Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
WUSHHH !!!
Mereka tiba-tiba mendarat di sebuah gang yang sepi. Emmel menatap penampilan Natasha yang pasti mencolok. Dia pun menggunakan sihir untuk mengubah warna rambutnya menjadi merah muda. Karena warna coklat keemasan hanya dimiliki oleh 1 orang di kekaisaran Edinburgh yaitu Natasha.
Natasha terkejut melihat rambutnya yang berubah.
"Ayo, lebih baik kita jalan-jalan agar tidak terlalu lama," ucap Emmel menarik tangannya.
"Bagaimana jika di kediaman ada yang sadar aku tidak ada ?" Tanya Natasha yang merasa cemas.
"Tenang saja, aku sudah membuat duplikat kita berdua sebelum pergi. Jadi tidak ada yang akan sadar."
Natasha melongo menatap pria berstatus guru tapi justru mengajaknya melanggar aturan.
Mereka berdua keluar dari gang dan berjalan diantara kerumunan, kerena memang sedang ada bazar jadi sangat ramai. Natasha menatap kagum ada banyak makanan ringan seperti Bebakaran dan banyak permainan.
Sekarang sudah bukan Emmel yang menarik Natasha tapi Natasha yang menyeret Emmel, dengan semangat dia menghampiri banyak warung makanan dan membeli apa saja yang dia lihat.
Sedangkan Emmel hanya menatap tidak percaya pada Natasha yang nafsu makannya naik sangat banyak dibandingkan sebelumnya.
"Kenapa kau melihatku... Seperti itu ?" Ucap Natasha sambil memakan cumi bakar.
"Kau benar-benar banyak berubah.. makan mu naik 4X lebih baik dari biasanya" ucap Emmel.
UHUKK !!
'masa sih berarti emang dulu Natasha irit makan, pantes badan dia sekecil gini'
Emmel menggelengkan kepalanya sambil mengulurkan sapu tangan, dan Natasha menerimanya dengan kikuk.
"Kau tau sendiri aku punya banyak beban pikiran jadi cara terbaik melupakan masalah adalah makan" ucap Natasha lagi sambil menyodorkan tusukan cumi yang lain.
Sementara Emmel menerimanya, karena dia sendiri juga sudah lapar. Natasha melihat toko hewan di pojokan, Natasha merasa tertarik.
"Aku ingin melihat toko hewan itu," ucap Natasha menunjuk kearah toko.
"Kau ingin mencari binatang sihir ?" Tanya Emmel.
"Tidak, aku menginginkan kucing." Jawab Natasha lagi.
'Dah lama banget ga nyentuh kucing, dulu gue kalau curhat cuma ama kucing jalanan. Karna ga ada yang mau temenan ama gue."
Natasha kembali teringat masa lalunya,
"Untuk apa kau memelihara hewan yang tidak ada untungnya" ucap Emmel dengan spontan.
Suasana hati Natasha yang awalnya sedih tiba-tiba menjadi bad mood.
'bisa-bisanya lu ngomong gitu di depan cat lover?!' alis dan bibirnya berkedut menatap Emmel.
"Yah... Terserahku lah" ucap Natasha yang langsung pergi meninggalkan Emmel.
Emmel ingin menyusulnya tapi sayangnya dia tiba-tiba mendapat panggilan telepati.
Natasha memasuki toko hewan itu, lonceng diatasnya pun langsung berbunyi. Dia sedikit terkejut sampai terloncat dari tempatnya. Untungnya di toko hewan itu sedang sepi.
Di toko hewan itu ada berbagai jenis hewan yaitu hewan sihir atau spirit yang sudah dijinakkan dan hewan biasa.
Natasha langsung bertanya pada pelayan toko,
"Aku ingin mencari kucing, apakah ada di toko ini ?"
Pelayan itu terkejut dengan pernyataan nona muda didepannya. Biasanya bangsawan lebih suka memelihara anjing, burung atau hewan spirit.
"Kami memiliki beberapa kucing, jika anda mau. Anda bisa mengambilnya secara gratis." Ucap pelayan itu tersenyum. Pelayan itu berjalan ke bagian belakang toko. Di sana terdapat banyak kucing jalanan. Pemilik toko sengaja membuatkan rumah bagi kucing-kucing jalanan itu.
"Aku akan membayarnya. " Ucap Natasha, dia melihat-lihat setiap kucing.
Dan matanya tertuju pada seekor kucing kecil berwarna putih kecoklatan yang tergeletak, seperti sedang sakit.
"Aku ingin kucing itu " Natasha menunjuk kucing yang berada agak jauh darinya.
"Apa anda yakin nona ? Kucing itu sepertinya sedang sakit." Kata pelayan itu lagi.
"Tidak apa, aku menginginkannya"
Pelayan langsung membawa kucing itu dalam kotak dan memberikan pada Natasha. Natasha mengambil 10 koin emas untuk diberikan pada pelayan itu.
"Nona.. itu terlalu banyak. 1 kucing hanya senilai 1 koin perak."
"Ambil saja kembaliannya" ucap Natasha.
