Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Setelah makan siang dengan Roseline di restoran, William mengantarkan Roseline pulang ke mansion, dan setelah itu dirinya pergi ke restoran ysng lain, karna dirinya ada janji dengan rekan bisnisnya dari luar kota untuk membahas kerja sama.
William sudah tiba di restoran yang menjadi tempat dirinya akan membahas pekerjaan dengan rekan bisnisnya, dan William juga sudah melihat keberadaan asisten Hans dan Audrey.
'' Tuan '' sapa asisten Hans membungkukkan badannya.
Sedangkan Audrey yang melihat dasi William sedikit miring tangannya terangkat untuk membenarkannya, namun William segera menepisnya.
'' Mau apa '' ujar William dingin.
'' Dasi Kak William miring, aku mau bantu merapikannya '' sahut Audrey tersenyum lembut.
'' Tidak perlu, aku bisa sendiri '' cetus William segera membenarkan dasinya.
Audrey hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan kecewa.
Dan tak berselang lama orang yang di tunggu oleh William datang, dan keduanya saling berjabat tangan.
'' Apa kabar Tuan William '' sapa pria yang menjadi rekan bisnis William.
'' Baik, silahkan duduk '' balas William.
Keduanya lalu duduk, begitu juga dengan asisten Hans dan Audrey dan juga asisten dari rekan kerja William, mereka kini duduk dalam satu meja yang berukuran besar, dan juga William memilih ruang vip untuk pertemuan keduanya, agar lebih leluasa untuk membahas bisnis.
Satu jam kemudian pembahasan kerja sama mereka selesai, dengan tandatangan perjanjian dari kedua belah pihak, dan setelah itu rekan bisnis William berpamitan pergi, begitu juga dengan William dia juga segera meninggalkan restoran.
'' Hans, setelah ini apa lagi jadwalku ?''
'' Tidak ada Tuan '' sahut asisten Hans sembari fokus mengemudi.
Sedangkan Audrey dia hanya diam saja, lebih tepatnya Audrey sedang menahan kesal, karna tadi saat akan naik mobil di parkiran restoran, Audrey yang hendak masuk ke jok belakang, William langsung melarangnya, dan menyuruh dirinya untuk duduk di samping jok kemudi.
'' Berhenti di toko bunga '' ujar William.
'' Baik Tuan '' sahut asisten Hans.
Audrey yang awalnya menahan kesal tiba tiba langsung tersenyum, dia berfikir William meminta berhenti di toko bunga, untuk membelikan bunga untuknya, karna dia ingat dulu jika William sudah membuatnya kesal, maka William akan menebus kesalahannya dengan memberinya bunga kesukaannya.
Setiba di toko bunga William segera keluar dari dalam mobil, dan masuk ke dalam toko bunga, sedangkan Audrey dia memilih berada di dalam mobil, Audrey terus tersenyum karna sudah tidak sabar menunggu William memberikan bunga padanya dan memeluknya untuk menebus kesalahannya, seperti yang selalu William lakukan dulu.
Sedangkan di dalam toko bunga, William bingung sendiri ingin membeli bunga apa, yang mana membuat asisten Hans merasa heran.
'' Tuan, mawar putihnya di sebelah sana '' tukas asisten Hans, karna dia berfikir jika William akan membelikan bunga untuk Audrey, karna dulu Tuannya selalu membelikan Audrey bunga mawar putih.
'' Apa Roseline suka mawar putih ?'' tanya William yang mana membuat Asisten Hans terkejut.
'' No,, Nona Roseline, jadi anda ingin membelikan bunga untuk Nona Muda '' tukas asisten Hans dengan raut wajah terkejutnya.
William menganggukkan kepalanya, tidak perduli dengan reaksi asistennya yang terkejut karna ulahnya.
'' Kenapa kamu tidak jawab, apa Roseline suka mawar putih ?'' tanya William lagi.
Asisten Hans langsung gelagapan, dia mana tahu Nona Mudanya suka bunga apa, dia menunjuk mawar putih karna dia fikir Tuannya akan membelikan untuk Audrey.
'' Maaf Tuan, sa,, saya tidak tahu '' jawab asisten Hans yang langsung mendapat tatapan tajam dari mata elang milik William.
'' Ck '' decak William kesal.
Asisten hanya menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
'' Maaf, Tuan ingin mencari bunga apa ?'' tanya si penjaga toko bunga karna melihat William yang terlihat bingung mencari bunga.
