Salahkah jika aku penasaran dengan yang namanya cinta dan kasih sayang? Salahkah jika aku sangat haus akan dua rasa itu? Sebenarnya, apa itu kasih sayang? Apa itu cinta?
Disinilah aku, tinggal sebagai seorang keponakan, sepupu, serta orang asing dalam keluarga paman yang sangat membenci kehadiranku. Berbagai cacian, siksaan, serta hinaan, semuanya aku terima. Sampai dimana... dia datang. Tiba-tiba saja, tangannya terulur, membawaku entah kemana dengan kata-katanya yang begitu hangat namun menakutkan.
"Jika kamu sangat ingin merasakan cinta dan kasih sayang, mari kita buat bersama. Mulai sekarang, sampai selamanya... akulah tempatmu untuk pulang."- Adam.
"Jika Anda benar-benar rumah saya, izinkan saya untuk selalu pulang dalam dekapan Anda. Saya mohon, jadilah rumah untuk tempat saya pulang, Tuan Adam."- Ayna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wawawiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Sah? SAH!
***
Sepeninggalan dokter setelah mengabari kabar Alea, Robi dan Yuliana tertegun. Masih tidak bergeming dengan apa yang mereka dengar baru saja. Alea keguguran. Jadi selama ini... Alea hamil?
"Anak kurang ajar! Ternyata benar rekaman itu. Dia melakukan hubungan terlarang bersama para pelayan!"
Karena kesabarannya menipis, Robi langsung beranjak menuju ke kamar pasien dimana Alea dirawat. Namun, istrinya, Yuliana mencegah suaminya untuk masuk.
"Minggir Yuli!"
"Ngga! Aku ngga mau izinkan kamu buat ketemu dengan Alea! Dengan kemarahanmu yang seperti ini, kamu pikir akan membuat Alea melega ha?!" teriak Yuliana.
"Justru karena itu aku mau memarahinya! Dari dulu, aku sudah mewanti-wanti dirinya agar menjaga diri dari banyak laki-laki, memakai pakaian yang tertutup, lalu membatasi diri buat ngga berteman dengan anak laki-laki. Tapi apa yang kudapatkan?! Dia ngga mengindahkan nasihatku dan menjual badannya ke lelaki belang! Aku ngga membesarkan seorang putri untuk menjadi lonte!" balas Robi sengit.
"Jaga ucapanmu, Robi! Alea putrimu! Dia bukan lonte!"
"Putriku? Sekarang jawab. Jika Alea putriku, lalu yang di kamar ini siapa ha? Dan bagaimana bisa dia divonis keguguran? JAWAB YULIANA!"
Kali ini, Yuliana bungkam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan suaminya. Ia benar-benar kalut.
"Minggir."
"Akh! Sayang, tunggu!"
***
BRAAAKKK
"Sayang, tunggu!"
Robi berhasil masuk ke dalam kamar Alea. Ia melihat tubuh Alea yang lemah terbaring di atas brankar. Pandangan wanita itu teralih ke arah lain tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
"Alea!" teriak Robi menggelegar.
"Kamu ya! puas kamu sudah mempermalukan nama keluarga ha?! Lihat apa yang sudah kamu perbuat! Kamu sudah membuat kita semua ada di ujung jurang! Ayah sudah menasihatimu ini itu buat menjaga diri, tapi apa yang kamu sudah berbuat ini?! Apa kamu memang bercita-cita menjadi wanita malam apa?!"
Mendengar ucapan ayahnya, Alea langsung menatap ayahnya sengit.
"Ayah! Kenapa ayah malah menuduhku wanita malam?! AKU INI WANITA BAIK-BAIK! AYAH PERCAYA BEGITU SAJA KALAU AKU MENGGODA TIGA PRIA ITU?!"
"MEMANG IYA! SUDAH TERTERA JELAS DISANA KALAU KAMU YANG MELAKUKANNYA! KALAU SUDAH BEGINI, KAMU PIKIR SEMUANYA AKAN KEMBALI NORMAL? NGGA! SEMUANYA SUDAH HANCUR!"
Ayah dan anak itu saling menimpali, teriakan mereka terdengar sampai keluar kamar. Beberapa orang yang mendengar teriakan mereka berdua mengintip dari kamar itu.
