Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran pernikahan.
Naira memutuskan untuk bicara dengan Faiz jika Gilang sudah bebas dan dia ingin menanyakan Naura harus bagaimana.
Malam ini Naira sengaja menunggu Faiz pulang dan dia telah memasak untuk Faiz. Namun sampai jam sembilan malam Faiz tidak kunjung pulang dan tidak ada kabar jika Faiz malam ini pulang telat. Naira yang mengantuk Akhirnya di ketiduran dia sopa tengah rumah karena menunggu Faiz.
Faiz malam ini dia berniat tidka pulang setelah melihat Naira dan Gilang, namun Adrian sebagai sahabat menasehati Faiz.
"Lo harus balik, hadapi masalah ini jangan kabur" ucap Adrian.
"Tapi gue bingung harus apa" balas Faiz.
"Ajak Naira bicara" ujar Adrian.
Akhirnya Faiz memutuskan untuk pulang namun saat dia sampai dan masuk ke apartemen Faiz di buat terkejut dengan Naira tidur di sopa. Faiz pun mendekati Naira dan di tatap wajah imutnya Naira.
"Apa di hati lo udah gak ada sedikit pun rasa cinta itu pada ku yang dulu begitu besar" gumam Faiz lalu di mengangkat bibirnya menertawakan kebodohannya.
Faiz pun bangkit lalu dia menggendong Naira ke kamarnya, Naira yang merasa tubuhnya melayang membuka mata dan di terkejut saat tubuhnya di gendong Faiz untuk di pindahkan ke dalam kamar. Naira pun menutup matanya lagi agar di anggap masih tidur.
Faiz menurunkan Naira di tempat tidur, Faiz menatap Naira namun entah dorongan darimana Faiz mendekatkan wajahnya dengan Naira, tiba-tiba mata Naira terbuka membuat Faiz kaget.
"Abang mau ngapain? " tanya Naira dan Faiz dia salah tingkah.
"Aku keluar dulu" ucap Faiz tanpa menjawab pertanyaan Naira
Naira dia memegang dadanya karena dia benar-benar Faiz menciumnya.
"Tuh kan jadi lupa" ucap Naira saat ingat jika dirinya menunggu Faiz.
"Dia pasti udah masuk kamar" ucap Naira dan akhirnya dia langsung berbaring lagi.
Faiz setelah keluar dari kamar Naira pergi ke dapur hendak mengambil air minum namun di meja makan dia melihat ada makanan dan saat di buka ternyata Menu makan malam.
Faiz melirik kamar Naira lalu berkata "apa dia sengaja masakin aku dan menunggu ku pulang".. Akhirnya Faiz duduk dan dia mamaknya masakan Naira yang sudah dingin. Setelah makan Faiz masuk kamar dan dia mengingat kejadian barusan membuat dirinya malu.
Paginya Naira bangun lebih pagi dan dia pun menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Faiz. Faiz pun bangun dan dia melihat Naira sudah duduk di meja makan.
Faiz tidak bicara dia pun duduk di hadapan Naira dan langsung memakan sarapan bagiannya.
"Bang" panggil Naira dan Faiz hanya menjawab dengan gumaman.
"Gilang udah bebas" ucap Naira dan Faiz langsung menghentikan makanannya.
"Lalu? " tanya Faiz.
"Dia ingin menebus semua kesalahannya dengan minta kesempatan kedua" jawab Naira.
"Semua keputusan ada di kamu" jawab Faiz lalu bangkit dan pergi meninggalkan meja makan.
Sakit, itu yang di rasakan Faiz saat ini namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Faiz lah yang memberi kebebasan pada Naira. Faiz sadar jika perasaan Naira untuk Gilang bukan untuk dirinya mungkin dirinya hanya masa lalu. Faiz bekerja dengan tak mengenal waktu karena dirinya tidak mau bertemu dengan Naira dan untuk mengalihkan rasa sakitnya.
