Rahasia Hati 2
Assalamualaikum, selamat datang di karya baru author. Yang mampir mohon untuk konsisten bacanya ya agar bisa mencapai retensi. Jangan menumbuk bab, lompat baca dan boom like. Terima kasih. Selamat membaca, semoga suka.🙏
...💵💵💵...
"Kenapa ini harus terjadi, Pa? Mama benar-benar tidak menyangka kejadian masa lalu akan terulang lagi pada putraku." Mama Kinan tergugu, mengusap sudut matanya lalu kembali menatap kearah pelaminan. Di sana keluarga besarnya sedang berfoto bersama kedua mempelai.
"Putra kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Lihat, dia berani mengakui perbuatannya dan mau bertanggung jawab." Papa Azka tersenyum sambil mengusap pundak istrinya. Teringat dua minggu lalu, ketika Darian tiba-tiba mengatakan ingin menikah. Cukup mengejutkan karena selama ini ia tahu putranya tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain dengan saudara dan sepupu sepupunya. Setelah diberondong dengan banyak pertanyaan akhirnya Darian mengakui telah meniduri wanita yang bernama Nayra, dan merupakan seorang cleaning service di perusahaannya. Ia sangat kecewa saat itu, namun juga bangga atas kejujuran dan sikap tanggung jawab putranya dan patut ia acungi jempol.
"Sudah, jangan menangis. Ini hari pernikahan putra kita, tidak seharusnya kita terlihat sedih. Apapun penyebab dari terjadinya pernikahan ini, kita harus tetap terlihat bahagia. Anggap saja, Rian memang sudah bertemu jodohnya. Ayo sekarang kita foto bersama, jangan mau kalah sama yang lainnya." Ucap papa Azka, tersenyum sembari merangkul pinggang istrinya dan membawanya menuju pelaminan.
Pernikahannya memang terbilang sangat mendadak. Hanya dalam waktu dua minggu namun, berkat kekompakan keluarga akhirnya berhasil membuat pesta pernikahan yang megah. Hingga malam resepsi, para tamu undangan yang sebagian besar adalah rekan bisnis Darian silih berganti berdatangan memberikan selamat. Seluruh keluarga pun terlihat antusias dari awal acara, seakan kedua pengantin yang sedang bersanding itu memang adalah sepasang kekasih, mereka tidak memperlihatkan kesedihan maupun ketidaksukaan atas pernikahan yang terjadi karena sebuah aib yang memalukan.
Beberapa jam acara berlangsung, para tamu undangan satu persatu meninggalkan aula pernikahan. Dan kini waktunya bagi Darian dan Nayra untuk beristirahat di kamar pengantin mereka.
"Kalian pasti lelah, sekarang masuklah ke kamar dan beristirahat." Ucap mama Kinan yang ikut mengantarkan anak dan menantunya sampai ke depan kamar. Wanita baya itu tersenyum hangat. Benar kata suaminya, tak seharusnya ia memperlihatkan kesedihan apalagi dihadapan sang menantu. Dia pernah berada di posisi Nayra dan sudah pernah merasakan bagaimana rasanya menahan malu berdiri di pelaminan meski para tamu yang hadir tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik pernikahan itu. Bedanya, Nayra tetap dinikahi oleh laki-laki yang merenggut kesuciannya, sedangkan dia tidak.
"Iya, Mama juga istirahatlah." Ucap Darian sambil memutar handel pintu kamarnya. Setelah pintu terbuka ia meraih sebelah tangan Nayra dan menggenggamnya. "Ma, kami istirahat dulu, selamat malam Ma." Ujarnya sambil tersenyum.
"Selamat malam Rian, Nayra." Balas mama Kinan kemudian bergegas pergi agar anak dan menantunya itu segera masuk ke dalam kamar.
Setelah mamanya tak terlihat lagi, Darian langsung melepas tangan Nayra dari genggamannya. Senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya pun kini berganti dengan ekspresi datar. "Masuk," ucapnya singkat lalu melangkah lebih dulu masuk ke kamar.
Nayra menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, itu dilakukannya beberapa kali untuk menetralkan rasa gugupnya, sebelum akhirnya masuk ke kamar pria yang telah menjadi suaminya. Yah, pernikahannya memang digelar dikediaman pihak laki-laki. Ia yang seorang yatim piatu dan tidak memiliki sanak keluarga lainnya selain sang adik yang kini berada di rumah sakit menjalani pengobatan, hanya mengikuti saja.
"Ganti gaunmu dan beristirahatlah, kamu boleh tidur di ranjang ku dan aku sendiri akan tidur di sofa." Ucap Darian sambil membuka jas pengantin nya. Sedikitpun tidak melirik istrinya yang masih bergeming di dekat pintu kamar.
Tak ada sahutan, Darian pun menoleh. "Nay, kamu dengar aku, kan?" Tanyanya terdengar sedikit kesal.
