Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Saling Memanfaatkan
Di perusahaan MCell Company , Indira datang dengan raut wajah menahan amarah. Dia tidak menjawab sapaan karyawan yang berpapasan dengannya dan justru menatap sengit mereka semua.
Brakh
Indira membuka pintu ruang Presdir dengan keras, sehingga membuat Soraya tersentak kaget.
"Indira!! Apa kau tidak bisa membuka pintu pelan-pelan, hah?" teriak Soraya. Tapi Indira tidak menjawab. Dia mendengus kesal dan duduk begitu saja di sofa.
Melihat hal itu. Soraya merasa ada yang tidak beres. Dia beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekati putrinya. "Ada apa?" tanya Soraya
"Aku kesal mom. Aku sangat ingin berteriak dan membalas wanita sialan itu. Argh..!!" geram Indira
"Apa maksudmu, sayang?" tanya Soraya bingung
Indira menatap Soraya dengan nafas memburu. Dia menyelipkan rambutnya di belakang telinga dan memperlihatkan pipinya yang lebam akibat tamparan seseorang.
"Oh my God!!! Siapa yang melakukan hal ini padamu,sayang?" pekik Soraya
"Aku tidak tahu mom. Tiba-tiba ada wanita masuk ke ruangan Tuan Rian. Dan wanita itu menjambak rambutku dan menampar ku. Hah.. Jika Tuan Rian tidak menghalangi ku, aku pasti sudah membalasnya. Pakaiannya sangat minim. Mungkin dia wanita penghibur yang dicampakkan tuan Rian. Cih.. menjijikkan." umpat Indira
Wanita? Soraya nampak berfikir. Yang berani masuk ke ruangan Tuan Rian tanpa permisi, pasti orang yang sangat mengenal pria itu. Jika dia seorang wanita, apakah dia...?
Soraya beranjak dan mengambil majalah di mejanya. Dia membuka tiap lembar majalah tersebut dan saat dia menemukan apa yang dia cari, dia memperlihatkannya pada Indira. "Apa ini wanita yang kau maksud?" tanya Soraya
Indira merebut majalah dari tangan Soraya dan melebarkan kedua matanya sempurna. "Iya mom. Ini wanita yang aku bilang tadi. Tapi, kenapa dia bisa ada di majalah terkenal?" tanya Indira bingung
"Aish... Apa kau tidak tahu siapa dia? Dia itu model terkenal. Dan dia adalah kekasih tuan Rian."
deg
"Apa? kekasih?" pekik Indira
"Iya. Dia memang kekasih Tuan Rian. Tapi yang aku dengar, dulu dia pernah menjalin hubungan dengan pria dari keluarga Dirgantara. Dan sekarang dia berhubungan dengan Rian Mahesa. Benar-benar wanita yang beruntung." seru Soraya
"Kenapa mommy membelanya? Aku putrimu, mom. Dan menjadi korban di sini. Harusnya mommy membelaku, bukannya malah memuji wanita sialan itu." ucap Indira kesal
"Bu-bukan begitu sayang. Mommy hanya..."
"Ah sudahlah. Percuma bicara dengan Mommy. Aku mau pulang saja." Indira keluar dari ruangan Soraya dengan keadaan kesal. Bukannya membantu, ibunya justru membuat mood nya semakin buruk. Memangnya apa hebatnya menjadi model? Pasti wanita itu menjual tubuhnya untuk bisa menjerat bos-bos besar agar mendapatkan job. Kelihatan dari cara berpakaiannya. Benar-benar murahan.
Sementara itu, Soraya nampak bingung. Harusnya dia mengatakan pada Indira untuk berhati-hati saat mendekati Rian karena pria itu sudah mempunyai kekasih. Dan sekarang, Indira sudah ketahuan sebelum berhasil mendapatkan hati Rian.
Dia tidak mau gagal mendapatkan menantu kaya seperti Rian. Jadi lebih baik dia menghubungi Rian untuk meminta maaf atas insiden yang terjadi. Dia takut Rian akan menghindari putrinya karena tertangkap basah oleh kekasihnya.
Soraya mengambil ponselnya dan menghubungi Rian. Bagaimanapun juga, Rian harus menjadi menantunya agar dia bisa semakin kaya dan orang-orang bisa lebih menghormatinya.
