Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Tiga bulan kemudian
Salman dan Ela telah resmi menjadi pasangan suami istri.
Ela masih tidak percaya jika ia akan menikah dengan Salman yang merupakan Kakak tiri Dayu.
"Sayang kamu sedang mikir apa?" tanya Salman yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"K-kak Salman mengagetkan aku saja. Aku sedang melihat foto pernikahan kita" jawab Ela sambil menunjukkan ponselnya.
Salman meminta Ela agar duduk di sampingnya karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.
"Ela, mulai sekarang panggil aku Mas Salman. Jangan panggil Kak Salman" pinta Salman kepada istrinya.
"I-iya Mas" jawab Ela sambil tersenyum malu.
Setelah itu Salman mengajak istrinya untuk makan malam yang telah di siapkan oleh pelayan.
Salman melarang istrinya untuk memasak ataupun pekerjaan rumah lainnya. Ia baru mengijinkan istrinya masuk ke dapur, saat istrinya ingin memasak dimana pelayan tidak bisa memasak keinginan Ela.
Ela melayani suaminya dengan mengambilkan nasi dan beberapa lauk kesukaan Salman.
"Sayang, apakah kamu sudah siap untuk malam pertama nanti?" tanya Salman.
Ela langsung tersedak saat mendengar perkataan suaminya yang mengajaknya melakukan malam pertama.
Salman langsung mengambil air putih dan meminta istrinya untuk meminumnya pelan-pelan.
"Aku tidak akan memaksamu jika kamu belum siap melakukan malam pertama kita" ucap Salman yang kembali duduk menikmati makan malamnya.
Ia juga meminta istrinya untuk segera makan dan setelah itu pergi tidur.
Setelah selesai makan, Salman masuk ke kamar terlebih dahulu dan meninggalkan Ela yang masih ada di ruang makan.
"A-apa Mas Salman marah sama aku ya?" gumam Ela yang merasa bersalah dengan suaminya.
Bukannya ia tidak mau melayani suaminya untuk melakukan malam pertama tetapi ada satu hal yang belum Salman ketahui kalau sebenarnya Ela masih perawan.
Dalam pernikahannya dengan Dayu, Ela belum pernah melakukan ritual olahraga sama sekali.
Setiap kali Ela mengajak Dayu untuk melakukan ritual olahraga pasti ada saja alasan Dayu mulai sakit perut, meeting ataupun alasan lainnya.
Oleh karena itu Ela sangat sakit hati melihat Dayu yang malah melakukan ritual olahraga bersama Tika sang pelakor.
Setelah selesai makan, Ela naik ke lantai atas menuju ke kamarnya.
Ela kembali melihat buku nikahnya dan melihat nama suaminya Salman Firdaus Alfarizi.
"Namamu bagus sekali Mas Salman" gumam Ela yang kemudian menaruh buku nikahnya dan berangkat tidur.
Keesokan paginya dimana matahari sudah bersinar terang dan Ela baru saja membuka matanya.
"Jam berapa ini?" Ela mengambil ponselnya dan melihat kalau sekarang sudah jam tujuh pagi.
Ela langsung bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Ela membuka pintu dan ia dikejutkan dengan suaminya yang sedang duduk di atas tempat tidur.
"Selamat pagi sayang, kelihatannya semalam tidurmu nyenyak sekali" Salman menghampiri istrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kimono handuknya.
"Selamat pagi Mas, maaf aku bangun kesiangan" jawab Ela sambil berjalan mundur sampai dinding.
Jantung Ela berdetak kencang sekali saat suaminya ada dihadapannya sampai tidak memberikan ruang sedikitpun kepada dirinya.
Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Salman langsung mendaratkan bibirnya ke bibir istrinya.
Untuk pertama kalinya Ela mendapatkan ciuman mesra dari bibir suaminya.
Ingin rasanya menolak saat suaminya menciumnya tetapi ciuman Salman sangat lucu lembut dan membuat Ela langsung membalas ciuman yang diberikan oleh suaminya.
Ela menikmati ciuman yang diberikan oleh suaminya sampai ia lupa diri.
"Apakah kamu sudah mulai mencintai aku?" tanya Salman.
Mendengar pertanyaan dari Salman, Ela langsung mendorong tubuh Salman.
Ela mengalihkan pembicaraan dan meminta Salman untuk menunggunya di ruang makan.
