Blurb
" kamu ingin putus dariku?? " ucap Saga pelan dan tenang. " jika itu memang sudah menjadi keputusanmu maka aku akan menerima nya, baiklah... mulai sekarang kita putus, aku tidak akan lagi mengusik mu, lakukan apapun yang kamu mau asal itu bisa membuatmu bahagia " ucap Saga lagi masih dalam keadaan tenang namun dibalik itu dia menekan dalam rasa sakit hatinya. Setelah mendengar keputusan Saga Nayla pun menagis kembali sejadinya, tangisan yang menyayat hati, apalagi saat melihat raut wajah Saga yang memerah karena menahan tangis. " maafkan aku.. " Nayla masih menangis dia meraih tangan Saga yang masih membelai pipinya, diciumi nya telapak tangan Saga seolah dia enggan untuk menerima perpisahan ini, namun mesti bagaimana lagi, dia akan menjadi manusia yang benar benar tidak tahu diri jika masih terus bersamanya. Kesalahan yang dibuat oleh ayahnya begitu besar, dia tidak mungkin melupakannya begitu saja, dia sungguh sungguh merasa tidak pantas dengan Saga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Tiga hari kemudian...
Tut.. tut.. tut.. suara alat mesin elektrodigram terdengar keras diruangan dimana Nayla terbaring koma, ya.. tiga hari yang lalu Nayla mengalami koma, akibat pendarahan hebat yang alami, akibat dari keguguran, dan selama tiga hari juga Saga tidak pernah beranjak dari tempat duduknya, bahkan hanya sekedar untuk makan dan minum pun dia masih diam ditempat, dia beranjak hanya ketika akan pergi ke toilet, pandangan matanya tak pernah beralih, dan terus memperhatikan Nayla yang terbaring lemah, tangannya selalu mengenggam tangan Nayla, dia hanya akan melepaskan tangan itu ketika dokter akan memeriksa nya.
" sayang.. bangun sudah tiga hari kamu tidur, apa kamu tidak kangen dengan masakanku, apa kamu tidak kangen dengan ciuman kita, apa kamu tidak kangen dengan diriku sekarang Sachi " ucap Saga sambil memegang tangan Nayla dan sesekali mengecupnya beberpa kali.
" kamu tahu kemarin ayah datang, dan memarahiku katanya aku tidak becus buat ngejaga kamu, dia terlihat kecewa sekali, dan aku pun merasa menyesal, maafkan aku sayang.. aku lalai dalam menjaga mu, aku berjanji setelah ini aku lebih ketat lagi dalam menjaga mu, aku tidak akan biarkan orang lain menyakitimu lagi "
" sayang ayo bangun.. apa kamu tidak bosan menutup mata terus?? Kamu tahu ayah berkata apa, jika aku tidak bisa menjaga mu, maka aku tidak boleh mendekatimu lagi, aku harus merelakan mu, apa kamu rela kita berpisah, bangun lah sayang jika kamu tidak ingin kita berpisah " ucap Saga dengan nada yang lemah, ya.. tuan Hermawan sudah mengetahui bahwa dia adalah anak yang ibunya pernah di tabrak belasan tahun yang lalu, ayah Nayla menganggap bahwa Saga mendekati Nayla hanya untuk balas dendam, dan peristiwa kejadian ini pasti dilakukan dengan sengaja, namun Saga berusaha menyakinkan tuan Hermawan kalau dia benar benar mencintai Nayla dengan tulus, dan bukan untuk membalas dendam, dan Saga pun berkata kalau dia sudah memaafkan perbuatan tuan Hermawan, dan Saga pun mengatakan dengan yakin ibunya pun pasti sudah memaafkan nya diatas sana. Dan Saga pun berjanji akan selalu menjaga Nayla, dan hal seperti ini dia pastikan tidak akan pernah terjadi kembali, melihat kesungguhan Saga akhirnya tuan Hermawan pun percaya, dan dia pun merestui hubungan mereka.
tak lama setelah Saga berbicara seperti itu, tubuh Nayla pun memberi respon, dia menggerakkan tangannya membuat Saga langsung melihat kearah wajah Nayla, dia terkejut sekaligus senang melihat mata Nayla yang bergerak secara perlahan membuka matanya.
