Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Putri Juga Usil
Dika langsung tertawa melihat Putri yang keasinan meminum Kopi yang diperuntukan untuk dirinya hingga Putri memuntahkan air kopi yang sudah masuk dimulutnya.
"Asin kali"
Putri memandang Dika yang justru telah berhasil mengerjai dirinya hingga rasa asin yang dirasa Putri saat ini melampaui apa yang dia pikirkan namun untungnya dia memesan teh manis dingin khusus untuk dirinya yang bisa menghilangkan rasa asin di mulutnya
"Ah, hilang asinnya"
Putri kembali memandang Dika yang saat ini menahan tawanya hingga Putri teriak
"Dikaaaaa"
Teriakan kekesalan Putri sudah seperti tidak bisa di ucapkan tapi Putri merasa juga kalau dia yang salah karena niatnya mau mengerjai Dika tapi justru dia yang terpancing dengan sikap Dika yang santai saja ketika minum kopi yang di pesan dan dia sudah masukan garam ke dalam kopi tersebut sebagaimana yang dia rencanakan dari rumah tapi jadi dia yang dikerjai oleh Dika yang saat ini tertawa walaupun dia tahan agar Putri tidak bersedih
"Sudah hilang asinnya kan atau biar Dika belikan teh manis dingin lagi ya"
"Sudah jangan, ini masih ada"
Putri menolak tawaran Dika dan selanjutnya diam saja dan melihat ketempat lain seperti tidak mau melihat Dika yang garuk-garuk kepala karena sebenarnya Dika sudah tahu kalau Putri mau mengerjai dirinya ketika dia mencoba kopi panasnya sedikit dan terasa begitu asin tapi dia pura pura minum dan membuat Putri bertanya-tanya lalu langsung mencoba sendiri.
"Maaf ya Put"
"Dika gitu ya, kata sayang sama Putri tapi kenapa mengerjai Putri lagi"
"Iya maafin Dika ya Put, janga sedih ya karena Dika juga tidak menyangka kalau Putri mengambil kopi ditangan Dika hingga Putri jadi tahu rasa sebenarnya"
Putri menganggukan kepala tanda dia memaafkan Dika sedangkan Dika jadi tenang perasaannya karena Putri tidak bersedih lagi
"Terimakasih ya Put"
Putri hanya tersenyum melihat Dika yang juga tersenyum dengan apa yang terjadi karena sebenarnya Dika tahu kalau Putri kesal karena tidak berhasil mengerjai dirinya namun Dika lah yang telah berhasil mengerjai dirinya tapi sebagai seorang laki-laki dia tidak mau orang yang dia sayang bersedih hingga dia minta maaf dan kini Putri sudah tersenyum.
Sementara itu Putri kembali meminum teh botol yang dibeli sebelumnya dan merasakan manisnya teh botol yang telah dibelinya dan rasa asin sudah tidak dirasakannya lagi hingga dia mulai bicara lagi
"Dika sekarang kenapa suka usil ya?, padahal
dulu kan tidak usil"
"Dika tidak tahu Put. Semuanya tiba-tiba, yang saya tahu, saya dulunya pendiam dan sangat suka sama seorang cewek kecil yang cantik yang wajahnya membuat saya tidak bisa tidur dan sangat sedih ketika dia harus pindah sekolah karena saya sangat kehilangan dirinya"
"Maksudnya Putri ya?"
"Iya, kamu seorang cewek kecil itu Putri dan ketika tamat SMP, saya kembali teringat kamu Put namun dalam mimpi."
"Maksudnya Dika mimpi jumpa Putri ya"
"Iya, tapi.dikejar banyak orang termasuk kamu karena usil dan semua mimpi itu kini terjadi."
Dika menjelaskan semua apa.yang membuat dia tiba-tiba jadi usil.
