" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu yang menggebu
Kini Syifa di bawa oleh Mahira, sedangkan Danu bergegas pergi, karena ada urusan mendadak. Itu yang di jelaskan oleh Danu sebagai alasan agar tidak berlama-lama bertemu dengan Mahira.
Saat Syifa masuk ke dalam Apartemen, ia cukup takjub dengan suasana sekitarnya.
"Bunda tinggal di sini dengan siapa?" tanya Syifa dengan menggunakan bahasa isyaratnya.
"Bunda tinggal sendiri, Sayang!" sahut Mahira sembari berjongkok agar sejajar dengan Syifa.
"Lantas kenapa aku tidak bisa tinggal bersama Bunda?" tanya kembali Syifa masih dengan bahasa isyaratnya.
"Nanti ada saatnya Sayang, Bunda yakin sebentar lagi kita akan tinggal bersama, Syifa sabar ya! Bunda janji secepatnya akan jemput Syifa dan kita tinggal sama-sama lagi."
"Kita tinggal nya sama Ayah lagi kan Bun?" tanya kembali Syifa sembari menggerakkan kedua tangannya.
Mahira hanya menjawabnya dengan mengangguk
'Maafkan Bunda ya Sayang, untuk saat ini Bunda tidak bisa tinggal bersama Ayahmu, karena Bunda sudah menikah lagi, Bunda jadi khawatir, apakah nanti kamu bisa menerima kehadiran Tuan Sadam sebagai Papah sambung mu.' Batinnya begitu cemas
......................
Paris, Prancis
Saat ini Sadam berada di kota Paris, Negara tujuan utama dirinya begitupun dengan Alisa, keduanya menikmati indahnya kota Paris di malam hari, apalagi menara Eiffel begitu terlihat sangat jelas, suasana pun terkesan romantis. Saat ini Sadam dan Alisa berada di balkon kamar hotel, keduanya duduk bersama di atas sofa empuk, Alisa pun bersandar di dada bidang suaminya.
Tiba-tiba Saja, Sadam teringat akan Mahira, bayang-bayang wajahnya kembali menghantui dirinya, Sadam kini menjadi gelisah.
'Aarrkkhhh, ada apa dengan diriku ini, kenapa aku selalu mengingat Mahira? Bahkan di saat aku sedang bersama Alisa sekalipun, bayangan wajahnya begitu kuat, jantungku sampai berdebar seperti ini? Mahira, kau telah membuatku tersiksa!' Batin nya mulai menggebu-gebu.
Alisa sendiri telah merasakan kegelisahan Suaminya, kemudian ia beranjak dari sandaran tubuh Sadam.
"Kamu kenapa Mas?"
"Aku tidak apa-apa sayang!"sahut Sadam
"Baiklah,Mas ehh...aku sedang menginginkannya, apakah kau mau membawaku berpetualang?" tanya Alisa dengan hasrat yang sudah menggebu, sampai-sampai wajahnya merona.
"Maaf Sayang, tapi aku sedang sangat kelelahan, nanti saja ya, setelah kondisi tubuhku sudah jauh lebih Fit." tolak Sadam secara halus.
Alisa sendiri hanya bisa menghela nafasnya karena menahan kesal.
"Baiklah Mas, yasudah ayo kita tidur!" Ajak Alisa yang langsung beranjak dan pergi meninggalkan Sadam seorang diri di balkon
Sadam akhirnya memutuskan menyusul Alisa pergi menuju tempat tidur.
Sepuluh hari sudah kini Sadam dan Alisa berada di kota Paris, tadinya rencana mereka akan pergi ke Negara Italia, namun entah kenapa Sadam malah membatalkannya dan ia justru memilih pulang lebih cepat, Yang membuat Alisa kesal adalah, selama di Paris, Sadam Hanya sekali saja menyentuhnya itu pun bagi Alisa ada yang berbeda terhadap Suaminya yang tiba-tiba saja berubah menjadi dingin dan kaku saat berada di atas ranjang, seolah ia tidak menikmati percintaan nya.
