"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.
"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."
"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.
Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.
"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.
Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Gerald langsung terdiam setelah Emilia menggendongnya."Dimana uncle Erdogan, ayo kita bersiap untuk pulang."ucap Emilia terlihat sangat serius.
"Kak apa tidak sebaiknya kalian tinggal disini."ucap Valeria.
"Tidak Valeria, lagipula Zabella harus sekolah."tolak Emilia tegas.
Emilia tidak ingin terus hidup dalam masalalunya cukup sudah selama dua tahun terakhir ia hidup dalam kesedihannya atas kehadiran Gerald yang hadir tanpa adanya seorang ayah yang dia kira telah benar-benar meninggal dunia selama ini.
Dan sekarang disaat semua orang tau bahwa Arthur masih hidup mereka meminta dirinya untuk bersabar dan tetap berada di tempat tersebut. Sungguh Emilia tidak ingin mengulang kenangan buruk bersama mereka semua, meskipun pada kenyataannya tidak semua yang ia lewati adalah hal yang buruk.
"Emilia kita perlu bicara."ucap Erdogan pada Emilia yang kini melirik kearahnya.
"Tidak ada lagi yang harus dibicarakan sekarang juga aku dan anak-anak akan segera kembali ke rumah."ucap Emilia tegas.
"Apa kamu tidak peduli lagi dengan ayah dari Gerald. Dia masih hidup dan saat ini dia terjebak bersama dengan musuh bebuyutannya dia tidak mengingat apapun tentang kita, tapi aku yakin dia masih mengingat keberadaan mu meskipun tidak sepenuhnya."ucap Erdogan.
"Aku sudah tidak peduli lagi dengan nya, aku tidak peduli kalian menganggap ku egois atau apapun itu yang jelas aku sudah tidak ingin terlibat hubungan apapun lagi dengan nya.
"Emilia."ucap Erdogan lagi.
"Cukup."ucap Emilia yang kini kembali bersama dengan anak-anak nya untuk bersiap di kamar mereka.
Erdogan hanya menghela nafas tapi kemudian dia bilang pada Austin bahwa dia yakin cinta keduanya belum musnah.
Austin pun mengangguk pelan, karena dengan cinta dari Emilia mereka yakin bahwa tidak lama lagi Arthur akan kembali pada mereka.
Erdogan pun bersiap untuk mengantar Emilia dan anaknya untuk pulang ke kalifornia.
Tidak lama kemudian mereka sudah berada di dalam jet pribadi meninggalkan pulau tersebut yang sudah disterilkan dari apapun yang berbau penyusup bahkan saat ini keamanan semakin di perketat, baik dari jalur laut ataupun udara.
Emilia masih terdiam setelah menidurkan anak-anaknya di dalam kamar di jet pribadi tersebut. Dia tidak lagi berbicara apapun pada Erdogan ataupun yang lainnya yang terlihat saat ini adalah dia terus menatap Awan yang berterbangan di balik kaca jendela pesawat tersebut.
Sementara Erdogan masih menatap kearah laptopnya dan dahinya mengkerut, saat ini dia tengah menganalisa tentang pertarungan Arthur dengan Edison dan nenek tua yang terakhir kali membantainya.
Jelas-jelas tidak ada darah yang mengalir dari tempat yang tertusuk pedang itu karena darah yang terlihat di rekaman video tersebut adalah dari pundak Arthur.
Hari semakin larut tidak terasa mereka pun sampai di California.
Emilia dan anak-anak pun diantar untuk pulang ke apartment mewah milik Emilia yang sempat diberitakan oleh Erdogan saat itu.
Tempat yang selama ini menjadi tempat bernaung ketiganya itu memang berada di kawasan elit, hingga Emilia bisa pulang pergi menuju hotel tempat ia bekerja selama ini. Namun sekarang Emilia bahkan tidak sudi lagi untuk datang ke sana.
Erdogan turu lebih dulu dan membukakan pintu untuk Emilia yang kini tengah menggendong putranya, sementara Erdogan sendiri meraih Zabella dan menggendong gadis kecil itu menuju ke huniannya.
