NovelToon NovelToon
THE BEUTIFUL MAFIA

THE BEUTIFUL MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: yusnita hasibuan

“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”

Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.

Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.

Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.

Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.

Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?

Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?

Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?

Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?

Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.

Kekuasaan hanya bisa membutakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Erotic Memories

      “ Bagaimana keadaan renata? apa dia sudah menghabiskan makanannya? ” pertanyaan itu langsung meluncur dari bibir tegas darren.

    Setelah Jhavi pergi, ia segera menelpon rosita. pembicaraan tadi malah membuat nya semakin mengingat tentang sang beautifull mafia.

     “Kami membawa makanan nya ke kamar, tuan darren, ” jawab rosita sopan. “ Dan tadi nona renata, menerimanya dengan baik. ”

     “ Bagus, bagaimana dengan pakaiannya? Sshhh. ” Darren mengangkat sedikit alis, sembari menarik asap dari cerutu. ia mendongak kemudian menebarkan asap beraroma tembakau ke udara.

    Jakunnya bergerak naik turun. mata abu-abunya menyipit. Sementara kedua tungkainya masih menyilang di atas meja. Pikiran darren melayang, membayangkan renata dengan segala kebej*tan di otaknya.

    “ Nona renata sudah menerimanya. ”

   “ Dia tidak protes. ”

   “ Beliau marah, meminta pakaian yang lain, tapi saya tidak memberikannya sesuai

instruksi anda. ”

    Salah satu sudut bibir darren terangkat naik dengan cara yang kurang ajar. dia malah bisa membayangkan bagaimana kesalnya wanita itu. Oh, renata mungkin mengamuk dan membanting gagang telepon. menendang pintu, dan mengacak kamarnya, atau apa saja untuk melampiaskan kesal dan amarah nya.

     “ Lalu? ”

    “ Ah, nona renata juga menitipkan pesan untuk anda. ”

    Darren makin tersenyum. ia bahkan tak pernah menyeringai seperti ini sebelumnya. “ Katakan! Ssshh. ” lalu ia menghisap cerutu hingga dia pipinya masuk ke celah antara rahang, kemudian mendesis.

    “ Aku akan membun*hnya setelah keluar dari sini! ” rosita menyampaikannya telak, dan persis seperti yang dikatakan renata.

     Gelak tipis terlepas. lagi, darren jadi memamerkan giginya pada speaker telepon, ia lalu menurunkan kaki dari meja. “ Itu terdengar seksi, aku penasaran dia akan membun*hku seperti apa. Ch! ” decakan keluar kemudian. “ Lalu apa yang dia lakukan sekarang? ”

    “ Nona renata meminta saya untuk menyiapkan perlengkapan mandi, dan juga handuk. Saya rasa, saya harus memberikan yang ini tuan darren. ”

    “ Ya, tak masalah. tapi tahan dulu, jangan berikan sekarang. ” instruksi darren lagi. Alis terangkat naik satu centi. “ Biar aku saja yang kesana dan memberikannya. ”

    Tsss!

    Asap mengepul!

   Ujung cerutu yang menyala, dipadamkan darren ke asbak kristal di atas meja. Mendengar tentang renata, membayangkan kemarahan dan kegaharan serta ancaman wanita itu, sungguh membuat lib*do nya naik memuncak.

    Kepalanya pening. otot-otot perutnya mengencang.

    Segera ia tinggalkan benda silinder yang biasanya sangat ia sukai itu dalam keadaan setengah habis. Ia mengambil slim blazer dibelakang kursi, lalu beranjak sambil berbicara ditelepon. “ Dan jangan beritahu dia. ”

  Tanpa membantah apapun, rosita langsung menjawab. “ Baik, tuan darren. ”

    ***

       Renata sudah menunggu lama, tapi entah kenapa rosita belum juga datang membawakan apa yang dimintanya dengan sangat jelas. Dia sudah gerah dengan semua yang melekat ditubuhnya.

    Dengan emosi, renata kembali menghubungi.

    “ Iya, nona renata. ada yang bisa saya bantu? ” suara itu bahkan menjawab seakan tidak memiliki dosa atau hutang apapun.

    “ Dimana semua yang kuminta tadi? ”

    “ Ah, mohon maaf, saya masih menyiapkannya. Ada sedikit masalah, tapi jangan khawatir. Anda bisa mandi lebih dulu, saya akan segera membawakannya. ”

    “ Sebaiknya kau cepat! aku sudah benar-benar gerah! ” renata menekan kasar lagi tombol telepon tersebut. Membuat sambungannya terputus sepihak.

