seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 mafia dan Alvin sakit
batin Alvin "kenapa aku suka lihat bocah ini dan ada apa denganku dan kalau aku di sini terus bisa bisa aku jadi gila."
Alvin keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk menemui Andre. Sementara Andre malah ketiduran di sofa. Alvin langsung membangun kan Andre dan mengajaknya ke kantor lagi.
Andre masih mode mengantuk mengikuti bos nya dari belakang. Tidak lama kemudian mereka berdua sudah tiba di kantornya dan kembali masing-masing keruangan nya. Alvin sendiri memilih untuk ke ruangnya karena masih banyak pekerjaan yang harus di urus. Termasuk Andre juga.
Di dalam ruangannya Alvin tidak fokus bekerja. Karena masih saja mengingat dan memikirkan Dela. "kenapa hari ini aku kepikiran bocah itu apa yang terjadi pada diri."
Alvin mengacak acak rambutnya. Alvin menelepon Andre untuk bawa segelas kopi. tidak lama kemudian Andre sudah membawakan bosnya kopi tersebut.
Alvin langsung saja menyeruput kopinya. Dan mengatakan kepada Andre bahwa hari ini Andre yang akan handle di perusahaan. Andre hanya bisa pasrah karena tugas sudah bertambah lagi.
setelah menghabiskan kopinya alvin langsung saja pergi dan meninggalkan Andre begitu saja.
...****************...
Alvin sudah tiba di rumah dan langsung menuju kamar Dela. Dela tidak mengetahui kalau Alvin masuk ke kamarnya. Alvin hanya diam saja dan tidak mengatakan apa-apa, sambil memperhatikan Dela. Alvin berdiri dekat pintu sambil menyilangkan tangan ke dadanya.
Setelah Dela berbalik Dela kaget dan memegang dadanya seakan akan jantung nya mau copot. Dela hanya mengumpat dalam hati. "ini orang atau apa sih kok datang tidak undang pulang tak diantar kayak jalangkung dia."
"tidak usah melihat ku seperti itu."
Dela bangun dari tidurnya dan bersandar. Alvin mendekati Dela dan memastikan Dela baik baik saja. Tapi Dela sangat takut kalau Alvin mendekati nya. Karena Dela selalu mengingat kejadian malam itu.di mana alvin menyiksa Dela.
Alvin tidak mengatakan sepatah kata pun dan keluar dari kamar. tidak lama kemudian bunyi dering hp Alvin. Alvin langsung saja ke ruang kerjanya untuk menjawab panggilan telepon dari salah satu anak buahnya.
Alvin meninggalkan ruang kerjanya pergi lagi ke markasnya. Hari mulai gelap Alvin baru saja sampai di markas dan anak buahnya menyambut Alvin. Alvin berjalan menuju markas nya dan di ikuti beberapa anak buahnya dan sebagian anak buahnya berjaga di luar markas.
di dalam markas Alvin langsung duduk di sebuah kursi. Dan salah satu anak buahnya melaporkan bahwa musuhnya sudah bergerak beberapa hari yang lalu untuk untuk memprovokasi salah satu mafia untuk menyerang kita.
Alvin marah besar dan berdiri sambil membanting kursi yang dia pakai tadi. Alvin menyuruh anak buahnya untuk memantau pergerakan musuhnya.
Untung anak buahnya siap siaga dan sudah terlatih. Alvin meminta selalu menghubunginya walaupun yang terjadi nantinya.
Beberapa saat kemudian
jam sudah menunjukkan jam dua belas malam.alvin baru tiba di rumah. Alvin tidak lupa mengecek Dela, dan ternyata Dela sudah tidur pulas. Alvin lalu kembali ke ruang kerjanya. Dan berbaring di sofa tidak butuh waktu lama Alvin sudah tertidur pulas. Saking nyenyak tidur nya Dia tidak mendengar bunyi telepon nya.
Di kamar sebelah tepat di Dela. Dela terbangun karena haus, Dela melihat tempat air di meja sudah habis. Dan Dela terpaksa keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air minum.
setelah mengambil air minum Dela langsung saja menuju kamarnya. Di tengah perjalanan ada yang memanggil Dela. Dela berbalik tapi tidak ada orang, Dela terus saja berjalan tapi tiba-tiba ada orang yang menarik tangan nya.