Asisten Erdogan yang setia terus mengikuti nya bersama anak buahnya yang kini membawakan koper milik Emilia dan anaknya.
Emilia pun membuka pintu tersebut dan bergegas menyalahkan lampu ruangan yang terlihat gelap karena gorden di huniannya semua tertutup seperti saat dia akan berangkat menuju pulau pribadi tersebut.
Emilia pun mempersilahkan Erdogan untuk duduk sementara dia mendudukkan Gerald di atas sofa bersama Zabella.
"Aku buatkan kopi."ucap Emilia.
"Tidak usah aku masih ada urusan kamu bisa istirahat dengan anak-anak."ucap Erdogan yang akhirnya pamit.
Emilia hanya mengantar pria itu hingga ke depan pintu sampai saat pria itu memasuki lift barulah Emilia masuk kedalam dan mengunci pintu tersebut.
"Sayang kalian ingin makan sesuatu."ucap Emilia yang kini menghampiri keduanya.
Gerald hanya menunjukkan botol susu nya yang sudah habis dan Emilia pun tersenyum sambil meraih botol susu tersebut.
Gerald tidak seperti anak-anak lainnya yang selalu berceloteh, dia terlihat dingin meskipun dia sudah bisa bicara walau sedikit kurang jelas tapi sebagai seorang ibu Emilia bisa memahami bahasa dari putranya itu.
Emilia pun membuat susu dan jus buah kesukaan Zabella sampai selesai langsung dia suguhkan di hadapan anak-anaknya tidak hanya anak-anak dia juga meminum jus miliknya karena terasa haus.
Beruntung isi kulkas penuh, entah siapa yang mengisi, mungkin bibi pengasuh karena sebelumnya Emilia pernah memberikan uang belanja lebih saat dia tidak sempat untuk berbelanja.
Emilia dan anak-anaknya pun beristirahat sambil menunggu makan malam tiba nantinya.
Sementara itu di kediaman seseorang yang selama ini menjadi tempat pria bernama Alex Dozer, dia tengah mengurus bisnis yang ia kelola selama ini.
Pria itu sesekali akan fokus pada laptopnya, dan sesekali melirik kearah putrinya yang kini tengah bermain bersama baby sitter nya sementara wanita yang selama ini mendampingi nya akan datang sesekali saja saat dia butuh.
Alex Dozer yang merupakan pengusaha sukses selama ini selalu sibuk dengan pekerjaannya meskipun sedang berada di rumah.
Menurut pemberitaan di media pria berusia 34 tahun itu baru kembali dari Norwegia negara kelahirannya setelah hampir dua tahun kembali menetap dan mengurus bisnis nya yang ada di sana.
Dan sekarang setelah berhasil mengambil alih hotel dari ibu tirinya itu dia kembali mengurus hotel tersebut secara langsung dan ibu tirinya dipenjara karena terbukti telah membunuh ayahnya.
Sementara Erdogan yang membaca berita terkait hanya geleng-geleng kepala tidak habis pikir dengan orang-orang itu yang memalsukan identitas Arthur sampai sedetail itu.
Erdogan pun berusaha untuk menyelidikinya nya secara langsung dan rencananya dia akan mengikuti skenario yang ada tentang Emilia yang dituduh sebagai wanita pekerja sek komersil.
Erdogan akan berpura-pura mencari Emilia yang sedang menginap di sana dan sebelumnya dia akan memesan kamar hotel tersebut dengan identitas Emilia.
Erdogan pun mengunjungi Emilia dia meminta Emilia untuk bersiap karena dia ingin ditemani meeting penting dengan klien nya di hotel tersebut seperti yang telah direncanakan.
Dan Emilia yang mendengar nama itu seakan mendengar nama hantu dan dia buru-buru menolak, namun Erdogan kembali menjamin bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan Alex lagi.
