"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Tugas masing²
Usman harus di larikan kerumah sakit karena tulang tangan memang sungguh patah menjadi dua, bila tidak di obati maka hanya akan membusuk sehingga harus amputasi yang ada. bukan nya sadar bahwa Arya adalah orang yang tidak bisa dia lawan dengan mudah, Usman malah ingin cari dukun yang bisa mengalahkan Kakak adik tersebut.
Sebab dia sudah yakin sepenuh nya bahwa Arya adalah siluman ular yang sangat jahat, bahkan terlintas dalam pikiran nya bahwa Purnama bisa kaya karena dia adalah ular sehingga bisa di bilang dia adalah Nyi Blorong. orang awam tau nya kalau ular ya Nyi Blorong lah nama nya, karena mereka memang tidak tau.
Padahal kaum Nyi Blorong sudah ada beberapa yang di bantai oleh Purnama, walau pada saat itu Purnama juga harus mendapatkan hukuman berat di dalam goa es. maka nya apa pun yang jenis ular, maka akan di bilang bahwa itu adalah ular pesugihan yang banyak memakan korban.
Tidak tau saja bahwa Usman ini masih beruntung tidak di siksa seperti Risman, cukup dengan patah tulang dan di lepaskan oleh Arya. Risman sekarang antara mau hidup dan mati karena kepanasan dalam penjara bawah tanah milik nya Purnama, sekarang mau bergerak saja seoalah tidak punya tenaga yang bisa untuk bergerak.
"Aiiir! tolong beri aku aiiir....
Risman rasa nya ingin menenggak air satu botol penuh karena sangking haus nya, pintu penjara terbuka dan masuk lah pria yang sangat tampan namun bengis bukan main. Panglima di suruh melihat apa kah Risman sudah mati di dalam sana, bahaya kalau sampai mati di dalam es penjara.
"Aiiirr, tolong beri aku air." pinta Risman dengan tubuh mengkilat akibat peluh.
"Kenapa kau mengemis padaku, aku iblis peliharaan nya Purnama!" seringai Bagaskara.
"Ampuni akuuu...huhuhuuu aku ingin air!" rintih Riaman sangat kehausan.
"Apa yang kau ketahui tentang pembunuh itu?!" Bagaskara menginjak tulang kering nya Riaman kuat.
"Aaaaaahhk, ampuni aku!" pekik Risman melolong tinggi.
"Aku bertanya padamu! apa yang kau ketahui tentang pembunuh itu?" bentak Bagaskara.
"Tidak tauuu! aku tidak tau sedikit pun tentang pembunuh itu, aku hanya menebak saja." Risman menangis kesakitan.
"Kalau tidak tau kenapa kau menuduh Purnama seenak nya saja!" bentak Bagas kian geram sekarang.
Risman tidak bisa mau menjawab karena selain kesakitan pada tulang nya, dia juga sangat kepanasan sekali. mau lari juga tidak bisa karena tidak tau jalan, yang dia lihat hanya lah sel sel yang penuh dengan berbagai macam setan yang juga sedang di hukum oleh Purnama, namun mereka setan yang sudah akan di ampuni sehingga di letakan pada sel level dua belas.
Bagaskara keluar dari dalam ruangan penjara bawah tanah, Risman memang tidak tau apa apa soal pembunuh yang sedang berkeliaran itu. dia hanya asal tebak saja dan langsung mengarah pada Purnama, karena rasa iri hati akibat hidup Purnama yang enak.
"Tidak tau apa apa tapi lagak nya luar biasa!" geram Panglima segera pergi dari sana.
Wuuutt, wuuusssh.
Telinga Bagaskara yang tajam mendengar suara pedang menebas angin, maka dia melangkah mendekati suara itu. di balik pohon mawar, ada gadis berbaju putih sedang berlatih pedang dengan wajah nya yang serius, Xiela memang selalu latihan agar kemampuan nya tidak pudar.
Wuusssh.
Craasss.
Ranting pohon terpotong hanya dalam waktu satu kedipan mata saja, bisa di pastikan bila itu leher orang akan kekurangan pedang nya Xiela. hampir mirip dengan pedang nya Aksara, namun milik Xiela bertuliskan bahasa cina yang Bagas juga tidak tau apa arti nya.
Milik Aksara masih mudah di pahami karena itu bahasa jawa kuno yang memang ada pada pedang emas, cuma pemilik nya saja pelit sehingga tidak boleh bila di lihat tulisan nya. sebab Aksara merasa itu adalah pusaka yang harus di lindungi, sama juga dengan pedang Bagaskara yang terselip pada pinggang.
...****************...
Bulan purnama kembali bertengger dengan indah nya, biasa anak anak akan sangat senang menunjuk bulan yang sangat bulat sempurna itu. tapi sekarang mereka tidak di perbolehkan keluar oleh orang tua nya, karena mereka takut saat anak anak keluar maka akan di bantai oleh pembunuh misterius yang beberapa bulan ini sudah banyak memakan korban.
Walau bukan pasti malam purnama juga saat beraksi nya, karena beberapa korban lain di bantai saat bukan bulan purnama. ada rumor bahwa yang mau jadi pengantin lah yang akan di bunuh, namun dua pasang korban di bunuh karena sedang pacaran, salah satu nya saat malam purnama dan satu nya lagi malam biasa.
Pembunuh tampak nya tidak bisa di pastikan keluar nya malam apa, namun yang pasti selama dua kali purnama ini selalu ada korban yang jatuh. maka nya Pak Lurah setuju bahwa Purnama lah yang membunuh para korban, hanya karena nama nya seperti bulan maka mendapat tuduhan kejam.
"Jangan sampai lengah!" Maharani berbisik pada Nilam.
"Dari tadi aku juga melihat kearah sana, kau saja yang berisik!" tukas Nilam.
"Pokok nya kita harus mendapatkan dia, jangan sampai lepas lagi." geram Maharani.
"Semoga saja kita bisa, kalau pun bukan kita maka yang lain semoga bisa." harap Nilam pada teman teman nya.
Semua member Purnama di gerakan untuk mencari pembunuh yang sedang berkeliaran malam ini, mereka berpasang pasangan agar bila salah satu kalah yang satu nya lagi bisa membantu. Maharani bersama dengan Nilam dan yang lain nya terserah mau sama siapa saja, yang pasti memang mereka tugas di lain lain tempat.
"Aku tidak ingin kehilangan lagi, pokok nya kita harus mendapatkan dia!" Nana menatap tajam kearah penjuru malam yang kelam.
"Berarti kita tidak boleh pencar, harus fokus sama dia saja." jawab Xiefa juga waspada.
"Srigala nya kan sudah mau bunuh, sehingga kita fokus saja pada jubah hitam sialan itu!" sahut Nana.
"Yang lain ada di daerah mana?" Xiefa menatap kesana kemari.
Nana menggeleng karena mereka memang saling tidak tau posisi nya masing masing, hanya fokus bagai mana cara nya menangkap jubah hitam. walau pun bukan malam purnama, mereka akan terus kerja begini sampai pembunuh di dapatkan.
"Tidak ada sama sekali tanda pergerakan." lirih Landak mengawasi rumah dukun.
"Ku rasa bukan dia, kenapa malah kita awasi dia?" heran Aksara.
"Siapa tau saja, Pak Lurah curiga itu gara gara omongan dia!" sahut Landak.
Di atas genteng rumah nya dukun, ada dua arwah tampan yang mengawasi nya dengan teliti, Landak curiga bahwa dukun itu yang menjadi pembunuh lalu menuduh Purnama pula sebagai kambing hitam nya.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...