Kisahku Belum Usai

Setelah melaporkan hasil pengecekan proyek yang di lakukan pagi tadi hingga siang, kini Nindy kembali berkutat dengan pekerjaan yang sudah menunggunya sejak tadi.

Ceklekkkkk...

Pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka dan menampilkan seorang pria yang gagah dan tampan sekaligus cinta pertamanya, ya Ibra ternyata menghampiri sang anak kesayangannya dikantor setelah tadi terlibat sedikit percekcokan dengan sang istri.

" Papa... kok ga bilang mau kesini? sini masuk, udah makan belum? perasaannya lagi ga baik ya" Nindy yang menarik lengan sang ayah dengan lembut, menuntun untuk duduk disofa ruangannya.

Melihat perhatian sang anak, rasa bersalah dalam diri ibra semakin dalam bagaimana bisa anak sebaik dan sehebat Nindy harus mendapatkan perlakuan buruk dari Clara dan Amel.

" Satu-satu sayang jawabnya, udah berasa seleb apa papa dapet banyak pertanyaan hehe" Ibra kini duduk dengan posisi yang nyaman.

" Papa baik-baik aja tapi sedikit khawatir karena pagi tadi anak papa pergi sama cowok, kayaknya papa harus minta waktunya anak papa deh biar adil" candaan itu terlontar bebas dari mulut Ibra.

" Haisshh papa, kita makan disini aja ya pah gimana? Nindy baru juga sampai soalnya apa papa keberatan?" sebenarnya Nindy merasa lelah jika harus keluar.

Ibra mengangguk menyetujui permintaan sang anak, kini keduanya makan dengan obrolan dan candaan ringan membuat hati Ibra merasa sedikit lebih menghangat.

Ibra tidak berniat menceritakan kejadian siang tadi dirumah, karena merasa sangat tidak penting atas perasaan Clara toh Clara juga jarang sekali memikirkan perasaan Nindy bukan?.

" Bagaimana Nathan dek?" begitu selesai dengan kegiatan makan siang Ibra bukannya menanyakan tentang pekerjaan ini malah yang punya kerjaan yang ditanya.

" Hahh tiba-tiba gimana Nathan pah?" Nindy tentu saja kaget dengan pertanyaan sang papa yang lewat dari topik.

" Kamu sudah dewasa pasti tau maksud papa, tapi kalau pandangan papa dia baik malah minta izin setiap akan mengajak kamu pergi bukan hanya sama papa tapi sama kak Jo juga dia minta izin" Ibra memang tidak bohong karena Nathan memang selalu memberikan kabar untuk rencana mengajak anaknya pergi.

Nindy semakin mengerutkan keningnya, apakah memang sudah sejauh itu tapi dia masih bingung maksud dari Nathan apakah memang Nathan menyukainya atau hanya sekedar menganggapnya sama seperti Lily seorang adik yang harus dijaga oleh kakaknya.

" Hahaha gatau deh pah, oh iya pah ternyata mas Nathan itu kakaknya Lily loh aku malah baru tau" ucap Nindy yang membuat Ibra kaget.

Lily memang satu-satunya teman dekat Nindy yang sering main kerumah, bahkan ibra juga Jonathan mengenal dekat Lily tapi bisa-bisanya dia baru mengetahui jika Lily adalah adik kandung dari Nathan.

" Lohh yaudah pas dek cocok, terobos aja kata papa sih soalnya udah sama-sama tau satu sama lain keluarganya ya kan?" entah mengapa justru sang papa yang semangat.

" Hahaha papa ih kita gatau perasaan setiap orang gimana termasuk mas Nathan, lagian buru-buru amat mau kemana sih? takutnya kita yang kepedean pah" Nindy sengaja mengajak bercanda sang papa.

Kini Ibra dan Nindy melanjutkan obrolannya sampai akhirnya Ibra menemani sang anak untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai jam pulang kerja, tentu saja saat Nathan menjemput bertemu dengan Ibra bahkan meminta izin langsung kepada Ibra untuk mengajak Nindy jalan-jalan sebelum pulang.

🌟

" Night Drive pake motor gapapa kan?" ucap Nathan seraya memakaikan helm untuk Nindy.

Ya sore ini Nathan memiliki ide baru untuk mengajak Nindy berkeliling kota menggunakan sepeda motor lengkap dengan Hoodie yang ternyata couple dan tentu saja helm.

Entah kapan Nathan menyiapkan ini semua tapi Nindy begitu kaget tapi ada rasa senang ternyata diperlakukan dengan manis itu sangat indah, karena selama ini Nindy yang selalu menyiapkan keinginan revano sampai terakhir Revano merengek untuk meminta membuat cafe dan Nindy menyetujui.

" Mas, ini...." Nindy penasaran dengan Hoodie couple yang mereka gunakan.

" Aahh iya mas siapkan tadi setelah makan siang pas lewat depan toko ada Hoodie lucu jadi mas beli aja, ternyata pas ya dibadan kita" Nathan yang mengerti lirikan mata Nindy langsung menjelaskan.

Kini keduanya mengelilingi kota melewati jalanan dengan obrolan yang tidak habis topik, tentu saja membuat perjalanan semakin terasa lebih seru.

" Mau makan sate ga nin?" saat waktu menunjukkan jam makan malam Nathan langsung menawarkan menu makan malam yang bukan terserah seperti kebanyakan.

" Hmm boleh mas, di ujung jalan sama ada sate enak aku sama Lily langganan tapi dipinggir jalan gapapa?" Nindy sempat ragu karena takut Nathan merasa kurang nyaman akan tempatnya.

Tanpa banyak bicara nathan langsung melajukan kendaraannya menuju tempat yang dimaksud oleh Nindy, sesampainya disana ternyata Nathan juga adalah salah satu pelanggan warung sate membuat Nindy semakin kaget dibuatnya.

Keduanya makan dengan tanpa rasa jaim, bebas tanpa hambatan dengan diselingi obrolan yang seakan tidak ada habisnya topik pembicaraan mereka dengan berbagai ekspresi yang menemani.

" Mas makasih ya udah ajakin aku jalan-jalan pake motor, seru banget ternyata" Nindy yang sedang dibantu melepaskan helm oleh Nathan.

" Sama-sama nanti kita coba sunmori yaa pas weekend ke tempat yang lebih jauh" Nathan tidak melewatkan kesempatan yang ada.

" Hmm tapi weekend ini kan Lily nikah" ya ampun gemes banget sih Nindy.

" Haha kan weekend ada banyak nin, tenang aja ga akan kehabisan kok dan masa berlaku ajakan ini seumur hidup" nathan merapihkan rambut Nindy yang sedikit berantakan membuat tubuh Nindy membeku.

" Mau mampir dulu mas?" untuk menutupi rasa gugupnya Nindy mencoba mengalihkan.

" Besok lagi aja ini udah malem, kamu istirahat gih jangan lupa mandi pake air anget yaa" Nathan begitu perhatian membuat hati perempuan seolah meleleh seperti ice cream yang terkena sinar matahari.