"Ha? Ngapain aku yang urus semuanya? Ayah kan CEO nya! Ya selesaikan semuanya dengan tangan ayah! Aku ngga sudi!"
PLAK
"Sayang!"
Robi menampar anak semata wayangnya dengan keras. Ia benar-benar murka bahkan wajahnya sudah memerah.
"Berani kamu ya sekarang? Sudah berani membangkang dengan ayahmu ini?! DURHAKA KAMU!"
"Baiklah. Mulai detik ini, kamu bukan lagi dari bagian keluarga Dirandra! tepat setelah kamu sembuh, angkat kakimu dari rumah! Terserah kamu mau hidup luntang-lantung atau mati, aku ngga peduli! ENYAH KAMU!"
BLAAAMM
Robi membanting pintu, keluar dari kamar itu dengan kekecewaan yang begitu besar. Yuliana berteriak memanggil suaminya, berharap suaminya akan datang kembali.
"AAAAKKKKKKHHH HUUUUWWWAAAAA! KENAPA NASIBKU JADI BEGINIIII? PADAHAL SELANGKAH LAGI AKU AKAN MENJADI NYONYA ANDRIANSYAH! AAAAAAKKKKKHHH!"
Alea berteriak histeris, menangis keras. Ia menjambak rambutnya sampai beberapa helainya patah.
"Alea! Sudah nak, berhenti! Sudah sudah-..."
"Mama! Aku harus gimana ma hiks... Aku ngga mau hidup luntang-lantung di jalanan... Aku hiks... Aku ngga mau hidup miskin ma... Aku juga cinta mati dengan kak Hendry... Tolong ma... Tolong bujuk kak Hendry... Aku khilaf huhuhu..."
Yuliana memeluk erat putrinya, ia ikut menangis bersama Alea. Sejenak, ia juga berpikir. Bagaimana bisa ada rekaman seperti itu dan malah menyudutkan Alea serta dirinya dan suaminya?
'Ya. Mereka. Mereka bertiga! Chairul, Tiana, dan Ayna. Mereka bertiga sudah mengatakan yang sebenarnya ke CEO Emanuella Corporation! Beraninya kalian... Tunggu pembalasanku nanti! Akan kubuat kalian jatuh sejatuh-jatuhnya!'
***
Setelah Alea sedikit tenang, barulah Yuliana mengatakan ide rencananya kepada Alea.
"Apa? Membujuk untuk kembali? tapi ma... Kak Hendry kan..." Alea ragu, bagaimana membujuk Hendry kalau pria itu sudah tidak mempercayai dirinya?
"Masalah itu... Biar mama yang urus. Kasih mama waktu tiga hari paling lama. setelah tiga hari itu, kamu pergi ke rumahnya Hendry dan jelaskan semuanya kalau kamu, adalah korban."
"Korban? Jadi mama... bakal memanipulasi-..."
"Ssttt jangan keras-keras! Ya, mama bakal ngelakuin itu. Biar mama urus itu ya, kamu persiapkan diri saja. Istirahatkan dirimu dulu. Baru kita kesana."
Yuliana memberi harapan kepada Alea. Entah seperti apa rencananya, sudah pasti rencana itu begitu jahat dan akan merugikan banyak orang. Dalam diam, Alea menyeringai. Ia sudah tidak sabar menantinya.
'Habis kalian bertiga setelah ini, terutama kamu Ayna. Jika aku berhasil nanti, aku akan mematahkan kakimu sepenuhnya. Lihat saja nanti.'
***
Dua hari kemudian...
Pernikahan cucu pemilik Emanuella Corporation dengan seorang wanita muda segera dilakukan. Ya, mereka Adam Anandito Wicaksono dan Ayna Alisha Renjana. Pernikahan mereka berdua diadakan tertutup. Hanya rekan kantor serta kerabat yang datang. Bahkan media publik pun tidak diikutsertakan.
memang itu keinginan Chairul dan Adam. Mereka sangat menjaga privasi. Selain itu juga, untuk menjaga kenyamanan sang menantu yang sangat menjaga jarak pada kebanyakan orang.
Para tamu undangan tahu siapa Ayna. Karena rekaman Ayna yang disiksa sewaktu pernikahan Hendry dan Alea, tersebar di jagat maya. Mereka juga iba dengan kondisi Ayna dan juga mengapresiasi keluarga Wicaksono atas kebaikannya serta mencintai wanita suci seperti Ayna.
