Mimpi yang terus terulang membwa Leora pergi ke dimensi berbeda serta merubah kehidupannya.
Dia yang hanya seorang pemilik toko kecil di pusat kota justru di sebut sebagai ELETTRA (Cahaya) di dimensi lain dan meminta bantuannya untuk melenyapkan kegelapan.
Secara kebetulan, begitulah menurutnya. dirinya pergi ke dimensi berbeda bersama Aron yang menjadi sahabatnya melalui mimpi, namun siapa sangka persahabatnnya bersama Aron justru membawa dirinya pada situasi yang tidak biasa.
Sihir yang semula hanya dia tahu melalui buku secara ajaib bisa dia lakukan.
Dan ketika cinta bersemi di hatinya serta tugas melenyapkan kegelapan telah selesai, apa yang akan dia lakukan?
Akankah dia kembali ke dimensi aslinya atau akan tetap bersama pria yang dia cintai?
Ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. LD 18.
Suasana kota ramai seperti biasanya. Berbagai kendaraan yang berlalu lalang serta orang-orang yang berjalan di jalan khusus untuk pejalan kaki seolah menjadi hal rutin yang mereka lakukan setiap hari.
Hingga, semua kegiatan rutin mereka teralihkan dengan kehadiran seseorang yang berhasil menarik hampir seluruh perhatian semua orang terutama bagi pejalan kaki.
Di sisi jalan, mereka melihat seorang pria yang berpenampilan aneh menurut penglihatan mereka, terus memberikan tatapan aneh pada pria itu bahkan ketika si pria berjalan melewati mereka dengan tertatih.
Rambut abu terang dari pria itu terlihat seperti perak ketika terkena sinar matahari, pakaian yang di kenakan pria itu mereka ketahui sebagai pakaian berburu khas kerajaan di masa lampau, tubuh tinggi pria itu membungkuk sembari memegangi dadanya, wajahnya bahkan sepucat mayat, hal yang membuat penampilan pria itu sangat kontras jika di bandingkan dengan pakaian yang di kenakan semua orang
"Apakah hari ini hari Halloween?"
Salah satu dari mereka berbisik pada teman yang berada di sampingnya tanpa melepaskan pandangan dari pria asing yang mereka lihat.
"Hari Halloween masih beberapa bulan lagi," suara lain menimpali.
"Tapi pria itu mengenakan kostum,,, errr,,, kerajaan?"
"Aku pernah melihat di buku itu pakaian berburu kerajaan, dan lencana di bahunya juga seperti simbol sebuah kerajaan di masa lampau,"
"Atau, mungkinkah ada festival yang tengah diadakan?"
"Tidak ada festival apapun hari ini,"
"Bukan tidak mungkin dia adalah salah satu pasien yang kabur dari Departemen Kesehatan Mental,"
Beberapa orang berbicara dengan saling menimpali, namun kalimat terakhir yang diucapkan salah satu dari mereka praktis membuat beberapa orang yang sebelumnya berada di dekat pria itu segera menjauh, beberapa dari mereka bahkan mengeluarkan ponsel untuk menghubungi departemen terkait.
Namun, sebelum hal itu berhasil mereka lakukan, seorang wanita justru mendekati pria itu sembari berkata,
"Dia hanya seseorang yang membutuhkan bantuan, dan kalian seenaknya menilai tanpa mencari tahu kebenarannya,"
Suara tegas dari wanita itu mengubah pandangan semua orang tertuju pada dirinya, namun wanita itu justru berdiri di depan si pria sembari berkacak pinggang.
"Bubar! Atau ku hubungi polisi dengan alasan kalian sudah membuat keributan," ancam wanita itu.
"Hei,,, kami tidak membuat keributan," protes satu dari mereka.
"Lalu, mengapa kalian tidak pergi saja dan abaikan jika tidak ingin membantu?" tukas si wanita.
"Bukan memberikan tuduhan tanpa dasar yang akan menjadi masalah baru bagi kalian sekaligus masalah bagi orang yang kalian tuduh?" imbuhnya.
"Kami hanya_,,,"
"Menonton dan akan menghubungi polisi karena dia kalian anggap berbahaya?" potong cepat wanita itu.
