novel ini karya Mei Indriyani
bercerita tentang Hasan dan wati. menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka. ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, mereka diuji. hasan jatuh cinta kepada seorang gadis yang berkenalan dengannya di bus pada usia pernikahan mereka 1 tahun. dan bertemu kembali pada usia pernikahan mereka sudah 10 tahun. hati sudah tidak memperhatikan penampilan nya yang membuat Hasan jadi ilfeel. sehingga ketika bertemu dengan angel dia jatuh cinta. Hasan dan angel berbeda agama. tetapi cinta yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Indriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam pertama part 2
Mendengar des@han ku, suamiku semakin bersemangat dan menjadi-jadi. Ia bahkan menghis@p kewanita@nku dan mer*mas payud@raku dengan li@r. Hentakan-hentakan birahi seperti nya telah menguasaimu. Tubuhku menggelinjang keras disertai desahan dan Erangan- erangan yang tidak berkeputusan. Tanganku mengusap-usap dan men@rik-narik rambut suamiku. Seakan-akan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang kurasakan.
Aku semakin membuk@ lebar kedua kakiku, agar memudahkan mul*t suamiku melahap kewanit@anku. Kepala ku menggeleng ke kiri dan ke kanan merasakan rasa yang baru aku ketahui. Tanganku menggapai-gapai, semua yang ku raih ku cengkeram dengan kuat mau bantal ataupun seprei. Aku sudah tenggel@m dan setiap detik berlalu semakin dalam menuju ke dasar lautan bir@hi.
Suamiku tahu persis apa yang harus di lakukan selanjutnya. Ia membuka CDnya dan merangkak naik ke atas tubuh ku. Kami bergum*l dalam ketel@njangan yang berbalut birahi.
Suamiku kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejant@nannya. Suamiku mengarahkan kejant@nannya ke sela-sela pah@ku. "Jangan kak, katanya cuman c*um saja. " sergahku
"Rileks dek" bujuk suamiku, sambil menggosok-gosok ujung pen*snya di kewanit@anku.
"Tapi.. kak.. Oohhhh... Aaahhhh. " protes ku tenggelam dalam desahan ku sendiri.
"Nikm*tin aja dek" bujuk suamiku.
"Ehh.. Aaahhhhhhhh, mmmpppppphhhhh. " Aku semakin mendes@h karena keenakan.
Suamiku kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejant@nannya. Suamiku mengarahkan kejant@nannya ke sela-sela pah@ku. "Jangan kak, katanya cuman cium saja. " sergahku
"Rileks dek" bujuk suamiku, sambil menggosok-gosok ujung pen*snya di kewanit@anku.
"Tapi.. kak.. Oohhhh... Aaahhhh. " protes ku tenggelam dalam desahan ku sendiri.
"Nikm*tin aja dek" bujuk suamiku.
"Ehh.. Aaahhhhhhhh, mmmpppppphhhhh. " Aku semakin mendes@h karena keenakan.
"Gitu dek. Rileks. Nanti lebih enak lagi. " ucap suamiku
"He eh, kak. Eesshhh. "
"Enak dek..?" tanyanya
"Ehh.. Enaaakk kak. " jawabku
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah melihat pria yang sebenarnya, apalagi melihat bertel@njang begini, apalagi aku tak penah di lihat oleh orang lain bertel@njang begini juga.
Tidak ada lagi protes apalagi penolakan. Hanya desah@n kenikmatan ku yang terdengar.
"Aku mas*kin ya dek? " pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Suamiku langsung menekan pinggulnya. pen*snya sudah masuk sedikit. Sambil menekan pen*snya agar masuk lebih dalam tapi gagal lagi. Aku meringis. Suamiku mencoba kembali. Menekan pen*snya agar masuk lebih dalam lagi pada lubang kewanit@anku perlahan karena takut aku kesakitan. sambil berkata "tahan ya dek, soalnya sempit sekali. "
"Aduh... S*kit kak... Ang akhh.... " kataku
Dia berhenti sebentar dan berkata "sebentar juga hilang. " katanya, sambil megh*sap payud@raku.
"Teruss.. Kak.. Enak banget.. Ohh.. Is@p yang k*ras kak" aku meracau.
"Aku suka sekali payud@ramu dek, mmhhh. "
"Aku juga suka kamu isep kak, ahh. " aku menyorongkan dad@ membuat suamiku bertambah mudah melum*t nya. Bukan hanya aku yang terayun-ayun gelombang birahi. Suamiku juga sama.