"Aduh. Benar-benar beruntung ya, nyonya Tiana. sudah cucu menantunya cantik, baik hati pula!"
"Hooh, beda banget dengan menantu saya. Duh, saya benar-benar iri dengan Anda!"
"Kalau saya jadi Anda, bakal saya bangga-banggain Nona Ayna ke seluruh dunia!"
"Oh ya Nyonya. Apa Nona akan baik-baik saja kalau..."
Suasana menjadi diam, salah satu wanita itu bermaksud menanyakan keadaan Ayna bagaimana untuk berjalan di altar. Tiana degan tenang tersenyum maklum dan menjawab.
"Jangan khawatir. Aku yang mendampinginya. Cucuku bukanlah wanita lemah. Aku tahu itu."
Helaan lega dari para wanita itu terdengar. Memang setelah tahu fakta kenapa Ayna memiliki kaki yang cacat, itu karena penyiksaan dari keluarga Dirandra alias pamannya.
***
Di hadapan penghulu, Adam duduk dengan tenang dan tampang yang datar terpasang apik di wajahnya. Tetapi, sebenarnya tampang datar itu adalah topeng untuknya. Ia sedang menyembunyikan kegugupannya yang luar biasa besar. Keringat sebesar biji jagung pun mulai berkeluaran sampai penghulu itu mengkhawatirkan keadaan Adam.
"Ini Tuan. Saya tahu Anda gugup." penghulu itu memberikan sebuah sapu tangan kepada Adam, dan pria itu berterimakasih kepadanya.
"Hm. Terima kasih."
Di sisi penghulu pula, Chairul menahan tawanya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan perilaku cucunya. Kakek tua itu juga baru tahu kalau Adam bisa gugup luar biasa seperti ini.
'Mirip sekali denganmu Azam. Aku sangat ingat kamu segugup ini sewaktu menikahi Ayana. Oh ya, kalian lihat kan dari atas sana? Anak yang kalian banggakan ini... Sudah dewasa sekarang, dan dia juga sudah menikah. Aku juga melihat Ayna seperti sosok mu, Ayana...'
Mempelai wanita telah tiba. Semua mata memandang ke arah Ayna. Decakan kagum akan kecantikan Ayna terdengar saling bersahutan. Ayna, walaupun dengan bantuan tongkat kayu serta gandengan Tiana di sisi kirinya, tak mengurangi keanggunan serta aura kecantikan yang terpancar pada diri Ayna.
Adam menoleh ke arah Ayna. Mata mereka saling bertemu saat sudah duduk bersisian. Senyuman malu terpancar di wajah cantik Ayna sampai semburat merahnya menghiasi kedua pipinya.
Adam berkali-kali memuji kecantikan Ayna. Yang biasanya cantik seperti boneka, kini ia cantik seperti bidadari. Gaunnya begitu pas membalut tubuh Ayna.
Sekarang, dimulailah ijab kabulnya. Setelah mendengar kata demi kata dari penghulu, lalu dilanjutkan dengan ucapan ijab kabul dari Adam, semuanya berlangsung sakral. Sampai dimana... ucapan kata SAH terdengar keras.
"SAH!"
Air mata mulai menetes dari kedua mata hazel Ayna. Ia bahagia sekaligus sedih. Karena... Pernikahannya ini, ia tidak didampingi oleh kedua cahayanya, ayah dan ibunya. Bahkan ia sangat ingat dengan janji mendiang ayahnya, kalau ayahnya sangat ingin mendampingi Ayna saat menikah nanti.
'Ayah... Ibu... Ayna sudah menikah... Ayna menikah dengan Kak Bagaskara. Ayah dan ibu lihat kan?'
Sebuah cincin disematkan di jari Ayna oleh Adam, lalu bergantian wanita itu memasangkan cincin kepada Adam. setelahnya, Adam mencium kening Ayna dan disoraki serta tepukan tangan dari oaratamu undangan. Kini, Adam dan Ayna sudah sah menjadi pasangan suami istri. Semoga kebahagiaan selalu mengiringi kehidupan keluarga mereka ya^^
~Bersambung~