Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo Naik Ranjang!
POV author
Freya terbaring di tempat tidur nya sepanjang hari. Setelah kembali dari panti asuhan hari itu, Dia demam karena stres dan kelelahan. Rasa pengkhianatan yang dia rasakan dari orang - orang yang dia percaya, tidak mereda begitu mudah. Seluruh tubuhnya sakit seolah - olah semua pikiran negatif itu seperti sebuah palu yang memukul setiap bagian dari tubuhnya.
Tapi saat pikiran itu menggerogoti dirinya, Dia tidak sendirian.
Dia di hibur oleh kehangatan.
Seseorang memegang tangannya.
Dia dengan putus asa memegang tangan yang meraihnya dalam keputusan asaan yang tiada habisnya.
Dinding pertahanan yang dia bangun perlahan mulai runtuh.
'Ruangan terlarang, itu semua untuk menghormati keinginan Albert jika ada sesuatu yang dia ingin sembunyikan. Setiap orang punya rahasia, aku Hanya perlu percaya kepadanya!', ucap Freya dalam hatinya.
'Aku salah sudah menganggap nya sebagai orang jahat, Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa kau tidak bisa angin lagi setelah kau jatuh!', lanjut Freya, kemudian kembali memejamkan matanya.
Setelah Freya Memutuskan untuk mempercayainya, Freya kembali pulih seperti sebuah keajaiban.
Setelah sehari demamnya turun, Freya hanya fokus pada jadwal nya yang akan datang. Karena 4 hari lagi pesta minum teh akan segera di adakan.
Pesta minum teh kali ini akan di adakan di kediaman lady Adante.
Undangan yang tak terhitung jumlahnya setiap hari datang ke kediaman Marques Davinci. Seseorang yang seperti Albert Davinci yang memiliki kemewahan Bisa menerima atau menolak salah satu atau semuanya. Begitu tersebar kabar pernikahan dari Marquess Davinci, Begitu banyaklah undangan Yang terus menerus berdatangan.
Dan Freya memilih salah satu undangan yang terlihat paling menyenangkan.
Itu bukanlah pesta Minum teh besar seperti yang berada di istana, tapi itu adalah Pesta pertama yang akan dia hadiri, sebagai marchionnes Davinci.
Freya berpikir, jika dia bisa melewati yang satu ini, maka dia juga akan bisa menangani undangan apapun yang akan datang setelahnya.
'Gaun dan sepatunya sudah di beli, dan para pria tidak menghadiri pesta ini. Ini seperti ujian yang harus aku atasi sendiri!', Freya mulai memikirkan pesta minum teh lady Adante.
.
Siang itu Albert datang menghampiri Freya di kamarnya. Albert memang sering datang menghampiri Freya ketika dia sedang istirahat pada jam makan siang. Albert akan dengan semangat menceritakan kesehariannya atau lebih memerhatikan setiap ekspresi dan respon yang di berikan oleh Freya.
Albert begitu sabar ketika menghadapi Freya yang masih sedikit enggan untuk banyak berbicara dengannya. Albert tahu bahwa tiga tahun ke belakang adalah masa - masa paling sulit untuk Freya. Saat bertahan sampai Albert menjemputnya adalah sebuah anugrah ang tak terhitung bagi Albert.
"Bagaimana perasaan mu Freya?", tanya Albert dengan sabar menggenggam tangan Freya dan memperhatikan setiap detail paras cantik istrinya itu yang terlihat masih sedikit pucat.
"Aku sudah tidak apa - apa sekarang, terimakasih sudah menemaniku", jawab Freya dengan sedikit tersenyum.
Freya memperhatikan Albert yang terlihat lelah dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Dia merasa bersalah karena dia demam, Albert jadi harus menemaninya tanpa tidur semalaman.
"Albert, aku ada sesuatu yang ingin aku katakan!", ucap Freya yang teringat akan rencana yang telah dia susun.
"Iya, katakanlah Freya", jawab Albert sambil tersenyum senang kepada Freya.
Albert merasa dia saat di andalkan jika Freya meminta sesuatu kepadanya.
"A-aku..."
"Eemmm.."
"Jadii..."
Freya terasa sangat berat dan malu sekali saat akan mengatakannya.
'Aku ingin memberi tahuku sebelum aku pergi ke pesta minum teh itu!", ucap Freya dalam hati.
Freya terus meremas jemari tangannya pertanda bahwa dia saat ini sedang bingung.
