NovelToon NovelToon
Dendam Sang Putri

Dendam Sang Putri

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Transmigrasi ke Dalam Novel / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:67.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.


Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.


Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.


Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.


Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Dunia bangsawan memang dipenuhi taktik dan cara tersendiri untuk keluar dari masalah, namun saat ini nampaknya seorang Lilia Kaiter tak memiliki jalan keluar dari masalahnya. Seluruh tatapan tertuju kepadanya, seolah merendahkan dirinya yang statusnya jelas lebih tinggi dari mereka.

“Melewati batas yang mana yang anda maksud, status Duke Latvan pun belum sah menjadi suami orang. Hal apa yang membuat Putri Kaiter melewati batas?” Seorang pria masuk di antara para Lady, dia nampak marah namun berusaha tenang.

Dia adalah anak tertua dari Count A, terlahir sebagai pewaris sang Count dan juga memiliki koneksi yang luas di dunia sosialita para bangsawan.

“Tuan Muda, anda sangat jujur sekali sebagai buaya darat! Padahal habitat mu di dua alam, mengapa malah memperlihatkan cakar mu itu di sini?” Seorang Lady yang tidak di ketahui keluaranya oleh Iris nampak berdiri.

“Lady Amber benar, Kesatria macam apa yang membenarkan perselingkuhan?” Tanya Aira dengan seringainya, Iris nampak mengangkat alisnya. Seperti telah terbentuk dua aliansi besar di antara para Lady saat ini.

“Apa maksud anda Lady Aira, apa anda mempertanyakan status Kakak saya yang seorang Kesatria?” Kini giliran Putri Count A yang angkat bicara.

“Hentikan, status dan dan pandangan tak akan ada akhirnya bila terus berdebat dengan ego. Saya merasa tersanjung atas undangan anda Lady, namun sebagai peringatan dari saya. Sesuatu yang salah maka akan tetap salah, dan sesuatu yang benar akan selalu benar selamanya. Jangan pernah membenarkan sesuatu yang salah, karena sampai kapanpun itu akan salah. Saya permisi semuanya, perjamuan ini sangat menyenangkan, saya berharap akan mendapatkan undangan di lain kesempatan.” Iris berpalu pergi, sedangkan Aira dan beberapa Lady yang berpihak pada Iris nampak pamit juga.

“Yang Mulia!” Seorang Lady berlari mengejar Iris yang tengah menuju ke kereta kuda.

“Salam kenal, saya Amber. Saya tidak pernah ikut bergaul dengan kalangan sosialita sebelumnya karena wilayah kami yang berada di perbatasan. Saya terkesan dengan keberanian anda hari ini, saya harap anda akan menerima undangan dari saya suatu saat nanti.” Ucapnya lugas, Iris tersenyum.

“Dipermainkan oleh cinta itu memang menyakitkan Lady, saran dari saya. Sebaiknya, anda cintai diri anda sendiri saat ini dan jangan berikan cinta anda pada orang lain bila anda tidak yakin. Seorang Marchioness muda seperti anda memiliki masa depan yang gemilang, jangan pernah putus asa.” Ucap Iris, dia tahu sosok Lady itu kini. Berdasarkan apa yang diucapkan olehnya dia mungkin Putri dari seorang Marquez namun sepertinya bukan, karena Iris ingat sesuatu yang penting. 

Di masa depan, akan terjadi bencana yang berupa wabah mengerikan. Namun berkat kehadiran seorang Marchioness muda bernama Amber akan menjadi seorang penyelamatan.  Sosok yang patah hati akan kekasihnya yang telah menusuknya dari belakang, menjelma jadi penyelamat seluruh Kerajaan.

“Anda mengenal saya?” Tanya Amber terkejut, Iris tersenyum dan mengangguk.

“Saya kenal anda dari sebuah buku yang saya baca beberapa waktu lalu, cara bicara dan penyampaian anda sangat mirip dengan sang penulis. Buku pengobatan alami yang sangat luar biasa.” Ucap Iris, dia memang sudah membeli buku tersebut saat bepergian bersama dengan Black sebelum Black pergi berperang.

“Anda membaca karya kecil saya Yang Mulia?” Nampak mata Marchioness Amber berkaca-kaca dan sangat bahagia. 

“Tidak kecil, itu sebuah penelitian yang hebat. Suatu hari, saya berharap anda menerima undangan yang saya berikan atas nama Duke Latvan.” Ucap Iris berjalan menuju kereta kudanya lebih pelan.

“Duke Latvan?” Bingung Amber, Iris terkejut. Ada sesuatu yang harus dia selesaikan sore itu dan dia harus segera bergegas.

“Benar, maaf karena anda sesuatu hal mendesak yang harus segera saya selesaikan.” Iris pamit dan bergegas pergi, tujuannya kali ini adalah Akademi yang didirikan oleh Black.

Sekitar setengah jam berlalu dan akhirnya Iris sampai di depan sebuah gerbang besar tempat beberapa penjaga berdiri di sana, sangat ketat memang penjagaan untuk ukuran sebuah Akademi.

“Permisi, saya izin masuk.” Iris membuka jendela keretanya saat seorang penjaga menghampirinya. 

“Yang Mulia, mari ikut saya.” Penjaga itu nampak menaiki kudanya dan membawa Iris masuk kedalam akademi. Mereka sampai di depan sebuah bangunan paling mewah di tempat itu.

“Maafkan ketidak siapan kami Yang Mulia, mari saya perkenalkan dengan para senior di tempat ini.” Ucap penjaga itu yang langsung menyambut tangan Iris tatkala turun dari kereta kuda.

