Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Kanaya turun dari mobil disambut oleh pengawal Adam yang telah betugas menunggu kedatangan Kanaya.
Mereka kemudian menuntun Kanaya menuju tempat dimana Adam telah menunggunya. Di atas gedung telah disulap sedemikian rupa, tempat yang begitu indah dan terkesan romantis untuk pasangan yang akan melakukan dinner.
Entah kapan Adam menyiapkan itu semua, Kanaya sendiri tidak tahu. Belum pernah Kanaya diperlakukan sebegitu istimewa sebagai seorang wanita oleh pria yang menyukainya. Kini seolah Adam adalah pria yang dikirimkan oleh Tuhan untuknya, mengisi hari-harinya yang kosong dan tak berwarna.
“Welcome, Baby !” sapa Adam dengan suara beratnya.
Kanaya langsung tersipu malu, apalagi Adam menghampirinya dan memberikannya setangkai bunga mawar merah.
“Sorry, Aku hanya punya satu tangkai !” kata Adam tersenyum ke arah Kanaya.
Kanaya mengambilnya dan mencium wangi bunga mawar tersebut begitu menyejukkan jiwa.
Adam lalu menuntun Kanaya untuk duduk di kursinya. Mereka pada akhirnya duduk saling berhadapan, memulai menikmati makan malam bersama.
Di tengah makan malam mereka, Adam memberikan Kanaya sebuah cincin berlian yang begitu indah. Adam tahu ini begitu cepat, ia yakin Kanaya masih memiliki trauma akan gagalnya dalam berumah tangga.
Tapi tak bisa Adam pungkiri perasaannya, ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia ingin segera menikahi Kanaya dan menjadikan Kanaya istrinya, wanitanya, yang mau menemaninya sampai ia tutup usai.
Kanaya diam menatap kotak cincin tersebut, seketika ia menghentikan acara makannya. Dan menatap Adam begitu intens.
“Kanaya…Aku bukan tipikal pria yang romantis yang bisa berkata-kata manis. Aku tidak bisa memulainya dari mana, dan berkata apa. Yang jelas Aku jatuh cinta padamu, Aku ingin Kau menjadi wanita Ku. Jadilah istri Ku, Kanaya ?” kata Adam begitu tulus.
Kanaya terdiam, ia bisa melihat ketulusan di mata pria itu. Pria yang selalu mengisi hari-harinya dengan warna, yang mengobati luka dan dukanya hingga sembuh sampai saat ini.
Melihat Kanaya tetap diam, Adam yakin pasti Kanaya masih belum siap menerimanya. Ia yakin Kanaya masih trauma akan pernikahan dan kehilangan buah hatinya.
“Tidak perlu Kau jawab sekarang jika Kau belum siap. Simpan saja, untuk mu. Aku akan selalu menuggu mu.” Kata Adam dengan lembut. Ia menutup kotak cincin tersebut, dan menyodorkannya pada Kanaya.
Kanaya tentu saja tidak ingin membuat Adam kecewa dan terluka. Bukan ia tak ingin menerima pinangan Adam, hanya saja ia perlu waktu untuk benar-benar terlepas dari bayang masa lalunya. Tidak baginya untuk melewati semua itu.
“Ayo makan lagi.” Kata Adam memecah keheningan diantara mereka berdua.
Setelah keduanya selesai makan, Adam mengajak Kanaya untuk pergi ke suatu tempat. Sebuah pusat jajanan malam hari yang selalu ramai di kunjungi orang-orang.
Kanaya sontak langsung begitu senang ketika Adam mengajaknya ke sana. Sudah lama ia tidak ketempat seperti itu. Terkahir saat ia masih SMA bersama teman-temannya.
Adam bisa melihat raut wajah bahagia itu. Sederhana ternyata membuat Kanaya bahagia cukup sederhana. Ia baru menyadarinya, selama ini. Kanaya bukanlah wanita yang menyukai kemewahan, meskipun ia berasal dari keluarga yang berada.
“Kau menyukainya ?” tanya Adam memastikan.
Kanaya menganggukkan kepalanya, dan tersenyum senang.
Adam kemudian ikut tersenyum melihatnya.
Saat Kanaya keluar dari mobil, Adam memasangkan mantelnya pada bahu Kanaya, agar Kanaya tak kedinginan, sebab malam itu angin malam begitu berhembus seakan membuat tubuh kian mendingin.
Tak banyak itu saja, Kanaya dibuat terpaku ketika Adam memberikannya sepatu sneaker bewarna putih begitu pas dengan ukuran kakinya. Adam tak ingin kaki Kanaya terluka karena terlalu lama menggunakan sepatu heels.
“Sepatunya benar-benar pas di kaki mu.” Kata Adam setelah memasangkan sepatu itu di kaki Kanaya.
Kanaya seolah semakin dibuat salah tingkah dengan sikap Adam. Siapa pun wanita yang diperlakukan demikian oleh pria nya, tentu saja akan meleleh dibuatnya.
Haruskah Kanaya menerima pria itu menjadi suaminya ? atau pergi meninggalkannya ?
...Ku ingin kau jadi milik ku...
...Temani diri ku seumur hidup ku...
...Dan ku berjanji tak akan sakiti...
...Kau yang kucinta sepenuh hati...
...Biarkan semua manusia Jadi saksi nyata,...
...Bahwa memiliki mu adalah ...
...Anugrah terindah untuk diriku....
...****************...
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