Naira tidak berani menemui lagi Gilang setelah melihat respon Faiz berapa hari kemarin. Dia tau diri jika saat ini dia seorang istri dan dia gak mau mengambil keputusan begitu saja.Namun sikap Faiz malah semakin dingin dan itu membuat Naira bingung harus bagaimana. Hingga akhirnya Naira memberanikan diri untuk bicara lagi dengan Faiz.
Faiz baru pulang saat jam sepuluh malam dan Naira sengaja menunggunya. Faiz membuka pintu dan dia terkejut saat melihat Naira masih bangun dan sepertinya menunggu dirinya.
"Kenapa belum tidur? " tanya Faiz.
"Aku nunggu abang" jawab Naira.
Faiz pun duduk dan begitu pun Naira.
"Apa yang mau kamu bicarakan? " tanya Faiz.
"Aku cuman ingin membicarakan tentang Gilang" jawab Naira.
"Keputusan ada di kamu dan dari awal aku sudah memberikan kebebasan pada kamu" ucap Faiz.
"Jika kamu ingin memiliki hubungan lagi dengan Gilang silahkan namun untuk saat ini aku belum bisa menceraikan kamu karen kita nikah baru tiga bulan, aku gak mau menyakiti kedua orang tua kita, jadi biarlah berjalan seperti ini dulu" lanjut Faiz dan Naira diam menu duk.
"Ada satu hal yang ingin aku ingin kamu tau" ucap Faiz menatap Naira.
"Pernikahan kita tidak terjadi secara mendadak tapi ini rencana papa dan ayah mu" beritahu Faiz.
"Maksud abang? ".
" Ayah mu sudah tau jika Gilang itu pecandu obat setelah kalian meresmikan tanggal pernikahan. Ayah kamu bercerita pada bang Davin masalah itu dan dia gak mau melihat kamu kecewa jika pernikahan ini harus batal"
Naira diam mendengarkan cerita Faiz.
"Hingga akhirnya abang ku punya ide dengan cara seolah-oleh sebelum hari pernikahan Gilang di tangkap dan aku harus jadi pengganti padahal itu sudah di rencanakan jauh-jauh hari bahkan tamu undangan saja tidak heran saat melihat aku bersanding dengan mu" lanjut Faiz.
"Lalu aku harus bagaimana? " tanya Naira.
"Tanya hati kamu. Orang tuamu mereka hanya ingin melihat anaknya bahagia hidup dengan laki-laki baik walau belum tentu aku baik di mata kamu setidaknya kelurga ku kelurga terhormat yang bisa membuat kamu hidup bahagia" ucap Faiz lalu beranjak namun di berkata lagi "Satu lagi, mereka tau jika kamu pernah suka pada ku"
Naira mengangkat kepalanya menatap Faiz. Namun Faiz dia langsung melangkah masuk ke kamar namun sebelum masuk Faiz berkata "tidur lah sudah malam.
Naira pun hanya mengangguk lalu beranjak dan masuk. kamar. Naira menangis dalam diam memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.
Paginya saat sarapan Faiz menyadari jika mata Naira bengkak dan sepertinya semalaman dia menangis.
"Kamu istirahat saja, nanti setelah baikan baru kamu pergi ke toko kue" ucap Faiz.
"Aku gak apa-apa" jawab Naira.
"Kamu yakin akan keluar dengan wajah sembab dan mata bengkak, nanti di kira orang aku KDRT lagi" ucap Faiz dan Naira hanya memegang wajah nya.
"Udah kamu kompres saja pakai air es nanti juga hilang dan kamu bisa ke toko" beritahu Faiz.
Faiz pun pamit pergi lalu berbalik lagi "jangan masak makan malam aku mau makan di luar buat temui klien ku" beritahu nya lalu keluar dan langsung pergi ke kantor.
Naira dia kembali ke kamarnya dan melihat wajahnya di cermin ternyata benar apa yang di katakan Faiz jika wajahnya sembab dan matanya bengkak.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut