Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.
Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.
Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.
Suatu hal kemudian terjadi. Logan bak seorang putra mahkota yang tiba-tiba saja harus menggantikan posisi raja yang diduduki sang ayah di perusahaan besar miliknya.
Hari-hari berat harus dijalani Logan dan membentangkan jurang pemisah lebih jauh lagi antara dia dan Rania.
Bagaimana kisahnya? Apakah kesempatan untuk mereka bersatu masih ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Perjalanan
Rania pulang dari Candani Cluster ke rumah sang nenek pada pukul empat pagi. Ia bersiap pagi-pagi sekali untuk kencan pertamanya dengan Logan. Saat sampai di rumah sekitar pukul lima pagi ia segera mandi dan memilih baju yang akan digunakannya untuk kencan hari ini.
Rania ingin menggunakan pakaian yang nyaman hari ini karena ia akan menempuh perjalanan jauh dan juga akan banyak bergerak di tempat yang cuacanya cukup panas. Hingga akhirnya ia memilih dress berbahan katun berwarna hitam kemudian dipadukan dengan jaket jeans. Ia memasukkan beberapa barang ke tasnya seperti dompet, hp, air minum, botol parfum mini, bedak, lip tint, beberapa ikat rambut, dan juga tisu.
"Udah siap?" tanya Nindi yang membawakan Rania sebuah misting berisi empat buah roti isi telur. Rania memang sudah mengabarkan sang ibu bahwa ia akan pergi main dengan seorang teman. Nindi tidak banyak bertanya dengan siapa Rania pergi, ia tahu putrinya akan bercerita padanya jika sudah siap.
"Udah, Mah," sahut Rania sambil menggendong tasnya.
"Nih, dibekel aja sarapannya ya. Ini mama bekelin juga susu cokelat almondnya sekalian. Sini mama masukin ke tasnya." Nindi memasukkan misting dan dua kotak susu itu ke dalam tas Rania.
"Mah, Rania jadi kayak anak SD mau piknik deh," protes Rania.
"Emang kalau udah gede gak boleh disiapin bekel sama Mama?" ucap Nindi pada sang putri.
"Iya deh, Mamaku Sayang." Rania mencium pipi Nindi dan kemudian segera turun kebawah karena jam sudah menunjukkan pukul 5.45.
"Ya ampun udah jam segini! Rania pergi ya, Mah." Rania segera keluar rumah dan mengeluarkan ponselnya dari tas untuk memesan ojek online.
'Duh aku pasti telat.' batin Rania.
Namun saat ia membuka ponselnya ada sebuah pesan dari Logan.
[Logan] : (mengirimkan foto jalan di depan komplek rumah Rania yang diambil dari dalam mobil)
[Logan] : Selamat pagi Rania. Aku dateng kepagian jadi aku numpang parkir di sini.
'Ini anak dasar ada aja akalnya buat jemput aku.' batin Rania.
Rania pun berjalan menuju ke depan kompleknya. Di sana Rania sempat agak kebingungan karena ia hanya melihat satu mobil terparkir di depan komplek rumahnya. Namun ia ragu apakah itu mobil Logan atau bukan. Pasalnya mobil itu adalah supercar dengan logo kuda dengan warna putih yang atapnya bisa dibuka dan hanya ada dua kursi, untuk pengemudi dan satu penumpang.
Dalam pikiran Rania, mobil Logan paling mobil biasa seperti honda brio, atau mobil-mobil kecil lainnya. Atau paling mewah seperti mobil jenis SUV milik sang ayah. Untuk memastikan, Rania berjalan perlahan melihat ke kaca mobil apakah Logan di dalam atau tidak. Benar saja, tiba-tiba Logan yang sudah menyadari keberadaan Rania segera keluar dari kursi kemudi mobil porsche putih itu dan melangkah menghampiri Rania.
'Okay, aku kurang overthinking. Ternyata ini beneran mobilnya Logan.' Rania terperangah.
Tak sampai di situ, Rania seketika tertegun saat melihat Logan juga menggunakan stelan berbahan jeans. 'Apa ini coba kok dia pake baju itu?' batin Rania.
Logan membukakan pintu untuk kursi penumpang dan tersenyum ke arah Rania.
"Kamu kok pake baju itu?" tanya Rania heran.
Logan memerhatikan pakaian Rania, "Oh iya ya. Kita sehati banget. Padahal gak janjian." Logan memamerkan senyuman menyilaukannya.
"Saya ganti baju dulu deh kayaknya. Masa pake baju samaan. Dikira peserta tour dari travel mana gitu nanti."
"Udah gak usah ih. Gak apa-apa kali kita samaan bajunya jadi berasa couple-annya," jawab Logan dengan senangnya.
'Ini omongan si Keyla kemarin malem kok jadi kejadian sih?' Rania sibuk dengan lamunannya.
"Udah yuk masuk. Takut keburu macet entar," ajak Logan yang sudah tidak sabar ingin segera pergi bersama Rania.
