Tak Seperti Yang Dulu

Zayn akan memasuki ruangan Suci tapi langkahnya terhenti saat ia melihat Nugi dan istri barunya sedang berada di samping ranjang Suci.

Samar-samar Zayn mendengar percakapan mereka.

"Lidya hamil anakku! Dan jika memang kamu masih mau bertahan dengan pernikahan kita aku harap kamu menerima kehadiran anak kita!", kata Nugi.

Hati Zayn seperti di remas mendengar berita yang Nugi katakan. Ia pun yakin sang mama merasa sama sepertinya.

"Itu anak mu, bukan anakku!", kata Suci. Bola matanya sudah memanas dan mungkin beberapa saat lagi akan mengeluarkan air mata.

"Itu artinya kamu mau menggugatku?", tanya Nugi.

Suci tak menjawabnya. Harta memang bisa di cari. Tapi apa yang ada saat ini pun peninggalan kedua orang tuanya. Tidak mungkin ia mengikhlaskan begitu saja pada suami dan madunya!

"Apa kurang harta yang kamu miliki mas untuk menyenangkan istri baru mu?", sindir Suci. Mata Lidya melebar. Ia merasa tak terima dengan perkataan Suci.

"Mba! Harusnya kamu sadar dengan kekurangan kamu! Ngga usah menghujat ku dengan menuduh ku seperti itu!", kata Lidya.

"Kenyataannya kamu memang ingin menguasai harta suami ku kan?"

"Ralat ya mba, suami kita! Mas Nugi juga suamiku!", kata Lidya.

"Sudah Dy, cukup!", kata Nugi menengahi.

Lidya sudah tak mengeluarkan kalimatnya lagi. Moodnya mudah berubah sejak tahu dirinya hamil.

Entah, mungkin karena ia hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari Nugi.

"Aku sudah bertanya pada dokter, kamu bisa pulang besok! Dan akan menjalani perawatan di rumah. Akan ada perawat yang khusus merawat mu nanti!", ujar Nugi.

"Kamu pikir aku sudi serumah dengan jala**mu?", sindir Suci. Lidya sudah akan angkat bicara tapi Nugi menahannya.

"Lidya akan ku tempatkan di apartemen. Rencana sebelumnya memang aku ingin kalian tinggal bersama, tapi demi kebaikan kandungan Lidya lebih baik dia di sana."

Suci melengos mendengar betapa Nugi mengkhawatirkan kandungan Lidya. Apakah mungkin jika dirinya yang hamil ,Nugi pun akan memperlakukan sama seperti pada Lidya?

"Terserah!", ujar Suci sambil memalingkan wajahnya. Air matanya menetes cepat hingga tak di sadari oleh Nugi.

Tapi Zayn bisa melihatnya. Dari luar ia bisa melihat mamanya menitikkan air matanya.

Dan di sana lah Zayn menyadari jika mamanya sendiri! Sama seperti dirinya. Zayn menjadi dilema dalam posisi ini. Ia tak mungkin membiarkan mamanya menghadapi seorang diri. Tapi ia juga tak mungkin mengabaikan janjinya pada Nala.

"Itu artinya kamu setuju dengan perjanjian kita dulu?!", tanya Nugi menegaskan.

Dada Suci naik turun. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan dari Nugi. Hatinya terlalu sakit untuk menjawabnya.

"Kita pulang mas, aku capek!",rengek Lidya manja.

"Ya udah, ayo!", ajak Nugi. Zayn menyingkir dari sana lalu bersembunyi.

Nugi dan Lidya keluar dari ruangan Suci. Setelah memastikan kedua pasangan laknat itu pergi, Zayn masuk ke ruangan Suci.

Suci memalingkan wajahnya saat mendapati putra angkatnya masuk.

"Ma...?!", sapa Zayn.

"Mau apa kamu ke sini? Sudah saya bilang, jangan panggil saya Mama! Saya bukan mama kamu!", kata Suci dengan suara bergetar.

"Ma....!", Zayn mendekati ranjang Suci.

"Jangan ke sini lagi kalau kamu masih berniat menikahi gadis itu! Saya seorang perempuan ,tahu posisi Nala. Tapi kalian tidak akan tahu seperti apa jadi saya!"

"Zayn sayang sama mama..."

"Pergi dari sini kalau kamu hanya ingin mengatakan hal-hal yang menyakiti saya! Pergi!!!!", ulang Suci.

Zayn menggeleng pelan seolah pasrah dengan keputusan sang mama.

"Ya udah Ma, Zayn pergi. Nanti Zayn ke sini lagi!", ujar Zayn. Suci masih terus mengabaikan Zayn hingga pemuda itu pun menutup pintu ruangan Suci.

💫💫💫💫💫💫💫

Nala sudah merapikan pakaiannya. Ia memiliki rencana untuk menemui Suci tanpa Zayn tentunya.

Dia sengaja meminta Zayn untuk menemui mamanya lebih dulu agar kekasihnya tak menjemputnya ke kost.

Nala menaiki kendaraan umum menuju ke rumah sakit. Ia akan ke sekolah siang nanti. Mungkin Zayn akan mencarinya di sekolah. Tapi akan ia pikirkan nanti setelah ia bertemu dengan mamanya Zayn.

Tiga puluh menit Nala menaiki angkot dan tiba di depan rumah sakit.

Gadis itu mulai merasa ragu. Apakah ia benar-benar akan berbicara dengan mamanya Zayn???

Langkah kakinya terayun menuju ke ruangan VIP milik Suci. Di ruangan itu memang tak di batasi jam besuk. Jadi Nala bisa menjenguk perempuan paruh baya itu saat ini.

Tok-tok-tok

Nala mendorong pintu ruangan Suci. Perempuan yang masih cantik di usia empat puluhan itu menatap Nala yang meminta ijin masuk.

Tak ada siapa pun di sana selain dua perempuan beda usia tersebut.

Mata Suci hanya memindai Nala dan setelah itu mengacuhkan gadis manis tersebut.

"Assalamualaikum Tante!", sapa Nala.

"Walaikumsalam. Mau apa kamu ke sini?", tanya Suci.

Tenggorokan Nala tercekat. Suaranya seperti tak bisa ia keluarkan. Tapi ia bertekad untuk berbicara dengan Suci, harus!!!

💫💫💫💫💫💫💫💫

terimakasih 🙏🙏🙏