Di tengah perdebatan yang berlangsung, pria itu mengangkat wajah, menatap punggung wanita yang berdiri di depannya dengan pandangan mengabur.
Pria itu menggeleng pelan, berharap pandangannya kembali normal. Hingga ia bisa melihat begitu banyak orang yang berpakaian aneh menurut dirinya. Hal lain yang membuat dirinya terkejut adalah bangunan bertingkat yang menjulang tinggi serta berbagai kendaraan yang berlalu lalang dengan suara berisik.
'Ini,,, di mana?' pria itu bertanya dalam hatinya.
'Dan mereka,,,, kenapa mereka memakai pakaian seperti itu?'
'Pakaiannya memang hampir sama dengan yang dikenakan orang-orang desa, tapi sedikit aneh. Dan semua orang juga mengenakan pakaian yang sama,'
Pria itu kembali mengarahkan pandangan pada wanita yang berdiri di depannya, menutupi dirinya dari pandangan semua orang hingga ia mendengar suara bentakan dari wanita itu.
"BUBAR,,,! Berhenti memotret dan merekam video!" sergahnya.
Bentakan dari wanita itu berhasil membuat semua orang akhirnya pergi meninggalkan pria asing yang di tutupi wanita itu menggunakan tubuhnya.
Wanita itu berbalik, mengulurkan tangan untuk membantu pria asing itu berdiri.
"Apa kau baik-baik saja?" dia bertanya.
Pria itu menyambut uluran tangan dari wanita yang belum ia kenal, merasakan hangat pada telapak tangannya ketika kulit mereka saling bersentuhan, lalu menggumamkan sesuatu yang tidak di dengar oleh si wanita, namun membuat dirinya mengetahui kenangan masa lalu wanita itu dalam beberapa minggu terakhir sekaligus beberapa hal yang di kuasai wanita itu.
"Mari ku bantu,"
Wanita itu kembali berkata sembari memapah pria asing itu menuju kursi panjang yang berada di taman tak jauh dari tempat mereka berada sebelumnya, membantu pria itu duduk dan kembali memberikan pertanyaan yang sama.
"Apakah kamu baik-baik saja?"
"Kamu terlihat pucat, jika kamu tidak keberatan, aku bisa mengantarmu ke Rumah sakit," ujarnya menawarkan.
"Aku baik-baik saja," pria itu akhirnya membuka suara.
"Hanya lelah," imbuhnya.
"Tunggu sebentar,"
Wanita itu membuka tas miliknya, mengeluarkan sebotol air mineral serta sebatang coklat.
'Coklat ini sampel dari varian baru yang ku buat, aku tidak yakin dengan rasanya, tapi_,,,,'
"Begini, aku tidak berniat buruk, tapi hanya ini yang aku bawa. Makanlah ini untuk sementara waktu, tapi kamu bisa membuangnya jika ini tidak terasa nyaman di lidahmu, aku akan membelikanmu sesuatu," ujarnya.
"Tidak!" pria itu menggeleng pelan, lalu tersenyum, senyuman pertama yang di perlihatkan pria itu.
"Ini saja, terima kasih." dia menjawab seraya mengulurkan tangan dan mengambil alih minuman berserta coklat dari tangan wanita di depannya.
Wanita itu memperhatikan si pria yang meneguk air mineral yang ia berikan, lalu mengigit coklat dengan hati-hati setelah memperhatikan coklat di tangannya dengan seksama seolah itu adalah pertama kali bagi pria itu memakan sebatang coklat.
"Enak, apa nama makanan ini?" tanpa sadar pria itu bertanya.
"Apakah kamu tidak pernah memakan coklat sebelumnya?" si wanita bertanya heran.
"Itu_,,,,"
Si pria menghentikan gerakannya ketika ia akan menggigit lagi coklat di tangannya, menudukkan kepala seakan-akan telah melakukan kesalahan tanpa mengatakan apapun.
"Ehm,,,Aku tidak bermaksud apa-apa, " si wanita berkata cepat. Merasa bersalah.
"Aku hanya_,,,"
'Dart,,, dart,,,'
Sebelum wanita itu menyelesaikan kalimatnya, getar ponsel di dalam tas wanita itu menyela, cukup untuk membuat pria itu memperhatikan apa yang akan di lakukan wanita di depannya.
