NovelToon NovelToon
ISTRIKU DUA TAPI AKU MASIH PERJAKA

ISTRIKU DUA TAPI AKU MASIH PERJAKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mega Biru

Orang bilang punya istri dua itu enak, tapi tidak untuk Kelana Alsaki Bragha.
Istrinya ada dua tapi dia tetap perjaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mega Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

3 kali tamparan keras Agustina layangkan ke pipi putranya. Pengakuan Kelana itu membuat Agustina kecewa sampai kehilangan kendalinya.

“Kamu apakan Bening?” tanya Agustina.

“Menyentuhnya.”

Seketika teriakan Ajeng pecah saat mendengar pengakuan anak majikannya. Ditambah lagi batinnya hancur saat melihat putrinya yang tak pakai busana utuh.

“Kenapa, Mas? Kenapa kamu hancurkan masa depan Bening?” tanya Ajeng dalam tangisan.

“Bu?” Bening mendekati ibunya. “Ibu kenapa?” tanyanya dengan mimik polos dan bingung.

“Apa yang sudah Mas Kelana lakukan sama kamu, Bening? Apa kamu berdarah?” Ajeng memindai area paha Bening.

“Bening berdarah. Tadi sudah saya siram,” sahut Kelana, hingga mendapatkan tamparan lagi dari Agustina.

“Jadi kelakuan anak ibu begini?” Agustina tak menyangka.

“Ya.”

“Kamu sudah merenggut mahkota Bening?”

“Ya.”

“Astagfirullah.” Dunia Ajeng mendadak gelap. “Saya nggak terima putri saya dibeginikan, Bu! Saya harus laporkan Mas Kelana ke kantor polisi!”

Agustina menarik lengan Ajeng yang hendak pergi. “Bu, tolong jangan laporkan Kelana ke polisi. Mau bagaimana pun hanya Kelana dan Harum yang masih saya miliki di dunia ini. Saya sudah berjuang mati-matian untuk membuat mereka jadi orang, saya nggak mau nasib putra saya berakhir di penjara.”

“Maaf, Bu. Tapi putra ibu telah merenggut kesucian putri saya. Saya sebagai ibu sakit hati. Bagaimana nasib Bening ke depannya? Bagaimana perasaan ibu jika Mbak Harum merasakan hal yang sama?”

“Bu, saya minta maaf. Saya tau perasaan ibu, saya juga nggak suka melihat putra saya jadi nakal begini. Saya nggak pernah mengajari Kelana berbuat begitu. Tapi saya mohon, tolong maafkan Kelana, jangan seret putra saya ke penjara,” mohon Agustina.

“Maaf, Bu. Saya tidak bisa memaafkan Mas Kelana. Apa dengan meminta maaf, kesucian Bening bisa kembali lagi? Saya nggak bisa diam saja, Mas Kelana harus dipenjara.” Ajeng pun pergi dengan air mata yang berjatuhan di dagunya.

“Bu Ajeng, tolong jangan lakukan itu, Bu!” Agustina mengejar Ajeng.

“Berhasil,” gumam Kelana saat ibu-ibu itu tak tampak lagi oleh netra, ia sudah mengira ibunya itu pasti akan membelanya.

“Om, ibu saya dan ibu om kenapa, sih?” tanya Bening.

Secepat kilat Kelana menarik tangan Bening untuk masuk ke kamar asisten rumah tangga yang ada di dapur itu, untuk membicarakan sesuatu.

“Apa kamu lihat saat pacar saya fitnah saya tadi siang?” tanya Kelana.

Bening mengingat momen mengantar air minum ke kamar Agustina saat pingsan, tanpa sengaja Bening mendengar semuanya.

“Jadi yang pacar om bilang itu fitnah?” tanya Bening.

“Semua itu fitnah. Saya nggak pernah selingkuh dan nggak pernah merenggut kesucian pacar saya, bahkan untuk menyentuhnya pun saya sering pikir-pikir lagi karena sangat menjaganya. Tapi dia malah memfitnah saya dengan tuduhan itu.”

“Terus hubungannya sama aku apa, Om? Tadi om ngapain teriak-teriak kayak orang gila?” tanya Bening.

“Apa kamu bisa bantu saya?” Mimik Kelana sangat serius.

