Mega J

Malam semakin diselimuti kegelapan, semua yang ada di meja makan saat itu telah menyelesaikan makan malamnya. Mega J dan Rajawali sesekali masih saling tatap. Dan tentunya tanpa sepengetahuan orang lain, karena orang lain tak akan menyadari interaksi obrolan jiwa yang dilakukan oleh keduanya.

Seusai makan malam, Hanna beranjak dari duduknya hendak berpamitan pulang kepada sang pemilik rumah.

"Yaudah kalau begitu kami permisi dulu karena sudah malam..." ucap Hanna.

Pemilik rumah baik itu Maya, Rajawali dan Bella pun ikut berdiri dari duduknya. Mereka mengantarkan tamunya sampai depan rumah, dan di depan rumah Karbala tengah berdiri menunggu kepulangan Mega J dan Hanna.

Saat Mega J melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah Rajawali, dia memperlambat langkahnya saat tiba-tiba.

"Tunggu, kamu tidak bisa pergi."

Suara dari jiwa Rajawali pada jiwa Mega J, dimana membuat langkah kaki Mega J menjadi pelan, dan Rajawali tengah mengantar tepat di depan pintu.

Tanpa ada suara, hanya percakapan melalui jiwa keduanya, hal itu pun tak diketahui baik itu oleh Hanna dan Maya juga yang lainnya.

"Kenapa anda masih menahanku untuk pergi Raja?!" ucap Megah J dengan tegas. Kini jiwa nya telah berhadapan dengan jiwa Rajawali. Meski raga keduanya sedang saling melepaskan kepulangan Mega J dan Hanna.

"Aku masih ada urusan denganmu!"

"Tidak bisa Raja... Maaf.... Hal ini akan membuat Hanna bingung dengan sikap ku yang begini...."

"Apa pentingnya Hanna! Tak perlu kau pikirkan apa yang dipikirkan oleh Hanna tentang mu! Kamu hanya perlu fokus untuk segera meninggalkan Singason!" bentak Rajawali.

Keduanya masih melanjutkan perdebatan di meja makan tadi, sama-sama keras kepala dan tak mau ada yang dikecewakan satu sama lain.

Sedangkan kini, Hanna tengah menyetirkan mobil, Mega J duduk tepat bersebelahan dengan tempat duduk samping sopir. Hanna tak begitu menggubris sikap aneh yang Mega J lakukan malam ini, namun tetap seperti biasanya. Tanpa mengobrol di dalam mobil, sepi.

Hanna tak mengerti, bahwa diamnya Mega J itu karena jiwa nya tak ada dalam raganya. Kini jiwa nya sedang tertinggal di rumah Rajawali. Bersama Rajawali kini saling berhadapan menyelesaikan urusan keduanya yang tadinya di meja makan belum selesai dibahas.

"Seenaknya anda mengatakan hal itu tentang Hanna di depanku!" Mega J geram mendengar perkataan Rajawali tentang Hanna.

"Kenapa kau marah?! Apakah kau menyimpan rasa tentang Hanna?!!"

"Hentikan Raja! Anda sudah keterlaluan! Dan untuk apa anda terlalu jauh pertanyaannya!! Itu bukan ranah anda!"

"Itu adalah ranahku! Setiap yang hidup di wilayah Kerajaan ku adalah ranahku! Hidupmu pun ranahku! Hanya aku yang bisa menentukan kamu berhak apa dan harus bagaimana! Mengerti kau!!!" Bentak Rajawali.

Mereka berdua berdebat semakin sengit. Benar-benar tak ada yang mengetahui perdebatan itu, walaupun itu terjadi di depan rumah Maya. tepatnya di halaman rumahnya.

"Sudah cukup!!! Aku sepertinya sudah waktunya melepaskan diri dari menjadi warga wilayah Kerajaan Rajawali! Aku menyatakan keluar!!!" balas Mega J dengan suara yang tak kalah lantangnya.

Rajawali mendengarnya semakin geram. Dia pun mengangkat tangannya dan mengeluarkan kekuatan yang tersimpan lama di dalam tubuhnya hendak dia keluarkan.

Kedua tangannya mengangkat, hendak menyemburkan sinar yang mengandung kekuatan. Sedangkan Mega J telah bersiap dengan kekuatan balasannya pula untuk menghadapi kekuatan dari Rajawali.

Namun tepat saat keduanya sama-sama mengangkat tangannya, tiba-tiba.

"Kemana Raja?!!" pekik Mega J.

Rajawali kini kembali di raganya. Maya tengah menggoyangkan tubuhnya sejak tadi karena Rajawali hanya duduk di sofa ruang tamu dengan diam saja tanpa bicara apapun, Maya yang khawatir pun menggoyangkan tubuhnya Rajawali.

"Pak.. Pak.. Kamu kok melamun sih?!"

.

.

lanjutannya besok 🥰