Tahta Tertinggi

12.00 Jeon mengetuk pintu kamar Fala pelan. "Cil, lo masih tidur," ucap Jeon membuka pintu kamar Fala dengan hati-hati.

Fala masih terlelap di kasurnya, Jeon mendekat dan mengecek suhu Fala.

Karena merasa terusik Fala pun membuka matanya perlahan. kini Fala tak lagi terkejut jika di kamarnya ada salah satu dari mereka.

"Ngapain lo? kalau ngajak war ntaran aja deh gue belum mood ini," ucap Fala memunggungi Jeon.

"Gue mau pamit. baik-baik lo disini jangan banyak tingkah selama gue pergi. gak ada yang sanggup imbangin kelakuan random lo itu selain gue, jadi jangan kangen yah," goda Jeon.

Fala berbalik. "Serius lo pergi 3 hari?"

"Hmmm, tuh bang Jimy sama bang Vino," ucap Jeon saat pintu kamar Fala terbuka.

"Hai Fal, gimana keadaan lo?" tanya Jimy.

"Mendingan bang," ucap Fala.

"Hmmm. kita pergi dulu ya cil. jangan kangen," ucap Vino.

"Gak akan, sana hus hus." usir Fala.

"Udah makan?" tanya Jeon.

"Gak lapar, udah sana keluar!"

"Makan dulu," ucap Jeon.

"Gak mau Jeon udah sana!"

"Ini kenapa jadi kaya sepasang kekasih lagi berantem yah," bisik Vino.

"Udah biarin aja," bisik Jimy.

Tiba-tiba Yogi masuk dengan wajah khas bangun tidur. "Lo udah makan?" tanya Yogi

"Katanya gak lapar bang," adu Jeon.

Fala menatap sinis kearah Jeon. "Cepu banget sumpah!" gerutu Fala.

"Makan."

"Hm."

"Sama bang Yogi aja lo nurut," sindir Jeon.

"Makan di sini atau di dalam?" tanya Yogi.

"Di dalam aja bang, gue capek di kamar mulu," ucap Fala berusaha bangun.

"Bisa bangun lo?" tanya Jeon.

"Bis---"

"Gendong aja, gue mau lanjut tidur. pastiin Fala makan baru kalian berangkat," ucap Yogi meninggalkan kamar Fala.

"Wah, lama ini mah, kuy lah ps dulu," ajak Vino.

"Ayo," ucap Jeon berjongkok memunggungi Fala.

"Huft, yang bener lo gendong gue!" Fala naik ke punggung Jeon.

"Iya bawel! buruan gue juga lapar," ucap Jeon.

Jeon menggendong Fala menuju ruang makan, terlihat bu Tia sedang sibuk di dapur membersihkan piring kotor.

"Yang lain mana?" tanya Fala.

"Mereka sudah makan semua. lo mau makan apa?" tanya Jeon.

"Mmmmmm mie goreng enak kali yah."

"Lo sakit jadi makan nasi," ucap Jeon.

"Maunya mie goreng titik!"

"Gak!"

"IBU, FALA MAU MIE GORENG!" teriak Fala.

"JANGAN BU, NANTI BANG YOGI MARAH!" teriak Jeon.

bu Tia menghampiri Fala dan Jeon yang berdebat di ruanga makan. "Jadinya mbak Fala mau makan apa?" tanya bi Tia.

"Mie goreng," jawab Fala.

"Gak boleh bu, kalau ibu buatin Fala mie goreng yang ada ibu di omelin bang Yogi mau?" tanya Jeon yang di jawab gelengan oleh bu Tia.

"Bagi dua deh mie gorengnya," rayu Fala.

"Mohon maaf sebesar besarnya nih cil, yang punya rumah ini emang lo, tapi secara tidak langsung lo juga mengakui yang punya kuasa dirumah ini bang Yogi," ucap Jeon. "makan nasi dulu, kalau lo sembuh baru puas-puasin deh makan mie nya. gue cuma mastiin lo makan dan gue gak mau kena omel sama bang Yogi."

"Mending kita war deh," ucap Fala tersenyum penuh arti.

"BANG YOGI, FALA GAK MAU MAKAN!!!"

Fala menarik lengan baju Jeon dan membekap mulut Jeon. "Cepu banget nj*r!!!" Fala memukul pelan lengan Jeon.

Tak berselang lama pintu kamar Yogi terbuka, terlihatlah Yogi dengan wajah gusarnya yang bisa mereka pastikan Yogi terusik akibat teriakan mereka.

"Mampus!" ucap Fala melepas Jeon.

"Berisik banget!" Yogi duduk di samping Fala.

"Jeon mau jadiin gue samsak bang," adu Fala dengan wajah sedihnya.

"Mulut lo!" Jeon tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Jeon gak usah godain fala, lagi sakit anaknya," ucap Yogi.

Mendengar itu Fala merasa menang dan mengejek Jeon. "Lo juga belum sembuh gak usah banyak tingkah!" tegur Yogi.

"Kena juga kan lo," ucap Jeon yang mengejek Fala balik.

Setelah selesai makan siang Fala kembali ke kamar dan mereka bertiga pun pamit.

"Kita berangkat sekarang yah bang," pamit Jimy.

"Hm."

"Tiati bang Jimy, bang Vino," ucap Fala.

"Gue?" tanya Jeon yang tak mendengar namanya di sebut.

Jimy menarik Jeon sebelum terjadi perdebatan lebih lanjut. saat pintu tertutup barulah Fala bernapas lega.

BRAK!!!

Pintu terbuka dengan kasar dan Jeon berlari masuk, Fala sudah menutup tubuhnya dengan selimut karna mengira Jeon akan memberi pelajaran untuknya.

Nyatanya Jeon memeluk Fala sambil tersenyum. "Gue pamit yah cil. baik-baik lo di rumah bye."

Kesadaran Fala belum kembali Jeonpun sudah hilang dari pandangannya.