Alisa begitu sangat kecewa terhadap sikap Suaminya kali ini, setiap kali di tanya, Sadam selalu berdalih jika dirinya merasa tidak nyaman, lelah dan selalu kepikiran masalah pekerjaan, padahal sudah ada Hans yang menggantikan posisinya, dan Hans adalah orang yang paling bisa di andalkan.
......................
Apartment
Saat tengah malam, sekitar pukul satu dini hari. Mahira cukup kaget ketika mendengar suara bel pintu berbunyi, dirinya saat ini sedang tidur di kamar khusus tamu, dimana ada Syifa, putri kecilnya yang sudah tertidur dengan lelapnya karena seharian full di ajak jalan-jalan oleh Mahira, selama sepuluh hari keduanya menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan ke berbagai tempat, Syifa sendiri merasa bahagia, apalagi Mahira! Seolah ia tidak mau di pisahkan lagi dengan putrinya dan berharap jika dirinya segera hamil, agar bisa secepatnya membawa Syifa tinggal bersamanya.
Pak Hans sendiri selalu menanyakan kabar tentang Mahira dan menawarkan sesuatu jika seandainya Mahira membutuhkan bantuannya.
Dan rencananya di tanggal sepuluh, yakni tepatnya saat Tuan Sadam pulang setelah dua Minggu perjalanannya dari Luar Negeri, Mahira akan memeriksakan rahimnya ke dokter kandungan, dan berharap dirinya segera mengandung.
Mahira buru-buru beranjak dari tempat tidur, rasa cemas mulai menyelimuti dirinya, ia pun bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang menekan bel di saat tengah malam seperti ini?
Setibanya di ruang utama, tubuhnya sedikit gemetar ketika Ia mencoba membuka kunci serta handel pintu.
Ceklek
Sebuah tangan kekar berhasil mendorong pintu tersebut, Mahira pun di buat terkejut olehnya.
"T tuan Sadam!" ucap Mahira tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Sadam buru-buru memeluk tubuh Mahira begitu eratnya.
'Aku sangat merindukanmu Mahira, sepuluh hari tidak bertemu denganmu, rasanya aku benar-benar sangat tersiksa!' ucap Sadam dalam hati dan sudah tidak bisa mengendalikan dirinya.
Sadam bergegas masuk ke dalam Apartemen lalu mengunci kembali pintu tersebut. Sedangkan Mahira masih sangat keheranan dengan hadirnya Sadam yang secara tiba-tiba.
" bukan kah harusnya Tuan ada di Luar Negeri?" tanya Mahira sedikit gugup, masalahnya saat ini Syifa masih berada di Apartemen.
"Aku sudah pulang, tadi setelah magrib aku tiba di tanah air." sahut Sadam yang tiada hentinya menatap wajah Mahira, sampai-sampai Mahira menjadi salah tingkah.
"Aku fikir Tuan pulangnya Minggu depan?"
Sadam kini hanya membalasnya dengan tersenyum.
"Yasudah kalau begitu aku ambilkan minum dulu untuk Tuan, pasti haus!" kata Mahira dan kemudian beranjak pergi
Saat Mahira membelakangi Sadam dan bergegas menuju pantry, tiba-tiba saja Sadam memeluk Mahira dari belakang.
"Tidak usah, aku tidak haus! Aku hanya sedang membutuhkanmu malam ini!"
Seketika Mahira malah menelan Saliva nya.
flash back
"Mas, kamu mau kemana tengah malam begini?" tanya Alisa merasa cemas.
"Sudahlah Sayang, kau tidak usah banyak tanya aku mau pergi kemana! Sebaiknya kau renungkan kembali apa kesalahanmu, kau tidak seharusnya bersikap seperti itu padaku, apalagi kau selalu menuduhku yang tidak-tidak. Jika aku masih terus berada di sini, kita akan terus cekcok, dan aku lelah!" sungut Sadam yang sudah mengenakan pakaian begitu rapihnya, ia tidak peduli lagi dengan tanggapan dari Alisa terhadapnya.
