Demi uang, dia terpaksa menjebak pria yang dicintainya dalam diam. Setelah fakta terungkap, dia dibenci dan terusir dari hidup pria yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17~ UDAH CAPEK SEMBUNYI?
Obrolan grup WhatsApp keluarga:
"Om sudah menambah orang-orang suruhan Om, dan pencariannya juga semakin diperluas." - Papa Raka, menikmati secangkir teh di balkon kamar.
"Aku juga sudah menambah orang-orang suruhan ku, Om. Dan sebagian selalu mengawasi terminal, bandara dan tempat keberangkatan lainnya." - Stevanno, baru saja sampai di ruangannya, mengetik seraya duduk di kursi kebesarannya.
"Aku juga selalu rutin memeriksa beberapa rumah sakit, siapa tahu saja Kak Nayra membawa adiknya untuk periksa." - Aidan, bersiap-siap berangkat ke rumah sakit.
"Maaf ya, aku cuma bisa bantu share foto Kak Nayra dan Dion di akun sosmed ku. Siapa tahu aja salah satu teman-teman ku ada yang lihat mereka." - Vanessa, masih rebahan di tempat tidurnya.
"Gak apa-apa, Nessa. Itu sudah cukup membantu kok. Terima kasih ya," -Papa Azka, bersantai di ruang keluarga bersama istrinya.
"Bagaimana dengan usulanku kemarin?" -Stevannie, sambil sesekali memperhatikan para muridnya yang tengah mengerjakan tugas.
"Tante setuju dengan usulan Vannie, mungkin dengan memasang poster orang hilang, Nayra dan Dion bisa segera ditemukan." - Tante Kiara, bersantai di gazebo seorang diri setelah suaminya berangkat ke bengkel. Dan putrinya sudah lebih dulu berangkat ke salon.
"Kalau perlu, kita buat saja laporan orang hilang di kantor polisi." - Om Denis, diperjalanan menuju bengkel.
"Terima kasih semuanya atas bantuannya. Tapi, tidak perlu memasang poster orang hilang atau membuat laporan orang hilang. Karena Nayra maupun Dion tidak hilang melainkan ... pergi atas permintaan ku sendiri. Dan aku juga akan selalu berusaha untuk mencarinya." - Darian, setelahnya meletakkan ponsel dimeja kerjanya lalu mengusap wajah.
Tak ada lagi obrolan di grup WhatsApp tersebut, semuanya fokus pada kegiatan masing-masing setelah membaca tulisan Darian. Namun, dalam pikiran mereka tetap memikirkan rencana pencarian Nayra dan Dion.
"Usaha terus! Cari sampai ke lubang semut." Fiona tertawa cekikikan membaca percakapan di grup Whatsap keluarga, yang sudah dua bulan belakangan hanya membahas tentang Nayra dan Dion.
"Lagi ngetawain apa sih? Kayaknya seru banget," tanya Nayra yang baru saja sampai di salon dan langsung menuju ruang pribadi Fiona yang merupakan pemilik salon tempatnya bekerja hampir dua bulan ini.
"Biasalah, gosip di grup keluarga." Jawab Fiona sambil mengedipkan sebelah mata.
"Oh," Nayra lalu duduk di samping Fiona. Ia langsung paham gosip apa yang dimaksud, Fiona selalu menunjukkan padanya tiap percakapan di grup WhatsApp keluarganya.
"Lihat, nyadar juga dia rupanya." Kekeh Fiona, memperlihatkan obrolan di grup WhatsApp itu dan menunjuk dibagian chat Darian.
Nayra hanya dapat mengulum senyum membacanya, namun kedua matanya nampak berkaca-kaca. Masih segar dalam ingatannya kala itu Darian memintanya pergi sejauh mungkin, dan tidak muncul lagi di hadapan pria itu.
"Kenapa? Udah capek ya sembunyi?" Tanya Fiona ketika Nayra melepas wig dan kacamata.
"Siapa yang sembunyi sih? Kamu kali yang menyembunyikan aku." Nayra terkekeh.
Fiona pun ikut terkekeh, "Habisnya aku kesel banget sama Kak Rian." Ia menggenggam erat ponselnya sambil memasang ekspresi kesal.
Ingatannya tertuju pada saat Darian datang berkunjung ke rumahnya. Saat itu ia tak sengaja mendengar obrolan kakak sepupunya itu dan papanya ketika kembali ke ruang keluarga hendak mengambil ponselnya yang tertinggal.
'Semua keluarga sudah tahu, apa sebab aku menikahi Nayra. Jujur Om, sebenarnya aku tidak menginginkan pernikahan ini, yang aku lakukan hanya sekedar tanggung jawab dan aku sudah menunaikannya. Apa salah jika sekarang, aku menginginkan perceraian?' Ucap Darian saat itu.
Dan ketika tahu Darian telah menalak Nayra dan menyesal setelah tahu kebenarannya, Fiona pun berniat memberi pelajaran pada kakak sepupunya itu. Ia menjemput Nayra dan Dion di rumah sakit dan membawanya tinggal di apartemennya, setelah sebelumnya memindahkan penyewa apartemennya ke apartemen lain tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya.
"Kalau nanti Kak Rian ngajak rujuk, jangan langsung mau ya. Giliran udah tau kebenarannya aja baru nyesel. Cowok kayak gitu harus dikasih pelajaran."
Nayra kembali terkekeh, "Enggak mungkin ngajak rujuk juga, lagian dari awal kita nikah tanpa cinta. Kalau seandainya kita ketemu nanti, paling dia cuma minta maaf aja."
"Yakin cuma minta maaf, gak bakal ngajak rujuk?" Fiona menatap Nayra dengan intens.
"Yakin lah, lagian atas dasar apa Kak Rian mau ngajak rujuk? Semua juga sudah tahu kalau aku yang menjebak dia. Jelas, tidak ada cinta diantara kami berdua." Nayra tersenyum kecut.
"Tapi, aku kok agak ragu ya?" Kali ini tatapan Fiona menyelidik.
"Ragu kenapa?" Tanya Nayra, duduknya jadi tidak nyaman karena merasa dicurigai.
"Beneran, kak Nayra menerima tawaran Om Raka untuk menjebak Kak Rian cuma semata-mata demi uang, gak ada sebab yang lain?"
Nayra mengangguk pelan dan terlihat sedikit ragu, "Cuma karena uang, untuk biaya pengobatan Dion."
"Hem," Fiona rasanya tak percaya begitu saja, sebab sudah beberapa kali ia mendapati Nayra diam-diam menatap foto Darian sambil menitihkan air mata. Dan setahunnya Nayra dan Darian sudah berteman lama, mungkinkah selama itu tidak ada rasa yang timbul.
"Astaga, aku lupa. Tadi ada pelanggan," Nayra buru-buru memasang kembali wig dan kacamatanya, lalu keluar dari ruang pribadi Fiona. Sebenarnya ia hanya ingin mengindar, karena Fiona terus menatapnya penuh selidik bak seorang tersangka.
Fiona menyeringai tipis begitu Nayra keluar dari ruangan pribadinya, "Mulut bisa bohong, tapi kebenarannya bisa terbaca lewat mata."
asiaaaap otw novel baru kak🥰🥰🥰🥰🥰
lanjut Mak semangat 💪🥰🔥🔥🔥