'." Saran Bang Yusril.
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️