~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Seperti biasanya, pagi hari Tisya memulai harinya dengan mempersiapkan kebutuhan suaminya.
Ia membuka lemari dan mengeluarkan pakaian kerja suaminya.
"Kak pakaiannya di sini ya." Ucap Tisya sembari meletakkan pakaian suaminya di atas ranjang.
"Iya sayang." Jawab Dimas yang tengah fokus dengan ponselnya.
Tisya keluar dari kamar berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengeluarkan kotak berisi ayam yang sudah dimarinasi kemudian menggorengnya.
Walaupun tengah hamil namun Tisya masih belum mau mempekerjakan ART, padahal sering kali Dimas menawarinya.
Sembari menunggu ayamnya matang ia mengambil beberapa buah kemudian mengupas dan memotongnya.
Tiba-tiba ia teringat, hari ini ada pemotretan di taman. Tisya bimbang, ia ingin izin suaminya tapi takut kalau suaminya marah.
"Ga usah bilang aja deh, toh kemarin gue keluar juga ga pernah ketauan." Ucap Tisya lirih.
Setelah semua masakannya siap Tisya menyajikannya makanannya di atas meja makan kemudian memanggil suaminya yang tengah bersiap-siap di kamar.
Tisya membuka pintu dan melihat suaminya masih bermain hp.
"Kak udah siang lo kenapa belum ganti baju." Ucap Tisya sambil berjalan mendekati suaminya.
"Males yang, kakak ga usah ke kantor ya." Ucap Dimas.
"Loh kok gitu sih, kalau bosnya aja males-malasan apalagi anak buahnya." Ucap Tisya.
"Hmmm" Dimas menjatuhkan kepalanya di paha istrinya.
Tangannya memeluk pinggang istrinya sembari menciumi perutnya.
'Cup cup cup'
"Sayang mama tumben banget nyuruh papa ke kantor, padahal biasanya mama seneng banget kalau papa libur." Curhat Dimas pada calon anaknya yang masih ada di dalam perut.
Tisya mengusap lembut rambut suaminya.
"Bukannya ga suka kak, tapi takutnya nanti kalau karyawan kakak males-malasan di kantor gimana? Mereka merasa ga ada yang ngawasin terus kerjanya santai-santai ga serius gimana?" Ucap Tisya.
"Bener juga kamu yang, ya udah kakak ganti baju dulu." Dimas langsung bangkit dari pangkuan istrinya.
Ia melepas pakaiannya kemudian menggantinya dengan pakaian yang sudah disiapkan oleh istrinya.
"Aku tunggu di meja makan ya kak." Ucap Tisya sembari berjalan keluar dari kamar.
"Huhhh untung Kak Dimas mau ke kantor, kalau ga pasti gue ga bisa keluar." Ucap Tisya.
Tisya membuka kulkas dan mengeluarkan buah yang sudah ia potong tadi.
Tak lama kemudian Dimas keluar dari kamar dan membawa tas kerjanya. Ia meletakkan tasnya di bangku kosong lalu duduk di tempat biasanya.
"Yang kok CCTV teras sering mati ya?" Tanya Dimas.
'Degh' Tisya deg degan takut kalau aksinya ketahuan.
"Emmm ga tau kak mungkin kabelnya rusak, atau malah CCTVnya yang rusak." Ucap Tisya.
"Mungkin, soalnya itu CCTV murah." Jawab Dimas sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Setelah menghabiskan semua makanannya Dimas langsung mengambil tasnya dan berpamitan dengan istrinya.
"Kakak nanti lembur?" Tanya Tisya.
"Engga kayaknya." Jawab Dimas.
Tisya mengantarkan suaminya sampai teras depan.
"Kakak berangkat ya kamu di rumah jangan ke mana-mana, awas aja kalau sampai kakak tahu kamu keluar hemmmhhhh kakak hukum kamu." Pesan Dimas.
"Si..siap bos." Jawab Tisya.
"Maaf kak aku boong" Ucap Tisya dalam hati.
"Bagus istri ku, di rumah ga usah capek-capek kalau bersih-bersih pakai alat aja." Ucap Dimas.
"Iya kak." Jawab Tisya.
Dimas masuk ke dalam mobil kemudian melajukan mobilnya keluar halaman rumah.
"Hati-hati kak." Teriak tisya.
Setelah mobil suaminya sudah tak terlihat Tisya masuk ke dalam rumah. Ia melihat jam yang terpajang di dinding ruang tamu.
"Masih ada waktu dua jam." Ucap Tisya.
Tisya mengeluarkan alat-alat kebersihannya kemudian mengaturnya untuk membersihkan ruang tamu dan dapur, sedangkan ia hanya mencuci piring saja.
Setelah itu ia segera bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.
'Klunting'
Sebelum masuk ke dalam kamar mandi Tisya membuka ponselnya yang berbunyi, ternyata ada pesan masuk dari Jessika.
Jessika memastikan kalau hari ini Tisya benar-benar mendampingi pemotretannya.
Setelah selesai mandi Tisya keluar dari kamar dan mematikan seluruh CCTV di setiap sudut rumah itu.
