NovelToon NovelToon
Terkena Tulah Jimat Leluhur

Terkena Tulah Jimat Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abah NasMuf

Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya memaafkan Bu Surmi.
Bu Surmi sah diwarisi benda pusaka/Jimat.

apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam

Lumayan lama sekali lelaki paruh baya itu duduk di kursi teras rumahnya. Hingga rasa ingin menyeruput kopi pun sepertinya sudah hilang. Hanya hisapan dari rokok kreteknya yang sudah ia habiskan beberapa batang.

Pikiran Pak Amet masih sedikit kacau, dengan firasatnya yang sedang ia rasakan. Walaupun hati nya sudah sedikit lega karena sudah memastikan keadaan putri sulungnya dalam keadaan baik-baik saja.

Awalnya, setelah gelas terpecah yang ke tiga kalinya, perasaan Pak Amet mendadak merasa ada sesuatu. Tapi, entah apa. Baginya sangat sulit untuk mengatakannya atau menceritakannya kembali pada orang lain. Lagi pula, di rumahnya hanya ada dia saja. Mau cerita pada siapa.

Namun saat itu, benaknya mendadak teringat pada Fatma. Putri sulungnya. Dan setelah memastikan putri sulungnya dalam keadaan yang baik-baik saja, melalui pembicaraan lewat telpon, ia kembali sedikit tenang.

Tapi tidak berselang lama, benak dan pikirannya tiba-tiba saja teringat pada Bu Surmi, isterinya. Rasa cemas dan juga khawatir tiba-tiba saja menyeruak dalam dadanya. Sayangnya, Ia tidak bisa memastikan bagaimana kabar dan kondisi isterinya yang sedang melakukan perjalanan dengan Mbok Darsih ke Bukit Halimun.

Hal yang sama juga dialami oleh Fatma. Putri sulungnya Pak Amet sebelum ia menelepon Pak Amet, Bapaknya.

#Flashback On, Fatma.

Sudah hampir dua bulan. Hujan tak kunjung datang. Membuat cuaca dan suasananya pun mulai gampang gerah mulai ketika Sang Surya sudah menaik walau baru satu tumbak saja ( jam 8 pagi an ).

Apalagi kalau pas tengah siang hari, menjelang waktu dzuhur tiba, terasa sinarnya yang mulai membakar kulit.

Tidak terkecuali dengan Purwokerto, salah satu kota kecil yang berada di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Siang itu.

Riuh rendah juga tawa riang mahasiswa dan mahasiswi yang baru saja mengikuti pelajaran / mata kuliah di siang itu terdengar bak pasukan laron yang keluar dari sarangnya. Ditambah dengan suara deru mesin kendaraan seolah ikut serta dalam lomba paduan suara tak beraturan itu.

Rupanya di hari itu, ada beberapa fakultas yang telah menyelesaikan jadwal perkuliahannya sampai setengah hari saja.

Pintu gerbang dari gedung perkuliahan itu sudah dipadati ratusan mahasiswa yang sudah keluar.

Dari deretan mahasiswa/ i, tampak salah satu mahasiswi yang kelihatan anggun serta berparas cantik dengan setelan hijabnya, melenggang keluar dari kampus. Ia berjalan sudah beberapa puluh meter, meninggalkan gedung kampusnya.

Tak seperti biasanya, gadis belia itu tampak murung, entah apa penyebabnya. Dari berangkat kuliah tadi pagi, hingga pulang kuliah, tampaknya tidak ada keceriaan pada Gadis tersebut. Dia adalah Fatma. Fatmawati Kusuma Ningrum, putri sulung Pak Amet yang baru saja keluar dari ruangan kuliahnya.

Ia berjalan di sepanjang trotoar, tangan kirinya mengapit setumpuk lembaran -lembaran yang siap dijilid di tempel seraya didekapkan di dadanya.

Lalu lalang kendaraan dan deru mesin yang terkadang bisa bikin sedikit pusing di kepala, tak ia hiraukan. Tanpa dia sadari, tiba-tiba ada suara ajakan di belakangnya.

"ikutan nggak?. Tumben kamu jalan kaki, biasanya kan bawa motor. Ama..?"

Fatma menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke samping, karena ia tahu sumber suara nya kini sudah berada di sampingnya, lemparan senyumnya keluar begitu saja, ketika melihat sumber suara itu.

" e...eeh.. kirain siapa... bikin kaget Saya aja, Kak..."

"lha terus kirain siapa, hmmm..? O iya kamu nggak bawa motor? Terus tadi berangkat kuliah dengan siapa?."

Fatma tersenyum bahkan terkekeh. Dikerucutkan bibir yang mungilnya.

"hmmm kepo..."

Fatma masih terkekeh. Kemudian melanjutkan candaannya lagi.

"Kak Irfan udah jadi kebiasaan deh kalau bertanya tak cukup satu pertanyaan. Pertanyaan yang pertama saja belum dijawab, sudah ada pertanyaan lain. Huuuh dasaaar...hehe.."

