Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Doni dan Lintang mengerutkan keningnya mendengar perkataan Mayang.
"Apa maksudmu nak?" tanya Lintang kemudian.
"Aku sebenarnya adalah adik ipar kak Ranti, istri mas Randi. Tapi selama menikah, mas Randi dan keluarganya selalu melakukan kekerasan padaku. Bahkan ayah mertuaku berkali-kali akan memperkosaku." jelas Mayang. Ia tak ingin menutupi statusnya dari kedua orang tua Rion.
Mendengar penjelasan Mayang, Lintang dan Doni terkejut bukan main. Bahkan Doni menatap Rion dengan tatapan penuh amarah. Ia mengepalkan kedua tangannya hingga urat-uratnya menonjol.
"Kau berselingkuh dengan adik iparmu sendiri? Alih-alih membantunya terlepas dari suami dan keluarganya, kau malah menjadikannya budak nafsumu!" ucap Doni dengan rahang mengeras.
"Pa! Aku mencintai Mayang. Lagipula Mayang dan suaminya sudah bercerai."
"Astaga!" Doni mengusap wajahnya dengan kasar. Karena tingkah anak keduanya selalu membuatnya emosi.
Berbeda dengan Lutfi anak pertamanya. Doni merasa gagal mendidik Rion agar menjadi pemuda yang baik, dulu Rion menghamili Ranti, dan sekarang malah kumpul kebo dengan mantan adik iparnya.
Lintang juga merasakan pusing memikirkan Rion dan memijit kepalanya, ia merasa karma berbalik padanya. Jika dulu ia dan Doni melakukan kesalahan seperti itu, hingga hamil di luar nikah. Saat ini malah anak keduanya mengikuti jejak ayahnya.
Lutfi kakaknya malah menjadi pemuda yang baik, meskipun hasil dari hubungan gelapnya dengan Doni.
"Pa! Duduk dulu." ucap Lintang, dengan menarik lengan Doni.
Sementara Mayang berjalan kedapur untuk mengambilkan air dingin. Kemudian kembali lagi dengan 3 gelas orange jus dingin.
"Diminum dulu tuan, nyonya biar dingin." ucap Mayang, sambil menyuguhkan minuman diatas meja. Kemudian menoleh kearah Rion. "Mas diminum dulu, biar dingin." kata Mayang lalu mengambilkan gelas milik Rion.
"Terimakasih sayang." ucap Rion dengan senyum mengembang.
Doni dan Lintang yang melihat perlakuan Mayang merasa tersentuh. Selama ini Rion tidak pernah berkata lembut kecuali pada ibunya. Bahkan pada Ranti pun Rion enggan berbicara.
Doni dan lintang saling tatap, melihat perubahan pada putra mereka. Lutfi dan Rion memiliki kepribadian yang sama, cuek dan susah berbasa basi.
Bahkan sampai saat ini, Lutfi masih betah menyendiri, meskipun usianya sudah genap 33 tahun. Rion berusia 30 tahun malah sudah mendahului kakaknya. Dan saat ini sedang bucin dengan seorang wanita.
"Eghem!" Doni berdehem karena melihat Mayang dan Rion saling pandang dengan tatapan penuh cinta.
"Jadi kau istri dari Randi?" tanya Doni kemudian.
"Benar tuan!"
"Sayang, jangan panggil tuan. panggil papa saja." kata Rion protes. Ia tak ingin membuat Mayang seperti pelayan.
"Benar kata Rion, panggil papa saja." putus Doni kemudian.
"Baik pa-pa!" jawab Mayang, dengan senyum manis. Sepertinya orang tua Rion adalah orang yang baik. Batinnya.
"Jadi kapan kau dan Randi menikah? kenapa kami tidak tau sebagai besan?" tanya Doni.
"Setahun yang lalu aku dan Randi menikah, setelah papaku meninggal, aku terpaksa harus menikah dengan mas Randi, karena kakak tiriku memiliki hutang pada mas Randi. Namun setelah menikah, aku selalu mengalami kekerasan. Beberapa bulan lalu, aku keguguran karena di dorong suamiku dari tangga." Jelas Mayang dengan suara serak. Mengingat kembali momen itu, membuat dadanya sesak.
"Astaga! Apa benar keluarga Ranti begitu?" ucap Lintang lirih. Tak menyangka jika keluarga menantunya seperti itu.
"Kasihan sekali kamu?" ucap Lintang, menantap iba pada Mayang.
"Mama tenang saja, mulai saat ini Rion akan menjaga Mayang." ucap Rion.
Namun tetap saja, jika Rion menikahi Mayang. Lintang dan Doni masih belum setuju.