"Semoga aja Kak Dimas ga tahu." Ucap Tisya.
Tisya kemudian ke kamarnya untuk bersiap-siap setelah itu ia berangkat.
Tisya sengaja tidak membawa ponselnya karena Dimas bisa melacak lokasi Tisya lewat ponselnya.
Setibanya di garasi Tisya mengeluarkan motornya kemudian pergi meninggalkan rumahnya.
Tisya langsung menuju ke tempat pemotretan karena Ratih dan Jessika sudah menunggunya di sana.
Tempat pemotretan itu tidak jauh dari rumahnya dan untungnya jalanan pagi itu tidak terlalu macet.
Jam sepuluh tepat motor Tisya berhenti di depan Cafe Angel. Ia memarkirkan motornya di sana kemudian menyebrang menuju taman.
"Pagi semuanya maaf saya telat." Ucap Tisya.
"Engga kok bu kita aja yang kepagian." Jawab Ratih.
Untuk mempersingkat waktu Tisya langsung menyuruh timnya untuk memulai sesi pemotretannya.
"Jess pakaiannya pas semua sama badan kamu?" Tanya Tisya.
"Iya Tis semuanya pas." Jawab Jessika.
'Cekrek cekrek'
Tisya duduk di gazebo sambil melihat pose pose Jessika.
Dua jam telah berlalu, Jessika menyusul Tisya dan duduk di sampingnya.
"Mau minum?" Tawar Jessika.
Tisya menolaknya karena ia sudah membawa air minum sendiri.
"Sial" Umpat Jessika.
Ratih bersama fotografer datang menghampiri mereka dan menunjukkan hasil fotonya.
Tisya melihatnya dengan seksama dan ia menyukai hasilnya.
"Kalau semuanya sudah beres kita langsung pulang aja karena sudah mendung, takutnya kalau hujan." Ucap Tisya.
"Iya bu." Jawab Ratih.
Ratih dan fotografernya berjalan bersama menuju mobil mereka masing-masing sedangkan Tisya bersama Jessika masih berdiri di sana.
"Mobil kamu di mana?" Tanya Jessika.
"Aku naik motor." Jawab Tisya.
"Hah naik motor? Emangnya Dimas eh Pak Dimas ga kasih mobil?" Tanya Jessika.
"Ada di rumah, tapi mobilnya dipasangi GPS aku takut kalau ketahuan suami aku." Jawab Tisya.
"Dia posesif ya?" Tanya Jessika.
"Benget, posesif banget." Jawab Tisya.
"Ternyata dia belum berubah ya masih sama posesifnya." Ucap Jessika.
Tisya langsung menatap ke arah Jessika.
"Maksudnya?" Tanya Tisya.
"E..aaa..engga maksudnya semua pasangan itu posesif, masih sama kaya mantan aku dulu." Ucap Jessika.
"Dulu mantan aku juga posesif banget, tiap gue keluar wajib lapor 24 jam." Ucap Jessika.
"Tapi sayangnya hubungan kita kandas." Sambung Jessika.
Tisya menepuk pundak Jessika memberikan kekuatan padanya.
"Kalau kamu masih cinta dikejar dong." Ucap Tisya.
"Ga mungkin."
"Tidak ada yang tidak mungkin." Ucap Tisya.
Jessika tersenyum.
"Lo ga tau kalau laki-laki itu suami lo, kalau gue kejar dia artinya lo harus siap kehilangan suami lo." Ucap Jessika dalam hati.
Langit sudah mulai gelap, suara petir juga sudah bergemuruh.
"Aku balik dulu ya motor aku di sana." Ucap Tisya sambil menunjuk ke arah cafe Angel.
"Iya take care." Ucap Jessika.
Tisya berjalan meninggalkan Jessika sendirian.
Saat itu jalanan tidak terlalu rame, Tisya dapat menyebrang dengan mudah.
Tisya mengambil helmnya dan memakainya kemudian memanggil seseorang untuk membantu mengeluarkan motornya karena tidak ada tukang parkir yang menjaga.
"Loh itu kan Bu Tisya." Ucap Stefi yang tengah makan siang di dalam Cafe Angel.
"Mana?" Tanya temannya.
"Eh iya itu Bu Tisya, tumben naik motor." Ucap temannya yang lain.
"Ya biarin mungkin lagi ngidam pengen naik motor." Jawab Stefi.
Setelah motornya sudah berada di tepi jalan Tisya langsung menaiki motornya dan menyalakan.
Ia menoleh ke kanan dan kiri, melihat tidak ada kendaraan yang melintas Tisya langsung menancap gas namun tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang lewat dan menyenggol ban belakang motor Tisya hingga menyebabkan motor Tisya oleng dan menabrak trotoar.
'Bruk'
Pengemudi mobil itu berhenti di depan Tisya dan melihat kondisi Tisya dan pantulan kaca spionnya.
"Untung ga mati" Ucapnya kemudian ia menancap gas meninggalkan tempat itu.
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Happy reading guys ❤️ ❤️