Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WARGA DESA BERDEMO
Lin Yuelan menurunkan semua barang bawaannya, kemudian menatap orang-orang yang tengah berjongkok di atas tanah.
"Paman Jun! Bantu aku menurunkan semua barang belanjaan dan bawa ke dalam!" ucapnya.
Dua orang pengawal rahasia berdiri, kemudian melompat dan mengambil semua barang itu sebelum Jun Hui dan kedua rekannya bereaksi.
"Nona, dimana barangnya?" tanya Jun Hui sambil menggaruk kepala, dia bingung dengan perintah yang diberikan oleh gadis itu, namun tidak menemukan satupun barang belanjaan di depan.
Lin Yuelan melirik, tak lama kedua orang pengawal rahasia itu kembali ke halaman. "Nona, kami sudah memindahkan semuanya ke dalam."
"Baiklah, Nuwa, bantu aku mengurus barang-barangnya." ucap Lin Yuelan sambil berjalan masuk.
Lin Nuwa, pelayan wanita Lin Bo Cheng langsung mengangguk, "Ya nyonya kelima."
Dia bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat begitu banyak barang belanjaan yang telah dibeli oleh majikannya. "Nyonya, kain sebanyak ini, apa yang ingin anda lakukan?"
Lin Yuelan menjawab dengan sangat tenang, "Apakah kau bisa menjahit?"
Gadis pelayan di depannya langsung menganggukkan kepala.
"Baiklah, buatkan masing-masing tiga set pakaian untuk semua orang, aku akan membuat 5 set untuk anak-anak dan diriku sendiri." ucap Lin Yuelan sambil memilih kain berwarna biru muda, ungu dan hitam.
"Baiklah, terima kasih nyonya." jawab Lin Nuwa, matanya berkaca-kaca melihat deretan kain katun di depannya. Meskipun dia terbiasa menggunakan pakaian dengan bahan terbaik, namun ini pertama kalinya dia di perlakukan seperti anggota keluarga sendiri.
Lin Yuelan melirik, "Jangan bersikap terlalu canggung, kita semua keluarga sekarang. Aku juga sudah meminta Lizeng untuk membuat pendaftaran rumah tangga dan mencantumkan nama kalian semua di dalamnya."
"Nyonya!" Lin Nuwa hampir saja menangis mendengar ucapan wanita di depannya, dia benar-benar melindungi mereka, sehingga membuatnya langsung bersumpah di dalam hati untuk setia pada Lin Yuelan.
"Lupakan! Aku tidak membutuhkan terima kasih kalian, tetaplah tinggal di sini, tidak perlu mencari tempat persembunyian, kalian keluargaku dan aku akan melindungi dengan sebisaku." ucap Lin Yuelan.
Lin Nuwa langsung berlutut, "Nyonya, mulai hari ini hidup Nuwa menjadi milik anda."
Wajah Lin Yuelan menjadi hitam, "Apa yang kau lakukan? Jangan pernah berlutut di hadapan siapa pun. Berdirilah! Aku tidak membutuhkan pelayan, kau juga bagian dari keluargaku."
Lin Nuwa berdiri linglung, "Nyonya, anda orang pertama yang mengatakan hal ini, Nuwa benar-benar beruntung bisa bertemu denganmu."
"Sudah! Pindahkan semua kain ini dulu dan kau bantu aku memasak," ucap Lin Yuelan. Lin Nuwa mengangguk, namun sebelum dia bergerak, 5 orang pria yang bersembunyi di balik dinding bergegas membawanya, mereka juga mendengar pembicaraan kedua wanita itu.
"Nyonya, aku akan melakukannya," ucap Jun Hui, empat pria di belakangnya juga tak mau kalah.
"Nyonya, serahkan semua pekerjaan berat padaku."
"Nyonya, aku memiliki tulang yang lebih tebal, jangan ragu untuk memberikan perintah."
"Nyonya, sejak kecil aku sudah bekerja keras, anda tidak perlu sungkan untuk menyuruhku."
"Nyonya, aku bisa melakukan semuanya."
Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Hei! Kain-kain itu tidak seberat sapi 500 pon, jangan berebut. Bukankah kalian bisa mengerjakan hal yang lain?"
Kelima pria saling berpandangan, tak lama kemudian terlihat pengertian secara sembunyi-sembunyi diantara mereka.
"Aku akan membawa kainnya ke sayap barat!"
"Aku pergi mengambil air!"
"Aku akan membelah kayu."
"Aku membuat gudang kayu bakar di belakang."
"Aku akan membantu nyonya menghidupkan api."
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Baiklah, ini jauh lebih efisien, jika kalian memiliki waktu luang, buatlah sebuah gudang untuk tempat penyimpanan bahan makanan."
"Nyonya, aku akan melakukannya."
"Aku akan membantumu,"
"Setelah mengambil air, aku akan pergi ke gunung mencari bambu."
"Aku akan menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu, kau bisa memulainya."