“Bantu apa, om. Kalau aku bisa bantu pasti bantu,” polosnya.

“Tolong kamu bilang pada ibu kamu dan ibu saya, kalau saya sudah memperkosa kamu.”

“Astaga naga.” Bening menyilangkan tangannya di dada. “Maksud om apa?”

“Itu hanya pura-pura untuk membantu saya, Bening. Saya dipaksa untuk menikahi pacar saya yang jahat itu, saya harus menikahinya karena ibu saya memaksanya. Dengan kamu mengaku sudah saya sentuh, ibu pasti minta saya menikahi kamu agar urusannya nggak diperpanjang ke polisi. Untuk itu saya mohon, kamu mau ya menikah dengan saya?”

Bening terkejut setengah meninggal. Baru 3 bulan ia merasakan jadi wanita yang datang bulan, tapi sudah diminta menikahi seseorang.

“Saya serius minta bantuan kamu, Bening. Cuma kamu harapan saya saat ini. Jika kamu menjadi istri saya, Dara pasti akan cemburu dan marah karena cintanya dibagi dua. Dia pasti nggak betah menjadi istri saya dan akan minta cerai. Saya ingin balas dendam pada dia yang sudah selingkuh dan memfitnah.”

“Tapi saya belum cukup umur untuk menikah, om.”

“Kita hanya menikah siri. Saya janji tak akan menyentuh kamu sebagai seorang istri. Jika kamu berhasil membuat Dara minta cerai, kamu boleh melanjutkan hidupmu tanpa saya lagi. Sebagai imbalannya, saya akan biayai semu kebutuhan kamu dan kebutuhan sekolah kamu sampai wisuda. Apa kamu bersedia?”

“Sampai wisuda?” Gadis polos itu langsung membayangkan berfoto menggunakan toga bersama ibunya, lantas membayangkan ibunya yang bisa nabung dari hasil kerjanya karena tak perlu membiayainya lagi.

“Mau, ya?” pinta Kelana dengan raut berharap.

“Tapi sekolahku gimana, om?”

“Ya nggak gimana-gimana, kamu tetap sekolah seperti biasanya. Saya akan jamin pernikahan kita aman dari sekolah.”

“Jadi aku cuma perlu nikah sama om aja?” polosnya.

“Ya, sekaligus akting di depan ibu kalau kamu sudah saya perkosa. Kamu harus akting minta tanggung jawab saya untuk menikahi kamu. Apa kamu bisa akting?”

“Bisa, om. Akting mah gampang, kebetulan cita-cita saya memang pingin jadi artis. Apa saya harus begini, om?” Bening menjatuhkan diri di atas kasur. “Om, jangan om, jangan sentuh saya!”

Kelana melongo melihat akting Bening yang di luar prediksi. Ia tak menyangka gadis itu punya bakat akting yang tersembunyi.

“Bagus Bening, bagus.” Kelana mengacungkan ke dua ibu jari.

“OM! AKU MOHON! JANGAN!” teriak Bening, berakting tersakiti.

“BENING!” teriak Agustina dan Ajeng yang terdengar lari-lari ke arah kamar itu.

“Aku mohon jangan, om!” Akting Bening semakin menjadi-jadi, gadis itu sangat mendalami peran seperti film-film yang pernah ia tonton.

“Astagfirullah!” pekik Agustina dan Ajeng di ambang pintu.

“IBU!” Bening menghampiri ibunya. “Bu, tolong aku. Om Kelana mau sentuh aku lagi, Bu.” Bening menangis, air mata natural itu sangat mirip dengan air mata artis yang sedang main FTV.

“Kelana, kamu mau sentuh Bening lagi?” Agustina terkejut berkali-kali.

“Iya, Bu. Om Kelana mau sentuh aku. Dari kemarin dia udah sering toel-toel aku, Bu. Tapi tadi Om Kelana udah perkosa akuuuuuu ....” Bening menangis lagi seperti sungguhan.

“Bu, maaf saya tolak perdamaian dari ibu. Saya tetap akan melaporkan tindakan Mas Kelana ke polisi!” ujar Ajeng yang tak henti menangis.

“Baik, Bu. Kalau gitu bawa saja Kelana ke polisi. Saya sudah nggak bisa membela putra saya lagi,” sahut Agustina yang menangis juga.