Emilia pun mengangguk pasrah dia pun bersiap dan seperti yang dikatakan Erdogan dia harus berdandan secantik mungkin dan menggunakan dress yang Erdogan berikan.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Keduanya sudah berada di lobby hotel tersebut diikuti asisten pribadi Erdogan, pria itu meyakinkan bahwa ia memang benar-benar akan pergi untuk meeting penting.
Saat mereka berdua berada di depan meja resepsionis hotel tersebut dia pun langsung dirangkul oleh Erdogan saat pria itu melihat dari arah jam sembilan ada pria yang saat ini sedang diselidiki.
"Emilia kau disini."ucap teman Emilia yang bertugas di sana.
"Kamar atas nama Emilia Arthur Edison."ucap Erdogan memotong pembicaraan mereka.
Wanita itu langsung bergegas mengecek nomor kamar dan kunci yang sudah dibooking sebelumnya.
"Ini tuan."ucap salah satunya lagi.
"Setelah memberikan kunci, salah seorang dari mereka langsung menunjukkan arah kamar yang dituju namun Erdogan menahan langkah Emilia sejenak dan justru malah meminta dia duduk di sofa yang ada di sana.
"Tunggu disini aku akan memastikan semuanya aman."ucap Erdogan yang diangguki oleh Emilia yang kini dijaga oleh salah satu bodyguard Erdogan.
Erdogan pun pergi meninggalkan Emilia yang kini dihampiri oleh teman nya.
"Emilia."ucap Azura.
"Maaf tolong jaga jarak aman."ucap bodyguard yang kini bersama dengan Emilia.
"Hi... Nerina maaf aku tidak bisa mengobrol banyak dengan mu. Lihat mereka yang sudah seperti tiang listrik ini."ucap Emilia.
"Tidak apa, lain kali kalau ada waktu kita akan mengobrol oh iya sampai lupa manager bertanya tentang alamat rumah mu yang sekarang karena dia bilang rumah lama mu kosong."ucap Nerina.
"Untuk apa?"tanya Emilia terlihat tidak suka.
"Bos sudah memastikan bahwa tidak ada pelanggaran yang sempat ia tuduhkan waktu itu, jadi dia ingin kau kembali bekerja."ucap Nerina.
"Tidak Nerina aku sudah putuskan untuk tidak lagi bekerja di sini."ucap Emilia.
Sementara Alex sedari tadi menatap kearah wanita cantik yang merupakan mantan karyawan nya itu.
Emilia memang memiliki daya tarik yang luar biasa, dia sendiri tengah bertanya-tanya kenapa jantungnya selalu berdetak kencang saat berhadapan dengan wanita dua anak seperti yang ada di dalam berkas laporan yang diberikan oleh anak buahnya.
"Emilia bidadari surga."ucap salah seorang tamu yang sudah lama mengenal Emilia, dan salah satu pengagum berat Emilia.
Dia tidak tau jika para pria yang kini berdiri di samping Emilia adalah bodyguard yang tengah menjaga Emilia hingga saat tangan laki-laki itu hendak menyentuh Emilia, tiba-tiba pria itu langsung berteriak kesakitan.
Beberapa orang berteriak ketakutan saat melihat tangan pria itu berpindah posisi dan terjatuh di lantai.
Alex dan asisten pribadinya langsung mendekat untuk melerai diikuti oleh para bodyguard nya yang biasa mengawasi dia dari jarak jauh.
"Emilia saya sudah peringatkan padamu untuk tidak melakukan hal yang tidak terpuji di tempat saya!"ujarnya tegas.
Emilia pun menghela nafas panjang kemudian dia bangkit dan meminta mereka untuk mundur.
"Mundur."ucap Emilia.
"Tidak nyonya keselamatan nyonya adalah yang terpenting."ucap manusia yang menyerupai robot tersebut.
Brak...
Seketika itu Emilia memberikan pukulan telak di area tidak terbaca hingga dalam sepersekian detik pria itu sudah terjatuh di lantai.
Semua orang menatap kagum terhadap Emilia yang saat ini terlihat sangat keren."Aku sudah memberikan pelajaran pada nya."ucap Emilia yang kini menatap tajam kearah Alex palsu yang merupakan kekasih nya dulu.