Rania pun dengan langkah berat masuk ke mobil Logan. Logan menempelkan punggung tangannya pada atap pintu mobilnya pada saat Rania memasuki mobilnya untuk melindungi kepala Rania. Rania hanya bisa kembali terdiam dengan hati yang kembali berdesir karena lagi-lagi Logan melakukan hal-hal sederhana yang begitu 'manis' padanya.
"Kita berangkat?" tanya Logan yang sudah duduk di kursi kemudi.
Rania hanya mengangguk setuju untuk segera pergi. Namun tiba-tiba, Logan mendekatkan wajahnya ke wajah Rania.
"Kamu mau ngapain ya?" Rania panik karena Logan semakin dekat dengan wajahnya.
"Kamu belum pakai sabuknya." Logan meraih sabuk pengaman di belakang kepala Rania dan memasangkannya pada colokannya di samping Rania. Wajah tengilnya tersenyum melihat Rania yang salah tingkah.
'Apaan sih, Ran? Logan cuma masangin sabuk pengaman loh," batin Rania yang merasakan kedua pipinya sudah menghangat.
Akhirnya mobil Logan bergerak dan mulai memasuki jalan raya. Tidak lama mobil bergaya sport itu memasuki jalan tol dan melesat sesuai dengan ketentuan kecepatan maksimal. Rania tidak menyangka Logan bisa mengendarai dengan sebaik ini. Logan mengendarai dengan sangat aman dan nyaman.
"Kamu bisa nyetir dari kapan?" tanya Rania untuk memecah keheningan.
Sejak berangkat tidak ada yang membuka pembicaraan, hanya musik yang menemani mereka dengan volume yang pelan.
"Dari SMP aku udah belajar. Kelas 9 aku udah lancar tapi karena belum punya SIM jadi aku belum dikasih mobil. Baru kelas 11 aku dibeliin mobil ini dan sekalian bikin SIM. Patungan sih, aku emang udah nabung dan orang tua aku nambahin nambahin."
'Sesultan apa sih Logan ini? Anak SMA aja udah kebeli ferrari. Aku kelas 11 palingan baru bisa beli hp sendiri dengan harga dua jutaan.' batin Rania.
"Jadi mobil ini punya kamu? Bukan punya Bunda kamu?" tanya Rania. Logan hanya mengangguk sambil terus menyetir.
"Kalau kamu bisa nyetir?" tanya Logan.
"Bisa. Tapi mobil biasa, bukan mobil kayak gini."
"Sama aja kok. Kamu mau nyobain? Nanti aku ajarin ya."
"Nggak, makasih. Saya gak berani makenya. Mending saya diem di kursi penumpang aja."
Logan menoleh ke arah Rania sekilas dan tersenyum. "Ya udah kamu diem aja, duduk cantik. Biar supir yang nganterin kamu kemana pun kamu mau."
"Kamu supirnya?"
"Iyalah siapa lagi."
"Kirain Pak Umar." Rania menyebutkan supir ibunya Logan. Logan tertawa kecil mendengar candaan Rania yang receh.
"Kamu laper gak?"
"Lumayan."
"Mau berhenti dulu cari makan?"
"Saya bawa sarapan sih tadi. Mama saya yang nyiapin."
"Mama kamu nyiapin?" Logan tertawa meledek.
"Iya, emang kenapa? Walaupun udah seumur gini tetep aku ini seorang anak loh buat mama saya."
"Iya iya. Baik banget mama kamu," puji Logan.
"Banget. Aku punya mama dan papa yang baik banget," sombong Rania.
"Beruntung banget kamu. Keluarga kamu utuh sempurna."
"Kata siapa, mereka udah cerai pas aku lulus SMA."
"Serius?"
"Iya. Tapi mereka tetep baik satu sama lain."
"Syukurlah kalau gitu," Logan bersimpati.
"Kalau kamu? Waktu saya ke rumah kamu, saya gak lihat ayah kamu. Lagi kerja ya?" Rania menjadi penasaran dengan ayah Logan yang tidak pernah disinggungnya.
"Kita sarapan dulu yuk." Tiba-tiba Logan mengalihkan pembicaraan. Memang, sekitar satu kilometer lagi ada rest area yang akan mereka lewati.
Diam-diam Rania menatap ke arah Logan. 'Kok Logan gak jawab? Apa dia lagi menghindar dari pertanyaan aku tentang ayahnya ya?'
Jangan cuma baca ya kak, ulasan, comment dan likenya please 🥰
semangat sembuh Faris 💪 byr waktu yg terbuang utk logan dan Carla 🤭😁
sabar ya Rania... 🥰
Logan juga sebenarnya ga tahan bersikap dingin dg kamu, Rania 😍
jgn" yg lg adu jotos si Logan & vino nihh 🙈
semoga happy ending sich...🤲🏼🥰😍 walau gondog" kan dulu karena rasa cembokur 😂😂😂