“Nggak, Bu. Jangan bawa om Kelana ke kantor polisi, kalau aku hamil gimana? Nanti perutku melengdung tanpa suami,” ujar Bening.

“Tapi ini sudah keterlaluan, Bening. Hanya itu yang bisa ibu lakukan untuk menghukum Mas Kelana!” sahut Ajeng.

“Nggak, Bu. Aku mohon jangan lakukan itu. Om Kelana harus tanggung jawab sama aku. Om Kelana harus nikahin aku.”

‘Good, Bening. Rencana berhasil.’

**

**

**

Setelah huru hara yang terjadi semalam, akhirnya ke 4 manusia itu berkumpul di meja makan setelah pagi menjelang. Keadaan Agustina dan Ajeng sangat berantakan, bahkan Ajeng sampai mogok mengerjakan pekerjaan asisten rumah tangga.

Komuk ke dua ibu itu pun sudah tak karuan. Mereka tak bisa tidur semalaman memikirkan nasib putra putrinya. Bahkan ke 4 bola mata ibu itu sudah bengkak bak mata panda yang disengat lebah karena menangis semalaman.

“Jangan pada melamun, kita sarapan dulu ya, biar nggak stres,” ujar Kelana yang meletakan box bubur ayam di hadapan Agustina, Ajeng, dan Bening.

“Gimana ibu nggak stres, besok itu pernikahan kamu dan Dara, tapi kamu malah bikin onar,” sahut Agustina sambil memijit-mijit pertengahan alis yang terasa sakit.

“Lalu kelanjutan Bening gimana, Bu? Saya ingin Mas Kelana bertanggung jawab pada Bening,” ujar Ajeng yang hijabnya sudah penyok.

“Ibu jangan khawatir, saya akan bertanggung jawab pada Bening.” Kelana melirik Bening dengan tatapan penuh arti.

“Ini bukan Dudung kan, om?” Bening memperhatikan suiran ayam di bubur ayamnya itu.

“Ya bukan lah, Dudung masih si kandang, sayang.” Jawaban Kelana membuat mata Bening membola.

“Sayang?” Bening meminta jawaban lewat membolanya mata.

“Saya akan jadi suami kamu, kan?” Kelana memberi kode dengan kerlingan mata.

“Oh, iya.” Bening baru paham.

“Jadi kamu serius ingin jadi istrinya Mas Kelana, Bening?” tanya Ajeng.

“Ya iya lah, Bu. Om Kelana kan harus tanggung jawab,” sahut Bening sambil makan bubur ayam.

“Tapi kamu masih 15 tahun, Bening.”

“Tapi kan aku udah mens, Bu. Aku udah besar. Teman-temanku di kampung juga banyak kok yang udah nikah.”

“Ya Allah Ya Robbiiiii ....” Agustina memijit ke dua pelipisnya yang semakin pusing. “Lalu gimana dengan pernikahan kamu dengan Dara, Kelana? Ibu nggak mungkin telepon Bu Dewi untuk bilang batal.”

“Bukannya memang ibu nggak mau pernikahanku dan Dara batal? Aku akan turuti kemauan ibu itu. Aku akan tetap menikahi Dara dan menjadikannya istri ke dua.”

“ISTRI KE DUA?” Agustina dan Ajeng terkejut, begitu pun Bening.

“Malam ini saya akan nikahi Bening. Bening akan jadi istri pertama saya.”

“MALAM INI?” Ke dua ibu itu pun terkejut lagi termasuk Bening yang hampir tersedak bubur ayam.

Ini visual Sya Bening Embun

1
NT.Fa
Cerita yang sangat menarik, cerita ini bikin penasaran, baca awal jd ketagihan Goodluck
NT.Fa
aku baru tau loh...
NT.Fa
iya nih gimana sih si Kelan. td katanya Terima sekarang gk gitu. /Facepalm//Facepalm/
NT.Fa
wah ini toh yang jadi masalah nya ?
NT.Fa
wih MasyaAllah ni calon suami idaman.
NT.Fa
hahaha bener ni otak mu 🤭
NT.Fa
wih jarang bgt ya jaman sekarang ni😭
Mưa buồn
Sampai begadang buat baca ini, terbayang-bayang sampe pagi.😍
Nami/Namiko
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Tani
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!