Dela mau berteriak tapi langsung di bekap mulut nya, Dela hanya meronta-ronta tapi tidak bisa. Karena yang memegang Dela sangat kuat. Dela tidak sempat melihat siapa yang membekapnya.
Dela di bawa ke kamarnya. Ternyata orang yang membekap Dela adalah Alvin. "kenapa om seperti orang pencuri saja sih bekap segala mulut, kan sakit."
"kamu ngapain tengah malam begini keluar kamar, apa kamu mau ikutin aku."
"ya..Ela om. aku cuma ke dapur ambil air minum."
Alvin menarik tangan Dela menuju tempat tidur dan mendorong tubuh Dela ke tempat tidur. Dela meringis kesakitan karena di dorong lagi.
"geser ke cepat aku juga mau tidur."
"lah om.. Kenapa harus tidur di sini.."
"kenapa emang. Aku akan mengawasi agar kamu tidak kabur."
"tapi...om."
"tidak ada tapi tapian cepat tidur."
Beberapa menit Alvin sudah tertidur, tapi beda dengan Dela. Dela tidak bisa tidur sama sekali karena ada Alvin di dekatnya. Alvin tidak sengaja memeluk Dela dan Dela kaget tiba-tiba saja di peluk. Dela ingin melepas pelukan Alvin tapi tidak bisa.
"kenapa dia menggigil kan suhu ruangan ini tidak dingin apa dia."
Dela berusaha melepas tangan Alvin tapi tidak kunjung juga terlepas. Dengan cepat Dela menyentuh dahi Alvin ternyata panas sekali.
"astaga dia demam tinggi bagaimana caraku, aku tidak bisa lepas lagi."
Alvin mengigau dan mengatakan kamu jahat sekali, kamu lebih memilih dia di banding aku. kamu jahat..aku benci kamu. Sangat membenci mu Mila..
Batin Dela "siapa Mila apakah dulu punya kekasih atau pacar bernama Mila. Bodoh amat dan bagaimana caranya aku bisa lepas aku sudah sesak."
Dela langsung mengigit tangan Alvin. Alvin berteriak dan langsung melepas pelukan nya. "kenapa kamu mengigit ku bocah."
"om kalau tidur baca doa dulu supaya tidak mimpi panggil-panggil nama Mila."
"diam kamu bocah." Alvin melanjutkan tidurnya lagi.
Dela keluar kamar untuk mengambil air yang akan di kompres ke Alvin. Tidak lama kemudian Dela sudah datang membawa air dan langsung saja mengompres dahi Alvin dan menyelimuti nya dengan benar.
"dia mengigau lagi sebut nama mantannya."
Dela dengan telaten menggantikan kompresnya yang sudah kering.
Alvin meraih tangan Dela ke dadanya. "om manja banget sih."
...****************...
keesokan hari nya Alvin terbangun dari tidurnya dan memeriksa dahinya."kenapa ada kain di sini."
Tidak lama kemudian Dela masuk kamar. "eh om sudah bangun. Ini aku bawain sarapan, om sarapan dulu dan istirahat."
"kamu siapa ngatur-ngatur saya."
"aku bukan siapa-siapa nya om, cuma saya kasihan aja sama om karena tadi malam itu om demam tinggi. Ini saja om masih demam."
"biar saya suapi om saja." Dela menyuapi alvin dengan telaten.
"sudah cukup."
"satu kali lagi om biar cepat sembuhnya." Dela mengambil gelas yang berisi air dan memberikan nya kepada Alvin.
"oh iya om. Hari ini Dela boleh masuk sekolah yah, dan pulang sekolah aku mau mampir ke rumah ayah ku boleh kan om.."
"kamu boleh ke sekolah tapi langsung pulang ke rumah ada sopir yang mengantar jemput mu."
"tapi om."
"tidak ada tapi tapian."
Dela kaget lagi karena Alvin marah lagi.
"baiklah om. Kalau begitu Dela ke sekolah dulu yah om."
Dela mengambil tasnya dan keluar kamar untuk pergi sekolah dan Dela tidak lupa pamit sama Bibi nya.