Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akibat Tidur Siang Bolong
"Bintang?!!!" Bara terkejut seketika melihat Bintang yang sekarang memegang tangan kirinya sambil mendelik ke arahnya.
"Bara! Bara.... Bangun nak...." tarikan tangan ibunya Bara sampai masuk ke dalam mimpi Bara.
Bara langsung membuka kedua matanya seketika, dan saat dia lihat ibunya yang kini menarik tangan kirinya, dia pun langsung berkata,
"Ternyata ibu...huft!" pekiknya sambil mengelus dadanya.
"Bangun! Ibu dan Ayah mau pergi sebentar, jadi jaga toko kayunya dulu sebentar gih. Kamu ini tumben siang bolong gini kok tidur! Biasanya juga masih main hp!" ucap ibunya. Kini ibunya sambil keluar dari kamarnya.
Bara duduk, terbangun dari mimpi panjangnya yang baginya, "Sangat mengerikan sekali mimpiku itu! Duh kok aku mimpi Bintang mati sih! Kan jadi ngeri!" pekiknya lagi.
Dia segera bangun dan dia lihat jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul dua belas siang. "Solat duhur dulu lah! Ini tadi gara-gara kekenyangan habis makan bersama di hari raya! Udah ngantuk deh. Udah ah aku wudlu terus solat duhur lalu jaga toko!" ucap Bara pada dirinya sendiri. Dia pun mulai bangun dari tempat tidurnya.
Setelah Bara kini ada di toko kayunya, dia duduk jaga toko, sambil mengetik di wa.
Bintang, ketemu yuk ke rumah ku! Ada yang mau aku omongin sama kamu... Aku lagi jaga toko nih...
Dia wa ke Bintang secara langsung. Karena dia ingin segera memberitahukan pada Bintang tentang mimpinya itu.
Singkat cerita, Bintang pun kini telah ada di rumahnya Bara, dan berada duduk tepat dihadapan Bara.
"Ada apa Bar? Tumben ngajakin ketemu siang bolong!" ucap Bintang yang kini sambil meminum kopi yang disuguhkan oleh Bara.
"Kamu tau gak? Aku tadi kan tidur, ini aku baru bangun, itu pun gara-gara dibangunin oleh ibuku!"
"Mimpi apa sih emangnya? Jadi kepo nih aku!"
"Mimpi kamu mati!"
"Apah?!"
...****************...
Di tempat lain Permata sedang merencanakan pertemuan dengan beberapa teman perempuan yang masih tersisa. Yaitu Roro, Nur, dan Naz. Dia berencana untuk bertemu dengan ketiga temannya itu, sebenarnya teman perempuannya ada lagi namun rumahnya jauh jadi untuk bertemu sedikit memakan waktu.
Kita ketemu di rumah Bara yuk. Udah lama.... gak ketemu. Lagian kan rumah Bara ada toko jadi biar kesannya sedang beli beli bukan buat berkumpul.
Permata mengirimkan pesan ke ketiga teman perempuannya. Penyakit 'ain yang memang masih belum musnah total membuat mereka terpaksa menyembunyikan kebenaran tentang pertemuan mereka. Walaupun sebenarnya bertemu pun tak ada masalah. Hanya saja mereka tak ingin ada kematian lagi diantara teman-temannya itu.
"Assalamualaikum....Permata...." ucap Naz di luar pintu rumah Permata, dia menjemputnya.
Permata pun membuka pintu dan menjawab, "Naz.... Waalaikumsalam..." mereka pun berpelukan. "Duh kangennya.... dua hampir dua tahun setengah kita gak jumpa! Sejak kejadian di hutan kawah malah lanjut ada penyakit 'ain ini...." ucap Permata.
"Iya... Aku juga kangen. Oia, aku gak sendirian loh. Temen-temen juga ada disini jemput kamu." ucap Naz.
"Halooo...." ucap Roro dan Nur, yang muncul dari balik rumah tetangga Permata. Mereka sembunyi untuk mengejutkan Permata.
Permata langsung berbinar, dia sangat bahagia. "Yaudah yuk langsung berangkat!" ucap Permata.
Saat telah tiba di toko kayu nya Bara, mereka pun langsung masuk saja seperti orang yang hendak beli. Mereka tak ingin langsung begitu saja, mereka malah sengaja berlagat jadi pembeli .
"Bang mau beli kayu yang biasa buat pintu..." ucap Roro, dengan nada khasnya dia.
Dimana Bintang dan Bara yang sedang asyik mengobrol tentang mimpinya Bara itu pun sontak langsung buyar fokusnya.
"Ada pembeli Bar! tapi kayak kenal sama suaranya!" ucap Bintang.
"Iya aku juga berpikir begitu!" jawab Bara.
Mereka berdua pun bangun dari duduknya bersamaan. Dan pergi keluar melihat ke ruangan toko yang banyak kayu kayunya.
Sontak mereka pun terkejut bahagia saat melihat teman-temannya yang datang, "Permata! Naz! Roro! Nur! Ternyata kalian...." ucap Bara dan Bintang bersamaan.
.
.
.
Lanjutannya secepatnya 😘