Melihat Ela yang salah tingkah, Salman langsung keluar dari kamar.
Ela segera mengganti pakaiannya dan segera turun menuju ke ruang makan.
"Ayo sayang kita sarapan dulu" ajak Salman yang sudah menunggunya.
Ela mengambilkan nasi dan beberapa lauk untuk suaminya.
Salman memberikan black card untuk Ela dan memintanya untuk belanja kebutuhannya.
Ela yang belum pernah mendapatkan black card langsung terkejut.
"Mas Salman, uangku yang kemarin masih ada. Lebih baik Mas simpan saja kartu ini"
Salman menggelengkan kepalanya dan ia memutuskan Ela untuk mengambilnya.
"Kamu ambil atau kita lakukan malam pertama sekarang" ancam Salman.
Ela langsung mengambil kartu itu dan melanjutkan makannya
Salman menahan tawanya saat melihat istrinya yang seperti itu.
"Nanti aku akan pulang larut malam, jangan tunggu aku pulang" ucap Salman yang akan melakukan meeting di luar kota.
Salman meminta Ela untuk membeli beberapa pakaian, perhiasan atau lainnya yang Ela inginkan.
Ela hanya bisa menganggukkan kepalanya dan tidak mau berdebat lagi dengan suaminya.
Setelah selesai sarapan, Salman berpamitan kepada istrinya.
"Setelah belanja langsung pulang, aku tidak mau kamu berdekatan dengan lelaki lain" ucap Salman sambil mencium kening Ela.
"Iya Mas, aku nanti langsung pulang," Ela mencium tangan suaminya.
Salman masuk kedalam mobil dan ia melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.
Melihat suaminya yang sudah berangkat, Ela kembali menuju ke ruang makan.
"Enaknya nanti pergi belanja kemana ya?" Sebenarnya Ela tidak ingin keluar rumah tetapi suaminya memaksanya untuk belanja.
Ela masuk kembali ke kamarnya dan kembali merebahkan tubuhnya.
Jam menunjukkan pukul sebelas siang dimana Ela sudah berada di Mall.
Ia berjalan melihat-lihat pakaian yang dipajang dan ia meminta pelayan untuk mengambilkannya yang berukuran M.
Disaat sedang menunggu pelayan, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan Tika dan Nyonya Emilia yang juga berbelanja di toko yang sama.
"Mama, coba lihat siapa ini. Sepertinya sekarang dia sudah menjadi simpanan Om-om" ucap Tika dengan nada mengejek Ela.
Ela tidak menghiraukan perkataan Tika yang sedang mengajak mengobrol Nyonya Emilia dan ia memilih untuk menunggu pelayan yang sedang mengambil pesanannya.
Tak lama kemudian pelayanan datang dan memberikan pakaian yang diinginkan oleh Ela.
Tika yang melihatnya langsung merampas dan mengatakan kalau ini miliknya.
Pelayan itu meminta Tika untuk mengembalikan kepada Ela yang memesannya terlebih dahulu.
"Aku akan membayarnya lebih dan pakaian ini untukku" ucap Tika.
Ela yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya langsung mengambil pakaian yang diambil oleh Tika.
"Ini buat Mbak saja, anggap saja hadiah dari saya" ucap Ela kepada pelayan toko itu.
Ela mengambil black card dan langsung membayar pakaian seharga 2 juta.
Tika tidak mau kalah dan ia mengambil beberapa pakaian dan memberikannya kepada pelayan.
Nyonya Emilia yang melihatnya langsung memarahi Tika dan memintanya untuk mengembalikan pakaian itu.
Ela menahan tawanya dan ia langsung keluar dari toko pakaian tersebut.
Tika yang malu langsung menjambak rambut Ela sampai kepalanya terbentur lantai.
"Nona!" pelayan itu langsung menolong Ela yang jatuh dan ia meminta Tika dan Nyonya Emilia untuk keluar dari tokonya.
"Keluar atau saya panggilkan polisi!" ancam pelayan itu.
Mereka langsung keluar berlari ketakutan saat mendengar kata polisi.
Pelayan itu meminta Ela untuk duduk menunggunya sebentar.
"Silahkan diminum teh hangatnya," ucap pelayan itu sambil mengambil obat merah untuk mengobati kepala Ela yang berdarah.
Ela meminum teh hangat itu dan ia berterima kasih kepada pelayan yang sudah menolongnya.