Setelah beberapa nada panggilan, akhirnya sambungan teleponnya dijawab oleh Rian. "Halo nyonya, ada apa?" tanya Rian di seberang sana
"Emm.. Begini Tuan, aku sudah mendengar dari Indira tentang apa yang sudah terjadi. Aku benar-benar minta maaf. Harusnya Indira bisa menjaga sikapnya. Aku harap, hal ini tidak mempengaruhi kerjasama kita." seru Soraya
"Tenang saja nyonya. Aku tidak suka mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Dan, soal tadi, semua bukan salah Indira. Jenny memang agresif dan cemburuan. Harusnya aku yang meminta maaf." sahut Rian
"Syukurlah kalau begitu. Maaf sudah mengganggu waktu anda." Soraya memutuskan sambungan telepon setelah selesai berbicara dengan Rian. Dia merasa lega karena Rian tidak mempermasalahkan apa yang baru saja terjadi. Dan itu artinya, Indira masih mempunyai kesempatan untuk mendekati Rian.
Soraya tidak tahu saja jika Rian hanya memanfaatkan mereka. Awalnya, Rian ingin mencari informasi mengenai Celine melalui Indira, tapi wanita itu justru terus menggodanya. Dia tahu jika Indira menyukainya. Tapi sayangnya, Rian tidak tertarik padanya.
Hanya saja, saat kita di beri hidangan enak, apa kita akan menolak? tentu saja tidak, bukan? Untuk itu, saat Indira menggodanya, dengan senang hati Rian meladeninya.
Biarlah, pelan-pelan dia akan mengorek informasi dari wanita itu. Lagipula waktu yang dia punya masih sangat panjang. Dia juga masih harus memutuskan hubungannya dengan Jenny, agar tidak menjadi penghalang untuknya mendapatkan Celine.
Indira dengan berani duduk diatas pangkuan Rian dan mengusap rahangnya. Perlahan, wanita itu mencium bibir Rian, dan kedua tangan Rian memberikan sentuhan sensual di tubuh Indira.
Tidak ada penolakan dari wanita itu, untuk itu Rian semakin berani untuk melepas kancing baju Indira dan melahap dua gundukan kenyal milik wanita itu. Tapi sayangnya, ada pengganggu datang. Jenny tiba-tiba masuk dan membuat hasratnya yang sudah diujung tanduk, hilang begitu saja. Benar-benar sial. Karena Jenny, dia harus melakukan senam lima jari untuk menuntaskannya.
"Argh... Sial!! Harusnya aku kunci pintunya. Atau aku bisa membawa Indira ke hotel agar kami bisa leluasa." geram Rian. Dia melihat bagian bawanya yang masih berdiri tegak. Walaupun dia sudah menuntaskannya dengan tangan, tapi tetap saja dia belum puas.
Dia memejamkan kedua matanya dan menghela nafas panjang. Jenny memergokinya berselingkuh dan saat ini wanita itu pasti sangat marah padanya. Dan Indira, setelah ini apa wanita itu masih berani menggodanya?
Sebenarnya ini menguntungkan untuknya. Dia tidak perlu berlama-lama mencari alasan untuk berpisah dengan Jenny. Dan untuk Indira, dia hanya ingin menikmati tubuhnya saja. Karena yang dia inginkan hanyalah Celine.
Rian memakai kembali celananya. Dia mencuci kedua tangannya di wastafel dan setelahnya, dia kembali ke ruangan nya. Pekerjaannya masih banyak, jadi harus segera menyelesaikannya.
Tapi, baru saja dia menjatuhkan pantatnya di kursi kebesarannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia melihat nama kontak si pemanggil dan berdecak pelan. Dia menggeser tombol hijau keatas dan menempelkan ponsel tersebut di telinganya. "Halo nyonya, ada apa?" tanya Rian. Sesuai dugaannya, Soraya menghubunginya karena masalah tadi. Wanita itu pasti takut kerjasama mereka akan batal karena hal itu, tapi dia tidak mungkin melakukannya karena tujuannya belum tercapai.
Mungkin setelah ini, Soraya sendiri yang akan menangani proyek mereka. Dan itu tidak masalah untuknya. Justru, dia bisa langsung mengatakan tujuannya pada wanita itu, jika sebenarnya dia menginginkan Celine.
Ya, mereka saling memanfaatkan satu sama lain untuk mencapai tujuan mereka masing-masing.