"Hehehehe. Susah sih kalau sudah jadi karakter mah. Apalagi kalau udah ketemu dengan kamu. Bawaannya kepengin kepo banget. Jiahahaha.. Ayo naik. Mumpung ada kang Ojol gratis... Hehehe." Jawabnya lagi.

Adalah Irfan Fauzi, salah satu kakak kelas kuliahnya Fatma di kampus, yang dalam beberapa minggu kedepan sudah merampungkan kuliahnya.

Fatma dan Irfan berasal dari daerah yang sama. Rumah Irfan, kebetulan masih satu Kecamatan dengan rumah Fatma. Tapi beda Desa dan berjauhan.Dan walau satu Kecamatan, Desa Fatma di sebelah Timur Kecamatan sedangkan Irfan di sebelah Barat Kecamatan. Begitulah kira-kira.

Sebenarnya, hubungan antara Fatma dan Irfan Fauzi ( Panggilan nya Irfan ) sudah terasa dekat semenjak kegiatan OSPEK. Pada saat semua calon mahasiswa dan mahasiswi saling memperkenalkan diri masing.

Namun bagi Fatma, Irfan adalah hanya teman satu daerah yang dianggap sebagai kakak nya saja. Lain halnya dengan Irfan. Pemuda tampan calon Sarjana itu sudah merasakan ketertarikan pada gadis mungil tetangga jauh desa nya itu. Namun masih belum berani mengatakan langsung. Mengingat ia juga belum lulus kuliah. Belum lagi ngelamar cari kerja.

Lagi pula, semenjak kenal, Irfan sudah tampak baik, dan memperlakukan Fatma seperti saudarinya sendiri. Memang pernah juga, Fatma sempat dikabarkan oleh teman kampusnya sebagai pacarnya Irfan. Tapi, Irfan hanya berkilah dengan kalimat teman masih satu kecamatan beda kampung.

**

Fatma hanya terkekeh mendengar candaan Irfan.

" Nggak baik punya sifat inginya kepoin orang lain mah. Kak... Hehehe" Fatma balas bercanda.

"Nyaaaah... nggak dikepoin juga nanti tahu sendiri, kabarnya datang sendiri. Hehe. Ya Udah ayo naik ih.." Ajak Irfan lagi.

"Ntar Kak, aku mau menjilid tugas makalah dulu deh di depan." Jawab Fatma sambil menunjuk ke kios Foto copian yang hanya 5 meteran lagi nyampe. Irfan hanya sedikit mengangguk dan terus mengikuti gadis cantik itu di sebelahnya.

Tidak lama, Fatma sudah beres menjilid tugas makalahnya dan langsung bersiap pulang. Irfan pun masih setia menunggu karena tahu, gadis itu berangkat ke kampus tidak membawa motornya.

Fatma pun ikut pulang ke kosannya dengan Irfan.

"Kak, nanti langsung ke bengkel deket kosan Fatma saja, yang Kak Irfan pernah servis dan ganti oli. Motor Fatma tadi di sana." Kata Fatma saat mau naik membonceng di motornya Irfan.

"Owh.. di Chanifa Motor yang sangat terkenal itu..? " Tanya Irfan sambil melajukan kendaraanya pelan-pelan.

"Iya kak.." Jawab Fatma, seraya membetulkan Kerudungnya yang terasa bergeser dari biasanya.

" Oke.. emangnya motor kamu kenapa, Ama..?" Tanya Irfan lagi yang sedang fokus kedepan.

"Ban nya meletus kak.. Yang depan. Padahal baru 2 apa 3 bulan, Ama mengganti Ban motor malahan dengan ban dalamnya juga." Fatma menjelaskan.

"Tadi pagi, saat beberapa meter Ama keluar dari kosan mau membeli sarapan, Ama hampir saja dikagetkan dengan seekor kucing hitam yang tiba-tiba muncul di hadapan Ama. Kucing hitam kayaknya tertabrak, tapi langsung berlari ke semak belukar pinggir jalan. Terus waktu Ama pulang dari membeli buat sarapan, Ban yang depannya tiba-tiba pecah, hampir saja, Ama jatuh karena motornya oleng." Lanjut Fatma menjelaskan kronologi kejadian tadi pagi yang dialaminya.

Irfan hanya mendengarkan saja. Apalagi ia fokus ke depan menjalankan laju sepeda motornya walau jalannya pelan-pelan. Tidak terasa, Irfan dan Fatma sudah nyampai ke sebuah bengkel motor yang cukup besar, tampak di sana sudah berjejer motor-motor yang siap diperbaiki.

Fatma segera turun.

"Kak Irfan, makasih yah tumpangannya." Ucap Fatma pada Irfan.