Pria itu melihat benda pipih yang ia lihat dari kilasan ingatan si wanita, benda pipih yang sangat sering wanita itu gunakan dan membuat dia bisa berkomunikasi dengan seseorang yang jauh darinya.
'Apakah benda itu juga bagian dari sihir telepati? Dia bisa menggunakannya tanpa mantra? Itu luar biasa,' batin si pria.
[[ "Ada apa, Monic?"
Wanita itu bertanya setelah menempelkan benda pipih itu ke telinga. Membuat seseorang memberikan jawaban yang tidak bisa pria itu dengar.
"....."
"Aku segera kembali," wanita itu berkata lagi. ]]
Tak lama, wanita itu memasukkan kembali benda pipih itu, lalu mengarahkan pandangan pada pria yang masih memperhatikan dirinya.
"Maaf, kuharap kamu bisa pulang ke rumahmu seorang diri,"
"Uhm,,, (mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam tas), gunakan ini untuk biaya taksi. Jika kamu membutuhkan bantuanku, datanglah ke toko ini,"
Wanita itu menambahkan sembari menyodorkan kartu nama miliknya beserta beberapa lembar uang ke tangan si pria.
"Datanglah kapan saja, tokoku tidak begitu jauh dari tempat ini, kamu hanya perlu lima belas menit berjalan kaki dan itu terletak beberapa meter setelah kamu belok kanan di persimpangan depan,"'
"Aku pergi dulu,"
Tanpa menunggu jawaban, wanita itu berlalu begitu saja dengan langkah terburu-buru, meninggalkan kebingungan di wajah pria itu yang segera berdiri dan mengikuti si wanita diam-diam.
Di sepanjang jalan, kini ia mengerti mengapa semua pandangan orang tertuju pada dirinya. Penampilannya sangat mencolok jika di bandingkan dengan semua orang yang berada di sana.
"Aku akan menemui wanita itu lagi nanti,"
Pria itu berkata pada dirinya sendiri, lalu berbalik ketika melihat wanita yang baru saja menolongnya memasuki sebuah toko coklat dengan tulisan besar di kaca depan, Choco Bliss. Lalu berbalik pergi meninggalkan tempat itu.
Pria itu memperhatikan kegiatan yang di lakukan semua orang, mengamati apa saja yang di lakukan semua orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sekaligus mencatat dalam benaknya untuk mengikuti apa yang orang-orang itu lakukan mengingat dirinya kini sudah berada di dimensi yang berbeda.
.
.
.
# Beberapa hari kemudian...
Di sebuah pusat perbelanjaan, hal serupa seperti beberapa hari lalu kembali terjadi. Pria yang sama dengan yang berada di jalanan kota beberapa hari lalu kembali muncul di pusat perbelanjaan dengan penampilan berbeda.
Rambut abu terang yang dimiliki pria itu kini dalam keadaan terikat dengan sebuah topi menutupi kepalanya, kacamata yang bertengger di hidung serta pakaian sederhana yang dikenakan pria itu membuat mereka yang melihatnya hanya melirik sekilas, lalu membuang pandangan.
Pria itu tersenyum tipis nyaris tak terlihat, merasa lebih baik ketika dianggap tidak ada, membuat dirinya lebih leluasa ketika memilih beberapa pakaian untuk menyesuaikan dengan kehidupan orang-orang di sekitar.
Namun, hal tak terduga justru terjadi ketika dirinya berada di dalam ruang ganti untuk mencoba ukuran pakaian yang akan ia beli seperti hal yang di lakukan semua orang.
Rambut panjangnya tersangkut pada kancing pakaian yang akan ia kenakan, membuat ia kesulitan untuk mengenakan ataupun melepaskannya.
"Permisi,,,,"
"Adakah seseorang di luar," serunya.
"Ya,,?" sahut seorang wanita.
"Maaf, bisa bantu aku sebentar, Nona?" ucap pria itu.
"Tunggu sebentar, aku panggilkan pegawai tok_,,, Aaahh,,, Heii,,,!"
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
. . . . . .
. . .. .
To be continued...
NOTE:
- Halloween:
Adalah suatu perayaan yang dapat di jumpai di sejumlah negara pada tanggal 31 oktober.
tanya leora ini 🧐
🤣🤭