Tapi kok berasa susah bangat jebol nya. Padahal sudah pemanasan lama juga, di coba gini gitu tetap belum masuk. Paling masuk dikit-dikit saja. Karena aku meringis dia mundur lagi. Begitu saja trus sampe tidak kerasa sudah shubuh aja. Asli ini tidak kerasa banget waktu ko tiba-tiba sudah adzan shubuh dan kita masih belum berhasil. Sedih banget rasanya.
Istirahat sebentar, tapi kayaknya suami ku masih penasaran di lanjut deh. Akhirnya jebol juga di pagi harinya. hehehe. Dengan penuh perjuangan dan kerjasamanya. wkwkwk.
Ia merebahkan badannya menindih ku dan memeluk seraya melumat mulut, leher, dan telinga ku. Kemudian suamiku menekan pinggulnya. Pen*snya melesak masuk ke dalam rongga kenikm@tan ku.
"Auuwww.. Kak.. Sakitt. " jerit ku.
"Stop.. Stop kak"
"Rileks dek, selatan enak nanti" bujuk suamiku, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
"Sak*t kak.. Pleaseee.. Jangan di terusin. "
Terlambat.. Seluruh pen*snya telah terbenam di dalam rongga kenikmatan ku. Beberapa saat suamiku tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payud@raku menjadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan suamiku membuat birahiku terusik kembali. Aku melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh suamiku yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tanganku. Suamiku memahami sekali keadaanku, pinggulnya mulai digerakkan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging ku yang dihiasi puti*g kecil ke merah-merahan.
Pen*snya keluar masuk ke kewanit@anku yang terasa basah dan hangat. Ini pengalaman pertama bagiku. Noda darah pada pangkal paha ku. Suamiku lanjut menekan pinggulnya, ujung pen*snya tenggelam dalam kewanit@anku. "Aakhh.. Kak.. Eengghhh" erangku cukup keras. Membuat bulu-bulu di tubuhku meremang. Suamiku lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan. Perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus mulumat payudaraku.
"Uhh.. Ohh.. Kak." desah kenikm*tan, kakiku di buka lebih lebar lagi. Suamiku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
"Uhh.. Ohh.. Ahhhh.. Terus Kak" aku meracau merasakan pen*s suamiku yang ber putar-putar di kewanit@anku. Kepalanya mengasah ke atas dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon suamiku tidak ragu lagi untuk menarik masukkan barang pen*snya.
"Aaauughh.. Sshh.. Kak.. Ohh.. Kak.. Terussss.. Enak" aku tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang begitu saja dari mulutku.
Pinggul suamiku naik turun dan kakiku yang terbuka lebar membuat darah ku berdesir.
"Sssshhh... Sshh" desisku lagi mana kala suamiku lebih bersemangat bergoyang.
"Addduuuuhhhh.. Kak.. Nikmat sekali" aku terbuai dalam birahi yang menggebu-gebu.
"Nikmati de. Nikmati sepuas-puasnya. "
"Sshh.. Ahh.. Ohh.. Ennaak kak. "
"Punya kamu lebih enak sekali dek. Uugghhh"
"Ohh.. Kak.. Aku sayang kamu.. Sshh" desah ku seraya memeluk suamiku. Pujian ku rupanya membuat suamiku lebih agresif. Pant@tnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun naik begitu pun aku.
"Enaak dek, terus goyang.. Uhh.. Eenngghh" merasakan goyanganmu, suamiku semakin mempercepat hujaman-hujaman kejant@nnya.
"Ahh.. Aahhh.. Kak.. Terusss. " pekik ku
"Iyah, sayang" jawabnya.
Semakin liar kami bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh kami. "Kak, aku pengen pip*s uhh.. Aku sudah tidak tahan kak. " erangku.
"Pip*s saja sayang, itu bukan pip*s benaran tapi kamu mau keluar sayang.. Uhh.. Aahhhh.. Enak sayang. Aku juga mau keluar. Tahan ya. Kita keluar sama-sama sayang. " ucap suamiku.
Suamiku menekan pant@tnya dalam-dalam dan tubuh kami pun mengej@ng. Gema erangan kenikmatan kami memenuhinya seantero kamar entah terdengar sampai di kamar orang tua ku. Kemudian kami terkulai lemas.
---
Bersambung
tpi klo buat selirnya.... g ada pelit2nya...