"Tapi nona..."
"Aku tidak ingin ditolak" ucap Natasha dengan tatapan yang dingin. Setelahnya Natasha tersenyum dan melangkah keluar.
Saat Natasha ingin memasukkan kantong koin kembali ke cincin penyimpanan, secara tidak sengaja ada 1 koin yang jatuh dan menggelinding ke arah gang yang gelap dan jauh dari keramaian.
'Ishh kok apes banget sih' Natasha berlari ke arah gang itu.
'"akhirnya dapet. Tcih harusnya gue segera belajar sihir mindahin obyek yang bergerak. Biar ga perlu lari kek gini."
Natasha memang sudah belajar sihir dimensions yang bagian memindahkan obyek. Tapi obyek yang dipindahkan dalam keadaan diam jadi mudah saja baginya.
Ketika Natasha berbalik, tiba-tiba ada seorang pria yang membekap mulutnya dan mendorongnya ke dinding. Natasha terkejut, padahal dia memiliki insting bela diri yang bagus. Tapi dia justru tidak sadar ada orang yang mendekat kearahnya, terlebih dirinya tidak membawa senjata dia langsung mendorong pria itu. Tapi pria itu seperti tembok beton yang bahkan tidak bergerak.
'Sial !! Tubuhnya terbuat dari apa sih egekk ?! Lagian kenapa Hestia ga muncul, bukankah kata ayah gelang ini akan melindungiku ?!'
"Dengar, aku tidak berniat jahat. Bantu aku sebentar." Ucapnya lagi.
Pria itu secara langsung mencium bibir Natasha. Mata Natasha langsung melebar mendapat perlakuan seperti itu bahkan dari orang yang tidak dia kenal.
Natasha mendorong pria itu berkali-kali tapi bukannya terlepas malah pria itu memeluknya semakin erat. Natasha langsung menendangnya dengan sekuat tenaga. Tapi tetap saja seolah-olah itu tidak berarti apapun.
"Hmm hmmm Baj*an !! Dasar... cwo gila !!" Ucap Natasha yang terpotong-potong.
Tapi dari arah lain tiba-tiba muncul sekelompok ksatria, samar-samar Natasha mendengarkan obrolan mereka.
"Kemana dia pergi ?! Kita harus menemukannya !"
"Jika kita tidak menemukannya, ratu pasti akan membunuh kita"
Ksatria itu berjalan menuju gang tempat Natasha dan pria itu. Melihat kejadian panas di sore hari membuat ksatria itu memalingkan wajahnya.
"Tidak perlu memeriksa gang ini," ucap ksatria itu.
"Memang kenapa ?" Ksatria lain melihat dan terkejut.
"Anak jaman sekarang memang berani, bahkan bagi mereka umur hanyalah angka" ucap ksatria lain.
Karena memang pria itu jauh lebih tinggi dibandingkan Natasha. Pastinya mereka berpikir sepasang kekasih itu terpaut umur yang jauh. Setelah suara-suara itu menjauh, pria aneh itu melepaskan Natasha, Natasha dengan cepat menamparnya.
'Bisa-bisanya gue dijadiin umpan biar dia bisa kabur ?! Nj*r banget ! Mana itu ciuman pertama gue ' Natasha dengan kesal mengelap bibirnya. Dia melihat pria itu, Natasha ingin memarahi dan memaki-makinya.
Tapi pria itu justru langsung sempoyongan hanya dengan 1 tamparan dari Natasha dia pun langsung pingsan begitu saja.
"Lahh... Ga mungkin dia mat* kan ?! Masa cuma perkara tamparan doang dia mat*?! Aduh gimana yah.. mau gue tinggalin tapi kok kayak kasihan banget. Jiwa gue meronta-ronta, apalagi dia ganteng banget" ucap Natasha yang berjongkok melihat wajah pria itu dengan lebih jelas.
Rambut hitam yang pendek, bulu matanya yang lentik dan bibirnya yang tipis.
"Cantiknya.. Kok gue ngerasa kalau dia cewek ?"
Natasha bergulat dengan pikirannya,
"Ashhh bodohlah bukan urusan gue !!" Natasha berlalu pergi.
'Dahlah gue ga kenal, malah dia nodain gue lagi.'
Natasha ngedumel dalam hatinya, tapi tetap saja dia sangat tidak tega.
"Huhhh gini amat sih jadi orang ga enakan itu ga enak" Natasha berbalik ke tempat pria itu lagi.
"Hestia"
SRING!!!!
Muncul cahaya kebiruan dari gelang nya dan cahaya itu membentuk kupu-kupu.
"Hestia, kamu pasti memiliki ruang spirit kan ? Apa kau bisa membawa pria ini masuk ?" Tanya Natasha spontan dan tanpa basa basi karna dia sudah meninggalkan Emmel dalam waktu lama.
Hestia menatap pria itu sejenak dan terkejut seolah tidak percaya apa yang dia lihat. Natasha menatap kupu-kupu itu tidak mengerti, lagipula siapa juga yang bisa tau kupu-kupu itu kalau terkejut kek begimana.