"Segera tinggalkan tempat ini."ucap Alex yang kini membalas tatapan mata Emilia.
"Saya tamu disini, dan seperti yang anda tahu bahwa tamu adalah raja jadi anda tidak berhak untuk mengusir saya."ucap Emilia tegas.
"Tapi ini tempat saya. Dan saya yang berhak memutuskan"ucap Alex tidak kalah tegas.
Emilia langsung mendekat kearah Alex, dan para bodyguard langsung menghadangnya. Namun Emilia langsung membuat mereka tergeletak di lantai hanya dengan satu kali gerakan.
Alex menatap tidak percaya pada wanita cantik itu, dan kini mereka tengah berhadapan saling tatap dengan tatapan mata yang begitu dalam hingga Emilia meraba pinggang Alex yang kini terlihat tidak berekspresi apapun hingga tangan Emilia satunya lagi meraba rambut Alex tanpa pria itu sadari Emilia sudah mendapatkan beberapa helai rambutnya lalu Emilia mengusap rahang kokoh itu dengan sangat lembut sambil berbisik.
"Kau bilang tidak akan pernah membiarkan ku lepas hingga setelah mati pun tapi nyatanya kau payah."ucap Emilia yang membuat Alex mematung di tempatnya sambil menatap lekat wajah cantik dengan bibir yang membuat birahinya tergoda.
"Emilia sepertinya kita tidak jadi meeting penting disini. Klien ku bilang bahwa dia terlambat datang."ucap Erdogan yang kini menghampiri Emilia dan menariknya pergi meninggalkan pria yang kini terlihat sangat penasaran tersebut.
Sementara Erdogan tersenyum simpul, dia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sampel rambut pria bernama Alex itu untuk melakukan tes DNA.
Tapi sayang seseorang yang mengawasi cctv tersebut melaporkan kejadian itu terhadap tuanya.
Erdogan pun meminta Austin untuk tetap waspada karena dia tau kejadian tadi akan membuat mereka curiga.
Sementara anak-anak sudah dijaga ketat sejak mereka pergi oleh puluhan orang bodyguard yang sangat terlatih.
Emilia kembali ke rumah dengan perasaan gundah gulana. Saat dia tau bahwa mayat Arthur dicuri dia sudah berjanji tidak akan lagi muncul di hadapan Arthur jika memang pria itu benar-benar Arthur yang hidup kembali.
Sementara saat ini setelah mereka bersentuhan sialnya Emilia tidak bisa melupakan pria itu. Hatinya begitu yakin bahwa pria itu adalah pria yang selalu menyentuh dirinya dua tahun yang lalu.
Apalagi tatapan mata Arthur yang tidak pernah asing bagi Emilia meskipun mereka sudah tidak bertemu bertahun-tahun lamanya.
Emilia pun masih berada di dalam kamar mandi tepat di bawah guyuran air shower yang kini membuat dirinya memejamkan mata merasakan aroma tubuh yang sudah lama tidak pernah ia rasakan.
"Aku berjanji akan pergi untuk selamanya jika kamu memang sudah tidak ingin mengingat ku lagi tuan gembala."ucap Emilia yang kini menitikkan air mata.
Emilia pun baru keluar dari dalam kamar mandi setelah pikirannya merasa tenang, tapi disana sudah tidak terlihat lagi adanya Erdogan atau para bodyguard lainnya hanya ada kedua anaknya dan juga baby sitter mereka.
"Apa kalian sudah makan sayang."ucap Emilia.
"Sudah mom."jawab Zabella.
"Syukurlah, anda boleh pulang bi, terimakasih ini bayaran anda."ucap Emilia.
"Thank you Mrs."ucap nya.
"Hmm..."lirih Emilia yang sudah menggendong putranya dan menuntun Zabella untuk masuk kedalam kamar mereka bertiga.
"Jika daddy kalian kembali, mungkin kalian akan tinggal bersama dengan daddy kalian."lirih Emilia.