'' Aku juga tidak tahu, yang jelas bunganya untuk istriku '' jawab William.
Penjaga toko itu tersenyum mengangguk, lalu dia masuk ke dalam dan tak berselang lama penjaga toko itu keluar sembari membawa buket bunga mawar merah dan mawar merah muda yang di rangkai menjadi satu buket.
'' Bunga ini sepertinya cocok untuk anda berikan pada istri anda '' ujar penjaga toko.
William mengamati sebentar buket bunga mawar yang di bawa oleh si penjaga toko, lalu William mengambilnya setelah merasa jika buket mawar itu cocok untuk ai berikan pada Roseline.
'' Hans, bayar bunganya '' ujar William lalu melangkah pergi.
Dan asisten Hans segera membayar bunganya, setelah itu bergegas menyusul Tuan Mudanya yang hampir sampai di samping mobil.
Di dalam mobil Audrey merapikan rambutnya yang menurutnya terlihat berantakan, dia sudah tidak sabar menunggu William memberikan bunga padanya, namun saat menoleh ke arah toko senyum Audrey langsung lenyap, saat melihat bunga yang di bawa oleh William bukan mawar putih kesukaannya.
'' Kenapa Kak William membeli mawar merah, bukannya dia sangat tahu betul kalau aku paling suka mawar putih '' gumam Audrey.
'' Atau jangan jangan Kak William lupa, ya,, aku yakin,, pasti kak William lupa '' monolog Audrey meyakinkan dirinya.
Audrey buru buru menghadap lurus ke depan, saat melihat William yang semakin mendekati mobil, namun Audrey mengerutkan dahinya saat mendengar pintu jok belakang yang di buka.
Brak
Audrey melirik William dari kaca sepion, dan melihat William yang hanya diam saja sembari mengusap bunga mawar yang di bawanya.
Selama mobil kembali membelah jalan, Audrey terus bertanya tanya, apakah William sengaja tidak memberikan bunganya sekarang, karna perlu mencari tempat agar terlihat lebih romantis pikirnya.
Namun Audrey mengerutkan dahinya, saat menyadari jika jalan yang di lalui adalah jalan menuju mansion tempat tinggal William dan Roseline.
'' Kak, kenapa kita ke mansion Kakak ?'' tanya Audrey menoleh kebelakang.
William mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Audrey.
'' Di perusahaan sudah tidak ada pekerjaan, jadi aku pulang '' tukas William.
Audrey semakin bingung, dan saat ingin menanyakan prihal bunga yang di bawa William, mobil yang membawa mereka sudah berhenti di depan teras mansion, dan asisten Hans segera membuka pintu mobil untuk Tuannya.
Audrey bergegas keluar dari dalam mobil, saat melihat William yang sudah berjalan masuk ke dalam mansion.
'' Kak William tunggu!! '' seru Audrey mengejar William yang hendak masuk ke dalam mansion.
'' Ada apa ?'' tanya William membalikkan badannya.
'' Kak, bunga itu untuk siapa ?'' tanya Audrey.
'' Untuk,,,, '' William tidak melanjutkan perkataannya saat melihat Roseline yang juga akan masuk ke dalam mansion sembari menenteng kantong kresek di tangannya.
Lalu William melewati Audrey dan menghampiri Roseline. '' Darimana ?'' tanya William.
'' Dari mini market '' jawab Roseline.
'' Beli apa ?'' tanya William lagi.
'' Tidak perlu tahu '' jawab Roseline acuh, karna dia membali pembalut, jadi tidak mungkin mengatakan pada William apa yang di belinya.
William mengangguk anggukkan kepalanya.
Roseline baru menyadari jika wanita yang berdiri di belakang William adalah Audrey.
'' Kenapa kalian berdiri di sini ?'' tanya Roseline.
'' Aku baru datang, dan melihatmu juga baru datang '' jawab William.
'' Oh, iya, ini bunga untukmu '' ucap William memberikan buket mawar yang di bawanya pada Roseline.
Sedangkan Audrey langsung membulatkan kedua matanya terkejut, dia tidak menyangka ternyata William membeli bunga mawar untuk Roseline, karna dia fikir William membelinya untuk dirinya.
'' Aku tidak tahu kamu suka apa tidak dengan bunganya, kalau kamu tidak suka buang saja '' ujar William saat Roseline menerima dan mengelus bunga pemberian William.
'' Suka kok, terimakasih '' tukas Roseline.
Audrey yang kesal langsung berlari meninggalkan mansion William dan Audrey.