"Tolong maafkan Aku Mas, aku memang salah karena sudah menuduh mu yang tidak-tidak!" pinta Alisa sembari mengatupkan kedua tangannya, memohon agar Sadam mau memaafkan dirinya, tapi sepertinya kali ini Sadam tidak bisa memaafkan kesalahan dari Alisa, karena gara-gara keputusannya yang sepihak untuk segera kembali ke tanah air, sehingga membuat Alisa sangat kecewa dan kembali mengatakan jika Sadam telah berselingkuh di belakangnya, hingga akhirnya Sadam menjadi murka padanya.
Sebenarnya posisi di sini yang salah adalah Sadam, Akan tetapi tahu sendiri sifatnya sangat egois dan mau menang sendiri.
Sadam adalah laki-laki yang pandai memanfaatkan situasi, di saat Alisa melakukan kesalahan kecil, dengan Sengaja Sadam membuatnya menjadi masalah besar, dan ini adalah kesempatan yang tepat untuk bisa segera menemui Mahira.
Flash back off
Kini kedua tangan Sadam begitu kuat melingkar di sekitar pinggang Mahira, ia malah mengecup rambut Mahira yang menurutnya selalu wangi, aroma shampo yang sering Mahira kenakan, sudah sangat candu di hidungnya Sadam.
Mahira segera memutar balik tubuhnya, ia menatap lekat wajah suaminya, tanpa tersadar Mahira berjinjit dan memberanikan diri mengecup bibir suaminya, dengan suka cita Sadam pun menyambutnya.
kedua insan ini sebenarnya sudah saling mencintai, hanya saja tidak berani mengutarakan isi hati mereka, hanya bahasa tubuh mereka lah yang mewakili perasaan mereka masing-masing.
keesokan harinya
Pagi-pagi sekali Mahira sudah menyiapkan sarapan pagi dan di bantu oleh Syifa, sedari dulu Syifa paling senang membantu pekerjaan ibunya.
Saat Sadam sengaja pergi ke dapur, ia cukup terkejut sekaligus kagum dengan Mahira dan juga Putrinya.
Senyum tipis pun kini telah terbit dari bibir Sadam, apalagi rindunya terhadap Mahira sudah terobati, Mahira adalah sosok wanita yang telah mampu menggoyahkan hatinya dan menghancurkan kesetiaannya terhadap Alisa, Sadam sendiri sudah tidak bisa memungkirinya lagi, hanya saja ia enggan untuk mengatakan yang sebenarnya.
Saat Mahira menoleh sembari membawa Nasi goreng yang ia letaknya di dalam sebuah mangkuk berukuran besar, ia cukup terkejut.
Namun lagi-lagi Sadam hanya melemparkan senyum terhadap Mahira dan mendadak menggaruk kepalanya yang tidak gatal, alias menjadi salah tingkah.
Sedangkan Syifa sendiri, ia justru lebih terkejut dan merasa ketakutan ketika melihat sosok Sadam. Sampai-sampai tubuh mungilnya bersembunyi di balik tubuh Ibunya.
"Gak apa-apa kok sayang, Om yang berada di sana orang baik kok!" sahut Mahira mencoba meyakinkan Putri kecilnya.
Syifa pun hanya mengangguk dan segera mengekori Ibunya menuju meja makan.
Selama sarapan pagi, Sadam tidak berkata satu patah kata pun sampai-sampai Mahira beranggapan jika Sadam marah padanya karena Syifa masih berada di Apartemen, padahal yang sebenarnya Sadam sama sekali tidak seperti itu, justru ia merasa sangat bahagia.
'kenapa dengan diriku? Hatiku sangat berbunga-bunga seperti ini, ini pertama kalinya aku merasa sebahagia ini, dengan Alisa pun aku belum pernah merasakan hal ini, ini sungguh gila, ck..ck..ck!' ucap Sadam dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