Kelima orang pria itu terlihat sangat bersemangat, mereka bergegas melakukan pekerjaan yang diminta oleh Lin Yuelan. Sementara Lin Nuwa tersenyum tipis, keputusan mereka untuk mengikuti Lin Yuelan tidak salah, mereka bahkan memiliki keluarga baru yang akan saling melindungi satu sama lain.
"Ibu, aku juga akan bekerja." Lin Zhaoyang muncul, dia mengambil kursi kemudian duduk.
"Aku akan mencuci sayuran," ucap Lin Bo Cheng, dia menyimpan sisa ubi panggang yang dimakannya, kemudian berjalan ke arah keranjang yang berisi sayuran.
"Habiskan makananmu, setelah itu kalian berdua kembali ke kamar. Belajar dengan baik! Masalah pekerjaan rumah, ibu bisa mengerjakannya bersama paman-paman dan bibimu. Pergilah!" ucap Lin Yuelan.
Lin Bo Cheng mengangguk, dia seorang tuan kecil dan tidak pernah melakukan apapun selama hidupnya, segala yang dibutuhkan akan selalu disiapkan oleh para pelayan. Sedangkan Lin Zhaoyang langsung cemberut, sejak usia 3 tahun dia tinggal di biara dan telah terbiasa melakukan pekerjaan apapun, namun kali ini dia benar-benar tidak diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
"Dengar! Kalian berdua harus belajar dengan baik dan menjadi seorang sarjana, dengan cara itu ibu pasti akan sangat bangga." ucap Lin Yuelan.
Kedua bocah di depannya saling berpandangan, tak lama kemudian menganggukan kepala.
"Ibu, aku akan segera melakukannya."
"Ibu, aku tidak akan kalah dari kakak sulung."
"Bagus! Kalian berdua harus berusaha dengan keras, di masa depan, ibu akan mengandalkan kalian untuk hidup enak." ucap Lin Yuelan membesarkan hati anak-anak angkatnya.
"Tentu saja, aku akan membawa ibu hidup enak, makan mewah dan tinggal di rumah besar." ucap Lin Bo Cheng sambil tersenyum hingga menyipitkan matanya.
Lin Zhaoyang juga menjawab, "Ya, aku akan mengajak ibu untuk berkeliling dunia, tunggu aku sukses, ibu adalah orang pertama yang akan menerima baktiku."
"Aku akan menantikannya. Cuci tangan kalian dan kembali belajar!" ucap Lin Yuelan sambil tersenyum.
Kedua anak laki-laki itu mengangguk dengan patuh, kemudian bergegas mengambil air dan mencuci tangannya.
Di sisi lain desa, warga berkumpul di depan rumah Lizeng, mereka sudah sepakat untuk berdemo dan meminta agar Lizeng mengusir Lin Yuelan dari desa Fujian.
Cheng Rui yang telah menjabat sebagai seorang kepala desa (Lizeng) selama 20 tahun terlihat mengerutkan dahi, dia baru saja kembali dari yamen, bahkan kedua kakinya belum turun dari gerobak keledai, namun sudah di sambut dengan pemandangan yang menakjubkan.
"Apa yang terjadi?" tanya Cheng Rui sambil menatap satu persatu wajah warga desa.
"Lizeng, syukurlah anda sudah kembali, warga baru itu, Lin Yuelan, dia diam-diam membesarkan 5 orang pria kuat di rumahnya, ada juga dua anak liar di sana," adalah nyonya Shu yang terkenal sebagai seorang pengganggu melaporkan. Mata wanita itu terlihat sangat yakin, akan mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Lizeng.
Garis-garis hitam muncul di dahi Cheng Rui, dia memelototkan matanya pada wanita itu. "Siapa yang menyebarkan rumor buruk itu? Nona Lin adalah gadis baik-baik, ada pun orang-orang yang tinggal di rumahnya merupakan kerabat sendiri. Dia memiliki 2 orang putra yang di jemput dari luar."
"Lizeng, anda tidak perlu menutupi kebusukan gadis liar itu, semua warga desa juga melihatnya." ucap nyonya Shu.
"Aku khawatir kau melaporkan berita yang salah, nona Lin sudah menemuiku dan meminta surat pendaftaran rumah tangga. Aku baru saja kembali dari yamen dan mendapatkan semua berkasnya, sudah selesai, pemerintah juga sudah membubuhkan segel dan tanda tangan." ucap Cheng Rui.
Mata semua orang terbelalak kaget, kemudian mereka menatap wajah nyonya Shu yang pucat pasi. "Bukankah kau mengatakan bahwa mereka itu pria yang di besarkan di rumah?"
Nyonya Shu memelototi warga desa, "Aku juga mengetahuinya dari nyonya Yu dan nyonya Cao. Kenapa kalian melihatku seperti itu?"
Cheng Rui segera membubarkan warga desa, "Kalian bisa kembali, aku juga merasa sangat lelah dan ingin beristirahat."