"Sebaiknya kamu berikan Mayang tempat tinggal Ri, jangan kumpul monyet seperti ini. Tidak enak dilihat orang, apa lagi jika kakakmu tau, dia pasti akan menegurmu." ucap Doni, biar bagaimanapun. Doni tidak ingin putranya mengikuti jejaknya dulu.
"Idih, papa apaan sih. Kenapa ngomongin monyet segala. Aku sudah mempersiapkan rumah untuk Mayang. Rencananya hari ini aku akan membawanya ke rumah yang sudah aku beli."
Mayang terkejut mendengar ucapan Rion, ia langsung menoleh kesamping. "Mas!"
Rion mengangguk dengan senyum manis. "Aku sudah membelikanmu rumah, dekat dengan kampusmu. Disana sudah ada pelayan yang akan membantumu." ucapnya.
Mayang merasa tidak enak dengan orang tua Rion. Karena Rion memberikannya rumah, rumah bukanlah barang murah. Apa lagi mengingat selera Rion yang tinggi, Mayang takut orang tua Rion berpikir negatif tentangnya.
Ia meremas dress yang ia gunakan dengan wajah tertunduk, tak berani menatap wajah kedua orang tua Rion.
"Ya sudah! Kalau begitu antarkan Mayang ke rumahnya. Setelah bercerai, bantu kakak mu urus perusahaan dengan benar. Jangan seenaknya, mentang-mentang perusahaan milik nenek moyangmu." kata Doni kesal. Selama ini dia mendapatkan laporan dari Lutfi, jika Rion jarang datang ke kantor.
"Ck! Papa kan tau, aku baru saja mendirikan firma hukum ku sendiri." ucap Rion kesal. Ia menyandarkan bahunya di sofa menatap jengah pada ayahnya.
"Kau ini benar-benar anak yang tidak bisa di atur. Dulu kau tiba-tiba minta di nikahkan karena sudah menghamili Ranti, lalu sekarang menceraikan Ranti tanpa berunding dulu dengan orang tuamu."
"Saat papa dan mama datang untuk meminta penjelasan, kau malah kumpul monyet dengan adik iparmu sendiri. Sekarang kau membangun firma hukum juga tanpa berunding dengan papa. Terserahmu saja Rion, urus saja urusanmu sendiri. Papa pusing." ucap Doni, lalu memijit tengkuknya.
Lintang memijit tengkuk Doni karena Doni memiliki riwayat darah tinggii, semenjak Rion beranjak dewasa. Maka dari itu Rion memutuskan untuk keluar dari rumah, dan tinggal sendiri. Karena selalu bertengkar dengan sang ayah jika bertemu.
Kali ini Rion sudah lebih dewasa, tidak egois seperti dulu. sekarang jika sang ayah marah, ia akan menjadikannya bahan bercandaan. Rion terkekeh melihat ayahnya memijit-mijit tengkuknya.
"Sakit kan? Makanya jangan marah-marah terus. Sebaiknya mama ajak papa istirahat di kamar. Aku takut papa terserang stroke nanti."
"Ya Allah, salah apa aku. Kenapa anak keduaku kurang ajar seperti ini." ucap Doni tak menyangka.
"Sudah lah mas! Sebaiknya mas istirahat saja di kamar." ajak Lintang. Karena jika tidak di pisah, Doni dan Rion akan terus saling ejek.
"Ya Allah! Kenapa berani-beraninya Rion kumpul kebo seperti ini. Kepalaku sakit memikirkannya." ucap Doni, sambil berjalan menuju kamarnya. Di rumah Rion, Doni dan Lintang juga memiliki kamar pribadi.
"Mas! Mas Doni lupa dulu juga seperti Rion." ucap Lintang, sambil memapah suaminya.
"Tapi kita tidak kumpul kebo!"
"Kata siapa? Dulu setiap malam mas Doni datang ke kamarku! Mas Doni juga sering mengajakku menginap di rumah mas Doni. Sampai aku hamil Lutfi."
Doni hanya diam mendengar perkataan istrinya. Ia mengingat semua itu, mana mungkin ia melupakannya. Ia menghamili Lintang, karena jatuh cinta dengan calon tumbalnya.
Alih-alih menjadikan Lintang tumbal perawan yang sudah menjadi incarannya, ia justru memerawani Lintang karena takut Lintang menjadi tumbal Seruni yang selanjutnya.
Jika dipikir-pikir, masa mudanya dulu lebih bejat daripada Rion. Ia bahkan membuat satu kampung menjadi pemuja iblis dengan iming-iming kekayaan dan kewibawaan.