"Oh gitu ya, tapi kalau usil jangan membahayakan orang ya Dika, seperti menolak orang hingga jatuh, menyembunyikan sesuatu hingga orang lain menangis dan bersedih karena kehilangan atau meletakan bombon karet ketempat duduk atau dikursi yang akan diduduki orang, pokoknya jangan membahayakan orang"
Putri mengingatkan Dika yang menganggukan karena dia sudah mendapat nasehat yang sama dari papa mamanya namun dia tetap terimakasih kepada Putri
"Terimakasih nasehatnya yayang aku yang cantik tapi Putri juga usil sama seperti Dika"
"Iya tapi gagal"
"Tapi kemarin berhasil membuat Dika ketakutan karena Putri sakit perut yang Dika karena cabai.yang Dika kasih"
"Iya ya berhasil kemarin tapi kali gagal"
Dika tertawa karena melihat sikap Putri yang kesal namun Dika menghiburnya dengan mengatakan kalau Putri pernah berhasil mengerjai Dika hingga ketakutan
"Kalau begitu kita turun ya, tidak enak juga terlalu lama di sini"
"iya ya, ayolah kita turun"
Dika mengajak turun Putri dari rumah pohon yang di iyakan sama Putri yang kali ini sudah bisa turun sendiri tanpa bantuan Dika
"Hati-hati ya Put"
"Iya, ini sudah turun, sekarang gantian Dika"
"Ok, Dika turun"
Dika turun dengan cepat.karena memang dia biasa melakukan sebagai seorang laki-laki hingga saat ini dia sudah.bersama Putri
"Kita lari pagi lagi menuju rumah atau kita jalan santai saja Put"
"Ayok kita lari pagi saja Dika, biar sekalian kita bisa pulang dengan cepat"
"Boleh juga"
Dika dan Putri lari beriringan sambil melewati orang-orang yang jalan santai tapi.tiba-tiba Putri teriak
"Awas ada Anjing, lari!"
Putri teriak sambil.lari sekencang-kencangnya hingga orang-orang yang berjalan santai jadi ikut juga berlari sebagaimana Putri yang lari sekencang-kencangnya hingga satu persatu mereka mulai sadar kalau mereka sudah dikerjai orang lain hingga akhirnya berjalan santai dan merasa sial kalau sudah dikerjai orang lain tapi mereka tidak siapa orangnya sedangkan Putri sudah sampai di rumah mereka termasuk Dika yang ikut mendukung usilnya Putri hingga Dika mengacungkan jempol kepada Putri
"Hebat Put, berhasil usilnya"
Dika memuji keberhasilan Putri dalam mengerjai orang sambil tertawa sedangkan Putri garuk-garuk kepala ketika di puji Dika dalam keberhasilan mengerjai orang hingga dia juga ikut tertawa setelah menarik napas karena dia kecapean berlari yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan tapi entah kenapa kepikiran dengan apa yang dilakukan Dika kepada dirinya hingga dia mau mencobanya tapi ternyata berhasil bahkan banyak sekali orang yang berlari
"Kok bisa ya padahal karena teringat Dika teriak seperti itu kepada Putri jadi ingin mencobanya. Ternyata berhasil membuat satu komplek berlarian"
"Mungkin karena yang teriak itu perempuan yang jarang usil jadi mereka percaya kalau memang benar-benar binatang itu"
"Iya ya bisa jadi, dan ini semua karena keusilan Dika jadi Putri ketularan penyakit Dika"
"Enak saja Usil dikatakan penyakit sama Putri"
"Jadi apa namanya yang bisa membuat menular?"
"Iya ya penyakit"
Dika tidak.bisa membantah kata-kata Putri yang memang benar dia akui kalau.yang namanya menular adalah penyakit hingga Dika hanya bisa tertawa saja
"Benarkan, jadi penyakit ini perlu di obati gak ya?"
Putri diam sambil meletakan telunjuknya di kepala seolah-olah sedang berpikir membuat Dika
"Kelamaan Put mikirnya, bagusan kita nikmati saja sebagai harmony kehidupan, yang penting tidak menyakiti orang, mencelakai orang lain atau menghilangkan sesuatu sebagai yang Putri katakan tadi"
"Iya ya benar juga ya Dika"
"Kalau begitu kita masuk ke rumah ya untuk......"
Sebelum Dika melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara bentakan yang mengejutkan Dika dan Putri hingga mereka melihat kearah sumber suara
"Hei....!, kalian ya orang yang membuat kami lari tadi ya!"