" Lah. Pake terima kasih segala. Kayak dengan siapa saja." Irfan terkekeh. Setelah melempar senyum ke Irfan, Fatma berhambur ke salah satu montir yang sudah ia kenal. Setelah berpamitan, Irfan pun kembali melanjutkan motornya.

"Sudah beres, Kang Kardi..?" Tanya Fatma setelah berada di dalam bengkel dan melihat sepeda motornya berjejer dengan motor -motor lain yang sudah selesai diperbaiki.

"Eeee... Neng Amaa... beres laaaah. Cuman ganti Ban luar dan ban dalam saja, Neng.." Jawab montir yang bernama Kardi.

" Ke kasir saja, yah.." lanjutnya. Fatma pun langsung masuk ke dalam. Menemui seseorang yang sedang duduk depan laptopnya.

Setelah semuanya beres, Fatma pun mendorong motornya keluar bengkel, dibantu oleh Kardi.

"Makasih kang.... nih buat ngopi.." Ucap Fatma sambil menyodorkan uang lembaran kepada Kardi.

"Sama-sama, Neng. Wah nggak usah Neng, nggak usah..." Kardi cengengesan saat melihat Fatma menyodorkan selembar uang kertas yang masih ditangannya.

"Nggak apa-apa Kang. Cuman hanya buat beli segelas kopi saja." Kata Fatma lagi.

"Waduuuh, jadi enak nih kalau begini mah... Padahal nggak usah. Kang Kardi kan udah ada bayaran dari Bos." Kardi malu-malu, tapi tangan nya akhirnya menerima juga pemberian tips dari Fatma.

" Ya udah, hati-hati ya Neng. Mudah-mudahan berkah selamat. Jangan kenceng-kenceng jalanin motornya." Lanjutnya lagi sambil memasukan lembaran kertas itu ke dalam sakunya.

Baru saja Fatma mau menghiduokan mesin motornya, Kardi menghampiri Fatma.

"Neng Ama..!?"

"Iya Kang Kardi. Ada apa .?"

"Tapi, kucing hitam yang tadi tidak mati kan?" Tanya Kardi. Rupanya sudah tahu kejadian Fatma tadi pagi karena Fatma menceritakan nya sekilas pada Kardi.

"Ooowwh..sepertinya nggak Kang. Ama lihat, Kucingnya langsung lari ke semak-semak. Padahal mah Ama juga merasakan saat ban depan menabrak dan sedikit menggilas kucing hitam tersebut." Fatma menjelaskan.

"Emang kenapa Kang kalau sampai mati kucing hitamnya?" Tanya Fatma lagi.

"Kalau kucing itu sampai mati, kata orang tua dulu sih harus dikubur dengan menggunakan kain atau baju yang kita pakai. Dan juga biasanya sebuah pertanda buruk." Jawab Kardi. Mimik muka nya yang tampak serius.

Fatma pun hanya manggut-manggut mendengarkan.

"Ya sudah, bismillah saja. Neng Ama nggak usah jadi beban pikiran. Apalagi kucingnya langsung kabur. Berarti dalam keadaan baik-baik saja, kan?" Lanjut Kardi lagi. Dan beberapa menit kemudian, setelah basa basi, Fatma segera pulang ke kosanya yang tidak terlalu jauh dari bengkel motor tersebut.

"Nanti kalau sudah sampai kosan, Aku akan telpon Ibu atau Bapak. Perasaanku kok merasa tidak enak begini yah." Batin Fatma, selama menjalankan kendaraanya itu.

Dan sesampainya di tempat kosan, Fatma pun menghubungi Bapaknya.

#Flash back Off.

1
dede rohimah
lanjut thoor
dede rohimah
ngeri yah... suara genderewo
dede rohimah
serem thor bergidik ngebayanginnya
dede rohimah
waaah jadi gelut ini mah..

lanjut thoor
dede rohimah
ki durgala harus kalah, thooor
dede rohimah
pasti orang jahat si durgala itu
dede rohimah
jangan sampe kalah thooor.. walau seorang wanita
dede rohimah
jangan sampe kalah mbok darsih nya, thor
dede rohimah
legenda cakra birawa apa buana
dede rohimah
orang tua ku sering mmpringatkan.. wayah beudug, waktu dedemit berkeliaran
dede rohimah
karya yang bagus menurutku... kayaknya ini bukan author kaleng an...

gaya bahasa dan tutur nya seolah membawa halu pada reader
dede rohimah
kok berani yah.. kalau aku mah udah jijik duluan thor
dede rohimah
apa ada, thor kadal bercabang.. atau kadal canggah
dede rohimah
bikin bergidik..
dede rohimah
aku gabung, thooor... enak banget baca nya.
alur ceritanya bukan kaleng-kaleng
Aji Wandi
hutannya serem banget... malam purnama di hutan bikin bergidik
Rina Mes
siyap thooor
sehat selalu
Rina Mes
jangan hiatus ya Thor
sehat selalu
Rina Mes
suara buto ijo thor
Fathiya Fitri
misteri kadal berekor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!