" sayang kamu sudah bangun " ucap Saga sumringah, dia langsung mengecup kening Nayla dan tak lupa memencet tombol yang tersedia, dan tak lama dokter dan beberap suster pun datang ke kamar tersebut untuk memeriksa Nayla.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan Nayla sudah dinyatakan aman, dan sekarang hanya tinggal menunggu dia pulih baru bisa keluar dari rumah sakit, alat alat selang atau berbagai benda yang menempel di badan Nayla pun sudah dilepas hanya infus saja yang masih tertancap.
" sayang apa kamu lapar?? Kamu ingin makan sesuatu?? Atau kamu haus?? " tanya Saga dengan lembut, Nayla tidak mengatakan hal apapun dia hanya menggeleng saja, dia terdiam tatapan mata nya kosong, dan Saga menyadari akan hal itu.
" Sachi ada apa?? Kenapa kamu diam saja, jika ada sesuatu yang menganjal katakan padaku, jangan dipendam sendiri oke " tiba tiba Nayla menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan langsung menangis sejadinya, Saga dengan segera bangkit dan memeluk Nayla.
" hei.. hei.. sayang ada apa?? Kenapa kamu nangis?? Sudah sayang tidak apa-apa semua sudah berlalu, maaf aku terlambat datang saat itu " ucap Saga dengan mata yang memerah menahan air mata agar tidak jatuh, melihat orang yang dicintainya sedang rapuh membuatnya sakit hatinya.
" apa dia masih ada?? " ucap Nayla berat yang diiringi isak tangis nya. Saga terdiam karena belum paham apa yang dimaksud oleh Nayla.
" bayiku.. apa dia selamat?? "
Degghh... jantung Saga serasa tersentak keras, jadi.. Nayla pun tahu kalau dia sedang hamil, tapi kenapa dia tidak bilang, kenapa dia menyembunyikannya, Saga menatap Nayla dalam, dia bisa melihat jelas raut wajah kesedihan yang meminta kejelasan atas pertanyaan yang dia ajukan, Saga menelan ludahnya dia merasa bingung harus berucap seperti apa, dia takut jawaban yang dia berikan akan membuat kondisi Nayla drop, tapi kalau berbohong itu pun akan jauh lebih menyakitkan baginya.
" maafkan aku Sachi, maafkan aku yang terlambat menemukanmu, sehingga membuat kita kehilangan mereka " tangis Nayla pun pecah, dia menangis meraung merasakan kesedihan yang dalam, walaupun dia belum bertemu dengan calon bayi mereka, tapi dia sudah merasakan sayang pada janin nya tersebut.
" sssttt... sachi sudah sayang jangan menangis terus, percayalah mereka sudah bahagia diatas sana, kamu jangan sedih dan terpuruk seperti ini sayang, jika mereka melihat mu seperti ini bagaimana?? Mereka juga akan ikut bersedih Sachi " ucap Saga dengan pelan dan lembut, dia memeluk Nayla, dia juga mengecup pucuk kepala Nayla berkali kali, diapun sama sedihnya dengan Nayla saat ini, apalagi bayi itu sangat diharapkan kehadirannya oleh Saga, sekalipun mereka belum menikah, tapi Saga berharap dengan hadirnya bayi di perut Nayla akan mempercepat pernikahan mereka, yang sudah disepakati akan dilangsungkan setelah Nayla lulus kuliah, bagi Saga itu terlalu lama, ya... secinta dan sebuncin itulah Saga saat ini.
.
.
.
FLASHBACK ON
Hari itu dimana dia akan pergi bertemu Mia, dia mengeluarkan alat tes kehamilan, dia mengikuti saran Rina untuk melakuakn tes kehamilan mandiri, karena Rina merasa yakin kalau Nayla sedang hamil, namun untuk meyakinkan maka dia membelikan Nayla sebuah alat tes kehamilan.