Penjaga itu mulai jadi pemandu Iris, seorang pria tua nampak memberi hormat pada Iris begitupun beberapa pengajar  lainnya. Semuanya memang tua, namun mereka sangat menghargai satu sama lain.

“Yang Mulia, apa yang akan anda beri pada Akademi?” Tanya salah seorang pria tua dengan hormatnya.

“Saya akan mengajarkan pengobatan pada para murid, saya harap ada di antara mereka yang berbakat.” Ucap Iris, pria itu tersenyum dan mempersilahkan Iris untuk masuk ke dalam sebuah ruangan.

“Ini adalah ruangan kepala Akademi, Tuan Duke telah berpesan agar kami mempersilahkan anda menggunakan ruangan ini saat berkunjung.” Ucap pria tua itu, Iris mengangguk.

Semuanya kembali keluar dari ruangan dan kini tersisa Iris saja di ruangan tersebut. Ruangan besar yang sangat indah, dipenuhi dengan buku dan terkesan hangat.

“Black, keren sekali.” Ucap Iris duduk di tempat di mana mungkin biasanya Black duduk, Iris tersenyum dan menangkap sebuah buku yang menarik perhatiannya.

Sebuah buku yang menjelaskan mengenai taktik berperang dan alat-alat serta senjata yang di tulis tangan.  Iris terkesima membaca setiap kata di dalamnya, bahkan detail terkecil dari setiap alatnya nampak begitu memukau.

“Luar biasa sekali, apa dia benar manusia?” Ucap Iris, dari mulai alat yang digunakan untuk belajar dan beberapa penelitian mengenai penggabungan batu sihir dan alat sehingga menciptakan alat sihir tanpa penyihir.

Iris tanpa sadar telah menghabiskan waktu berjam-jam menyaksikan tulisan tersebut, era baru telah sampai di Kerajaan. Bukan hanya ahli pedang, namun juga sosok jenius yang membawa manusia menuju era yang lebih hebat.

“Yang Mulia, waktu makan malam telah tiba. Apa anda berniat untuk tinggal malam ini?” Seorang pria tua mempersilahkan sebuah makanan, dia juga dengan rendah hati menawarkan tempat tinggal.

“Baik, sampaikan pada Kusir untuk pulang lebih awal. Beri tahu Ayahanda bila malam ini saya akan tinggal di sini. Saya juga akan menggunakan baju seragam yang sama dengan pengajar lainnya.” Ucap Iris, pria tua itu menunduk.

“Baik Yang Mulia, bila ada hal lain yang anda butuhkan anda hanya perlu memanggil saya.” Ucapnya menunduk hendak keluar dari ruangan tersebut.

“Siapa nama anda Tuan?” Tanya Iris saat pria tua itu siap pergi.

“Orang-orang memanggil saya Axel, saya adalah kepala pelayan kediaman Duke Latvan.” Ucapnya lembut dengan senyum tuanya yang nampak masih cerah meski di usianya yang senja.

“Anda Kepala Pelayan? Apa anda di tugaskan langsung oleh Tuan Duke?” Tanya Iris.

“Anda benar Yang Mulia, Tuan tak ingin membuat anda merasa tidak nyaman. Beliau juga memerintahkan saya untuk melayani anda langsung.” Ucapnya, seolah dia tak ingin  mengecewakan Black dan mengabdi dengan sebaik-baiknya.

“Baiklah, terima kasih. Mungkin untuk malam ini sudah tak ada yang di butuhkan, anda dapat kembali dan beristirahat saja.” Ucap Iris mempersilahkan, Kepala pelayan menunduk dan akhirnya pergi.

Ruangan itu kembali sunyi dan Iris kembali fokus dengan buku dihadapannya, meski beberapa kali dia memakan cemilan namun malam itu alhasil dia begadang.

1
lunar
Asam pahit buah durian 😭
Siti Kayatun
Luar biasa
sahabat pena
mgkin lewat pintu lbh ribet di buka dulu belum ada suaranya dan pasti keliatan sama pelayan nya. klo jendela kan memang selalu terbuka tinggal lompat dan sembunyi2🤣🤣🤣🤣🤣
sahabat pena
udah pangeran mahkota buruan halalkan.. biar cepet unboxing 🤣🤣🤣udah di kasih kode itu sama calon permaisuri nya🤣🤣🤣🤣
sahabat pena
jangan jangan gadis2 yg di culik buat sesembahan sihir hitam ya?
sahabat pena
Luar biasa
HNF G
wahhh... gmn dong, gak ada alice yg bw lari ailis😟
HNF G
luka hati..... krn dibuang ayahnya
HNF G
kapan nih nyetak ailisnya🤭
HNF G
mungkin bagi mereka, pintu adalah aksesoris 🤭🤭🤭
HNF G
lanjoooot... 😄😄😄😄😄😄😄
HNF G
Asyura kale...
HNF G
sepertinya memang ashlan deh. ingat pas ada portal terbuka didepan black, yg keluar bentuknya spt iblis tp bukan musuh, dan dijewer rambut merah😅
HNF G
masih E😂😂😂😂😂😂
HNF G
Apakah alice ksatria jg?
HNF G
masih misteri ya? 🙄🤔
HNF G
wajar kl jadi omes, namanya jg cowok. cewek aja liat perut sixpack jg ngiler😄😄😄😄
HNF G
iishhh.... serem amat😱😱😱
HNF G
Luar biasa
HNF G
hahaha...... Leon gercep👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!