Nayra yang sedang menunduk itu tersentak kaget, dengan cepat dia mengangkat pandangan menatap suaminya. Karena melamun ia jadi tidak mendengarkan ucapan sang suami. "Kak Rian bilang apa tadi?" Tanyanya sedikit terbata, matanya bergerak gelisah tak berani menatap mata suaminya. Malam ini laki-laki yang biasanya selalu bersikap lembut dan ramah itu terlihat menyeramkan di matanya.
"Ck," Darian berdecak pelan, "Aku bilang ganti gaunmu dan istirahatlah. Kamu bisa tidur di ranjang ku dan biar aku yang tidur di sofa." Ujarnya mengulang kalimatnya dengan nada yang ditekan.
"Kenapa Kak Rian harus tidur di sofa?" Tanya Nayra, sekilas melirik ranjang pengantin yang telah dihiasi dengan begitu indah. Jelas saja ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak berada di ranjang empuk dan besar itu seorang diri sedangkan pemiliknya sendiri harus tidur di sofa.
"Kenapa? Apa kamu berharap malam ini kita akan melalui malam pertama?" Bukannya menjawab, Darian justru bertanya balik sambil tersenyum sinis.
"Sudahlah, Nay, jangan terlalu berangan-angan. Bukankah itu sudah terjadi sebelumnya, kita sudah melakukannya meski secara penuh aku tidak menyadarinya." Ia menghela nafas panjang seraya memalingkan wajahnya dari Nayra. Mengusap wajah dengar kasar mengingat kejadian itu, bisa-bisanya saat itu ia mengira Nayra adalah Vanessa.
"Jujur, aku tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Tapi, aku tetap harus bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan padamu. Aku menikahimu hanya sebatas tanggung jawab. Dan aku minta, kamu jangan terlalu banyak menuntut ku. Teruntuk nafkah lahir, semua kebutuhanmu pasti akan aku penuhi, tapi untuk nafkah batin. Maaf, cukup terjadi pada malam itu saja. Jika kamu tidak kuat menjalani pernikahan ini, kamu bisa minta cerai!" Ucapnya, berharap Nayra benar-benar menggugat cerai dirinya dalam waktu dekat, karena ia sendiri tidak bisa melakukan itu. Sudah cukup membuat kedua orangtuanya kecewa atas apa yang sudah dilakukannya terhadap Nayra, tidak ingin menambahnya lagi jika ia yang harus menceraikan Nayra.
Kedua mata Nayra terpejam sesaat, sebelah tangannya terangkat mengusap dada yang terasa sesak mendengar ucapan suaminya. Namun, itu adalah resiko yang harus ia terima menikah dengan laki-laki yang tidak mencintainya.
"Kak Rian tidur saja di ranjang, biar aku yang tidur di sofa." Ucap Nayra. Yah, ia harus sadar diri bahwa ranjang itu bukanlah miliknya. Dan yang harus ia tanamkan dalam hati, Darian menikahinya hanya karena sebatas tanggung jawab.
Nayra kemudian berjalan ke arah lemari, mengambil sepasang piyama tidur yang telah disiapkan oleh mama Kinan. Setelah menutup pintu lemari, dia berbalik menatap suaminya. "Kak, aku tidak bisa melepas gaunku sendiri. Apa boleh minta tolong untuk turunkan resleting belakang?" Pintanya ragu-ragu melihat tatapan suaminya yang tak bersahabat.
Darian terdiam sejenak, menatap wanita yang telah menjadi istrinya itu dengan lekat. Menghela nafas panjang lalu akhirnya menghampiri Nayra. Ia memalingkan wajahnya ketika jemarinya mulai bergerak menurunkan resleting. Meski tubuh Nayra pernah berada dalam dekapannya, tapi tetap saja ia tidak ingin melihatnya lagi.
Setelah berganti pakaian, Nayra pun membaringkan tubuhnya di sofa. Tak membutuhkan waktu lama ia pun terlelap karena memang sudah mengantuk.
Darian yang juga telah berganti pakaian, duduk di tepi tempat tidur memperhatikan istrinya. "Aku sudah memintamu untuk tidur di ranjang, tapi kamu tetap ingin tidur di sofa. Terserah kamu saja!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Puji Ustariana
vanessa siapa ? sekretarisnya ato sahabatnya ? apakah darian blm tau siapa bapake sesungguhnya ? wlo gak suka setdknya berkatalah dg lembut dan jelaskan dg lembut jgn kasar hanya krn tdk menginginkan ortu gak kecewa toh dg sikap kamu ortu akan tau jg dan pst akan kecewa jg
2024-08-30
0
Puji Ustariana
sabar kinan bener kata bang azka darian berani bertanggung jawab semoga darian bener" laki" seperti bang azka
2024-08-30
0
Puji Ustariana
wa'alaikumussalam.....
2024-08-30
0