Albert yang melihat hal itu malah tersenyum, karena pikir dia Freya sangat lah lucu.
'Dia sangat lucu saat sedang begitu!', ucap Albert dalam hati sambil menutup mulutnya dengan satu tangan, menghindari suara tawanya akan keluar.
"tak apa Freya, mari minum teh dulu! Kamu bebas untuk mengatakan apapun yang ingin kamu katakan kepadaku!", ucap Albert sambil mengambil dia cangkir teh untuk dirinya dan Freya.
Freya mengambil cangkir teh itu dan buru - buru meminumnya.
Albert malah semakin gemas melihat kelakuan Freya tersebut.
Untuk menghindari tawa yang akan keluar Albert juga meminum tehnya.
"Mari kita tidur bersama!!!", ucap Freya dengan tegas.
Ppuufffttt...
Albert menyemburkan teh yang baru masuk ke dalam mulutnya ketika dia mendengar ucapan Freya itu.
Hampir di buat tersedak, Albert menaruh kembali cangkir itu ke nakas yang berada di samping tempat tidur Freya.
Albert kemudian memperhatikan wajah Freya yang terlihat memerah padam.
.
POV Freya
Tidakkkkk...
Pasti sekarang wajah ku terlihat seperti tomat saking merahnya.
Tapi mau bagaimana lagi, mau tidak mau aku harus segera mengungkapkan hal ini kepada Albert.
Aku menunduk sedalam - dalamnya menghindari tatapan wajah Albert yang masih terus menatap ku.
Awalnya aku merasa bersyukur
Kemudian aku merasa curiga
Tetapi semakin dia menyatakan cintanya kepadaku, semakin aku percaya.
Aku bisa merasakan ketulusan nya melalui ekspresi yang dia tunjukkan.
Dia terlihat berbeda..
"Freya..", panggil Albert kepadaku
Aku menatap Albert yang kini memasang wajah khawatir kepadaku
"Apa kamu yakin dengan perkataan mu tadi?", tanya Albert kepadaku
"Iya..", jawabku sembari menunduk malu
"Tapi kau baru saja sembuh, kita akan membicarakan ini lagi besok saat kau sudah merasa jauh lebih baik!", putus Albert sambil menatapku dengan senyum menenangkan.
Tidak bisa..
Padahal sebentar lagi adalah hari acara pesta itu di laksanakan.
Aku hanya ingin tampil dengan lebih percaya diri sebagai nyonya marchionnes Davinci.
"Besok...", ucapku dengan setengah bergumam
"Apa kau mengatakan sesuatu Freya?", tanya Albert sambil mengambil tanganku untuk di genggamnya.
"Aku baik - baik saja sekarang, mari kita menghabiskan malam bersama besok!", ucap ku dengan nada yang meyakinkan.
Albert melihat aku berkata demikian untuk sejenak memperlihatkan ekspresi terkejut, namun segera dia normalkan.
Albert kemudian mencium punggung tangan ku dan berkata
"Freya, tidak perlu buru - buru!", ucap Albert kepadaku.
Tidak bisa begini, padahal aku hanya ingin meyakinkan diriku sendiri jika aku sudah bisa bangkit dari masa lalu.
Aku harus mempertegas nya, aku akan meyakinkan Albert sekali lagi.
"Tidak, aku mengatakan ini karena aku menginginkannya! Aku ingin menghadiri pesta minum teh, sebagai istrimu!"
Akhirnya aku mengatakannya!
Walau aku kini harus menanggung rasa malu dan kembali membuat wajah tomat di hadapan Albert, tapi aku lega karena sudah mengatakan dengan mulutku sendiri.
"Aku.. aku tidak menyadari betapa manisnya istriku ini!", ucap Albert sedikit menggodaku.
Aku tahu wajah Albert sendiri juga memerah karena ucapanku.
"Aku tahu bahwa ini tidak akan mudah untukmu mengatakannya, tapi terimakasih sudah mengatakannya sendiri. Sebenarnya Aku khawatir kau akan tertekan jika aku membicarakan hal ini kepadamu lebih dulu, tapi jika aku yang mengatakannya lebih dulu mungkin kau tidak akan mengumpulkan keberanian sendiri seperti ini! Jadi, datanglah ke kamarku besok malam! Aku akan memberitahukan Lily untuk menyiapkan segalanya untuk mu! Aku sangat menantikan hari esok, Freya!"