     Otaknya terasa panas. begitu juga dengan tubuhnya yang terasa lengket. Entah sudah bercampur segala keringat apa disini.

Dengan cepat ia membuka bathdrobe yang ia kenakan, melepas begitu saja di kamar utama, lalu masuk ke kamar mandi dalam. keadaan tak berbusana.

Sungguh! semua hal yang berada disini benar-benar membuatnya kesal.

Renata segera menyalakan pancuran air, sama sekali tak berniat memilih buthub. ia bukan ingin berendam dengan santai sambil menikmati busa. Tidak! sama sekali, tidak!

Saat ini, yang renata benar-benar butuhkan adalah membasuh tubuh, membilas, mencuci dan menyingkirkan semua jejak kotor, dan sisa-sisa kebej\*tan yang dibawa darren ke tubuhnya.

Air hangat mengucur dengan deras. diraba renata pancuran itu dengan uluran tangannya, lalu mendesah panjang.

Lega.

Tetap saja air membawa kedamaian bagi dirinya.

Ia menutup mata dan masuk dalam hujan buatan itu. membiarkan rambutnya di basahi. Renata menghembuskan nafas nyaman. merasakan tubuhnya terbelai oleh air hangat.

Diusapnya rambut dari atas dahi, ke ubun-ubun, lalu turun ke belakang kepala. menikmati setiap sensasi air hangat yang menjatuhi kepala, wajahnya dan tubuhnya.

Semua benar-benar terbasuh. ia menyatu disana. Nyatanya, ia selalu mendapat efek rileks.

Diusapnya lagi bersama air mengalir ke setiap. bagian yang penting: mulai dari wajah, leher, dan juga bahunya dengan perlahan.

Renata memejamkan mata, lalu menyusul dipikirannya malah ingatan dan jejak panas yang ditinggalkan darren.

Cumb\*an malam itu....

Cengkeraman tangannya yang bergairah dan kuat. Satu genggaman itu saja, seakan mampu meremukkan tubuhnya.

Belum lagi c\*umannya yang mengingatkan Renata pada apa yang dilakukannya darren.

Aktivitas itu seakan terpanggil kembali. Ia masih bisa mengingat janggut pendek dan kasar darren yang menggerus pipi dan banyak lagi bagian permukaan tubuh Renata.

Rambut pendek nya yang jatuh ke samping wajah Renata.

Wangi maskulin yang menyeruak dari tubuh itu. seakan memproduksi feromon untuk ia nikmati.

Semua terkenang. suara gerakan darren yang tercekik gairah. tangannya yang mencengkeram dan menekan setiap sisi tubuhnya.

Jari-jarinya yang membuat dagingnya melengkung.

Usapan-usapan dipunggung, p\*ha, dan bagian-bagian lain ditubuhnya.

Semua itu.... aahhh...

Semua itu terbawa ke pikiran Renata. mengucur bersama air hangat yang terus mengalir.

Dari lehernya, Renata turun membasuh d\*danya juga. mengusap dan melewatkan jempolnya ke bagian merah muda yang malah mengencang, ia benar-benar tak menduga, puncak d\*danya akan ikut bereaksi.

Merespons tanggapan otaknya yang sulit terbasuh.

Sungguh tujuannya, untuk membasuh dan membilas diri,malah membawakan ingatan yang erotis dan panas saat tubuhnya disentuh.

Itu pertama kalinya Renata dijamah oleh lelaki, dan sekuat apapun dia menolak, si br\*ngsek itu punya kharisma yang menariknya tenggelam. ia seperti lubang hitam yang mengancam, sementara Renata adalah manusia yang terjebak didalamnya.

Surga dan neraka bumi seakan berpadu satu saat itu. membuat ia merasakan dia pengalaman sekaligus.

“ Hhhmm... hhhh.. ” Renata mend\*sah dalam gumam. ia tak sadar telah berulang-ulang mengusapi dadanya.ia ingin membersihkan semuanya, menyingkirkan sisa-sisa darren dari sana.

Dan semua itu malah mengingatkannya lagi, pada bagaimana puncak d\*danya menjadi kotor.

Mulut panas itu. Ya, mulut panas itu seakan masih terasa menghisap kuat disana. Membuat ujung d\*danya berdenyut. Tekstur langit-langit dan lidah milik darren bahkan masih terasa.

