~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
"Mang apa boleh Dinar berhenti di pertigaan sana saja?" Dinar menunjuk jalan yang ada di selurusan dengannya.
Sengaja Dinar turun ke jalan yang letaknya masih cukup jauh dari kampus karena merasa jika mobil mewah Bara akan menjaga pusat perhatian teman teman barunya nanti.
"Ya tentu boleh Nyonya," sahut Mang Surya langsung melajukan kendaraannya ke arah yang ditunjuk Nyonya Mudanya.
"Tidak, kita akan tetap turun di area dalam kampus. Jangan selalu bertindak semaunya sendiri! Bagaimana jika di jalan itu tiga tiba ada perampok dan melukaimu? Kau tidak berpikir sampai disana bukan!?"
Dinar seketika diam, semakin ia berbicara maka akan semakin salah di mata suaminya. Sampai di area parkir gadis itu segera keluar dari dalam mobil.
"Hubungi Mang Surya jika kau ingin pulang nanti!"
Bara hanya geleng geleng kepala ketika melihat istrinya berlarian menuju tengah lapangan. Walau tak menjawab tapi ia yakin istri kecilnya akan menuruti semua kata katanya.
"Kita langsung ke perusahaan Mang! Anom bilang ada tamu yang sangat penting hari ini. Mungkin maksud Anom salah satu klien kita yang tinggal di negara tetangga."
Tapi sampai di perusahaan dahinya mengernyit ketika melihat seorang wanita cantik duduk di ruang tunggu yang letaknya ada disamping meja resepsionis.
"Sayang...."
*
"Tante Wening!"
Wening menoleh ketika mendengar suara seorang gadis memanggil namanya. Siang ini dia sengaja keluar ke sebuah supermall untuk membeli beberapa baju yang bisa dipakai untuk kuliah sang menantu. Dan ini adalah pertama kalinya ia keluar mansion setelah kematian putranya.
Malam ini rencananya ia akan memberikan kejutan pada menantunya. Dia akan datang untuk mendengar cerita bagaimana pengalaman Dinar di hati pertama kuliahnya.
Wanita itu mengangkat satu sudut bibirnya ketika melihat seorang gadis mendekat padanya. Satu tangannya terangkat ketika penjaga ingin mencegah gadis itu, seakan mengatakan untuk membiarkan gadis itu mendekati dirinya.
"Tante...Anin seneng bisa bertemu dengan Tante disini. Sebenarnya dari kemarin Anin ingin sekali datang ke mansion untuk mengucap bela sungkawa. Sungguh...bukan hanya Tante yang kehilangan, Anin sangat mencintai Krisna."
Anindita memeluk tubuh Wening dengan tangisan yang memilukan, berharap wanita parubaya itu tahu jika ia pun merasa sangat kehilangan. Aktingnya harus sempurna kali ini.
"Ayo duduk dulu, jangan begini ...tidak baik jika orang orang melihatmu menangis seperti ini. Kau adalah seorang publik figur, apapun yang kau lakukan akan menjadi perhatian banyak orang."
Anindita menurut ketika Wening membawanya ke meja tunggu yang ada di dalam gerai baju yang sedang mereka kunjungi. Yansen benar, jika akan lebih mudah meraih hati Wening daripada harus bersusah payah minta maaf pada Malik Wirabumi ataupun Anom Wijaya.
"Anin ingin minta maaf Tante, Anin tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa malam itu. Ada yang ingin menjatuhkan nama Anin dengan memberi Krisna...."
"Cukup...cukup....aku tidak mau mendengar apapun tentang apa yang terjadi malam itu. Tante sudah ikhlas, Krisna sudah bahagia di kelilingi para bidadari surga. Kau tidak ada syuting hari ini?" tanya Wening tanpa melihat lawan bicaranya, dia tampak mengambil ponsel dari dalam tas dan mengetikkan sesuatu disana.
"Sampai matipun Anin akan tetap selalu mencintai Krisna!"
"Jangan berkata seperti itu karena setiap kata adalah doa. Kita tidak akan pernah tahu doa mana yang akan dikabulkan Tuhan."
tidak pernah membuat tokoh wanitanya walaupun susah tp lemah malahan tegas dan berwibawa... 👍👍👍👍
💪💪