Setelah sarapan dan Saga pergi ke kantor dengan cepat dia pergi ke kamar mandi, dia sangat terkejut sekaligus bahagia saat melihat garis dua pada alat tersebut, ketika mengetahui kalau dirinya hamil, dia berniat untuk memberitahukan Saga setelah berjalan jalan dengan Mia, namun apa boleh dikata ternyata semua tak sesuai dengan rencana nya.
FLASHBACK OFF
.
.
.
****
Saga masih memeluk Nayla, tangannya tak berhenti untuk mengusap ngusap punggung Nayla, disaat mereka saling menguatkan tiba tiba pintu ruangan tersebut terbuka, rupanya ayah dan adiknya Nayla datang menjenguk, raut wajah tuan Hermawan terkejut saat melihat anak dan calon menantunya sedang menangis bersama, dia baru mengetahui kalau Nayla sudah sadar, karena Saga sendiri lupa untuk memberitahukannya.
Tuan Hermawan berjalan dengan tergesa mendekati Nayla, Saga melepaskan pelukannya dan berdiri memberi ruang untuk calon mertuanya tersebut.
" sayang.. kamu sudah sadar nak.. syukurlah.. " ucap tuan Hermawan sambil memeluk dan mengecup pucuk kepala Nayla berkali kali, Nayla bukannya berhenti menangis tapi Nayla justru tambah kencang nangis nya dan memeluk tuan Hermawan dengan erat.
" suutt.. sudah nak jangan menangis terus pikirkan kesehatan mu, kamu harus segera sembuh, segera pulih dan kembali seperti semula, hari ini kamu boleh menangis sepuasnya, bersedih sepuasnya tapi besok kamu harus kuat, harus ceria, harus sembuh " ucap tuan Hermawan dengan nada bergetar.
" ayah... maafkan Nay ayah.. Nayla bersalah " ucap Nayla ketika dia mengingat kalau dia hamil sebelum menikah.
" suutt... sudahlah ini semua juga salah ayah, karena ayah kurang memperhatikan kalian, maafkan ayah nak, ayah janji setelah ini ayah akan lebih memperhatikan kalian lagi, dan tidak akan terus menerus meninggalkan kalian untuk bekerja, sudah ya nak kamu harus sabar, harus kuat, kalau kamu sedih dan terpuruk maka cucu ayah disana juga akan sedih melihat ibunya seperti ini, ikhlas kan mereka, mereka sudah bahagia bersama nenek nya " ucap tuan Hermawan dengan berat menahan tangis nya agar terlihat tegar di mata anak anak gadisnya. Dia sendiri paham apa yang dimaksud dengan perkataan anak gadisnya tersebut.
" ayaaahhh... " Nayla menangis sambil memeluk erat ayahnya, Nadira pun mendekat dan ikut memeluk sang kakak.
Disaat mereka masih dalam suasana berduka, tiba tiba ponsel Saga bergetar, ponsel Saga memang sudah diseting silent agar tidak menganggu Nayla ketika ada panggilan.
Saga melihat layar ponsel tersebut untuk melihat siapa yang memangil nya, ketika nama Juna tertera di layar ponsel dia pun keluar dari ruangan tersebut dan langsung mengangkat panggilan dari Juna.
" katakan.. " ucap Saga langsung dengan nada dingin dan datar.
" tuan.. anak buah kita di Italy menemukan sosok yang mirip dengan Priska tuan, hanya saja sosok ini adalah istri dari ketua bos mafia the prečica mereka sudah menyelidiki kalau perempuan ini sudah menikah dua tahun yang lalu " ucap Juna di sebrang telpon sana.
" selidiki lagi dengan tuntas, karena tidak mungkin jika didunia ini dua orang wajah yang sama persis, bisa jadi ini hanya permainan licik dari perempuan itu " ucap Saga dengan pandangan entah kemana.
" baik tuan kami akan selidiki lagi, begitu ada petunjuk saya akan menghubungi anda lagi tuan " setelah berbicara seperti itu panggilan telpon pun dimatikan, Juna dipercaya oleh Saga untuk mencari Priska secara langsung dibawah kepemimpinannya. Saga benar benar tidak akan melepaskan wanita itu apapun alasannya.
aminn