Ia ingat jelas bagaimana lelaki itu meng*lumnya dengan bern*fsu, sembari pula menyentakkan keperk*saannya ke dalam tubuh Renata.

Pusat tubuhnya kembali berdenyut.

Pembersihan diri ini benar-benar hanya berlangsung diluar. Nyatanya, tubuh ini memgingat, memori nya tertinggal di otak Renata. Terbayang-bayang menghantuinya.

Ia terus memejamkan mata, dan mengusap bagian perut dan pinggang nya. Semua bagian itu juga tersentuh oleh tangan bi\*dan darren.

Sampai tangan Renata tiba di bagian inti tubuhnya.bagian yang harus ia bersih kan secara maksimal.

Diusapnya bagian tersebut dan membilas nya dengan hati-hati. Dan apa yang terjadi, ia malah makin mengingat bagaimana senjata yang gagah itu memenuhi dirinya.

Tak menyisakan rongga untuk bernafas.

“ Eeeehhhh. ” Renata mend\*sah panjang saat masih mengingatnya. ia tak bisa menyangkal sensasi gila yang hadir saat darren menyatu dengan tubuhnya. Saat lelaki itu mengg\*gahi nya dengan begitu berg\*irah.

Saat dirinya bergetar hebat.

Saat punggungnya terangkat jauh dari tempat tidur.

“ Tidak! heh heh! ” renata memekik dan berpegangan pada dinding kaca yang turut basah dan berdoplet air.

Bagian kaca benar-benar berembun karena uap panas dan juga nafasnya. mengabur kan pandangan disekitar.

Wajahnya memerah. ia tak sadar sudah mend\*sah panjang tadi. antara mengutuki tapi juga mengakui setiap setiap sensasi nikmat surga duniawi yang lain atas aktivitas itu.

Demi apa dia sama sekali tak mau jadi wanita murahan yang mengakuinya. Penyangkalan terus diciptakan.

Renata tertunduk dengan terengah sembari air terus mengalir di belakang kepalanya, lanjut mengucur ke hidungnya mancung, juga ke mulut yang terbuka, dimana saat ini digunakan Renata sebagai sirkulasi udara ternyaman. Ia membiarkan air itu mengalir deras lewat dagunya.

Ia masih terengah, oksigen beradu dengan air. juga hormon terlepas dari otaknya. renata mengepalkan tangannya kemudian. menarik nafas-nafas kalut akibat bayangan memori tersebut.

Siapa sangka mandi malah membuatnya ingat. Tujuan awal untuk membersihkan diri, malah membawanya terjebak pada halusinasi tentang darren dan semua sentuhan yang diciptakan lelaki itu.

“ Br\*ngsek..., ” d\*sah Renata lagi.

Ia bernafas terengah. Renata masih berpegangan di dinding kaca kamar shower tersebut, sampai tak disadarinya, ada tangan yang lebar, besar dan kekar,malah memeluknya dari belakang.

Tangan tersebut menjamah erat seperti ular piton yang melilit dan berakhir dengan mencengkram pay\*daranya.

Sepersekian detik, Renata menikmati jamahan itu, lalu sedetiknya ia membelalak, mengerjap, hendak memberontak, sampai cengkeraman itu berubah erat, mencengkeram, menguasai, hingga ia tak bisa bergerak.

Dirasanya d\*da itu lagi menghimpit punggungnya. menekan dengan begitu keras. Tubuh yang besar dan perkasa itu melumpuhkannya dari belakang, dan tel\*jang!

Renata dapat merasakan bulu-bulu panjang disekujur tubuh itu. dan yang paling menarik adalah alat penerobos darren yang mendesak bagian bawah lengkung tubuh nya.

D\*mn it!

Masih menyesali semua ini, mulut b\*jingan yang panas itu, sudah menempel kebelakang telinga Renata. menggeram dengan suara serak. nafasnya mendesah dengan hangat disana, seraya suara bisikan bernada rendah dan dalam mengikuti. “ Kau menikmati mandi mu? hmm? aku mendengarmu mend\*sah. apa kau membayangkan aku menyet\*buhimu lagi? ”

“ Heeeeehh. ”

“ Katakan yang sejujurnya, Renata. ” darren meremas buah d\*da wanita yang sudah berada didalam rangkulan tangannya yang kokoh.

“ Percayalah, aku bisa memberimu kepuasan yang lebih nikmat dan tak akan pernah terlupakan olehmu. ”

TO BE CONTINUED

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!