"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Besokannya Leon seperti biasa dia pergi ke kantonya bersama Ray. Sesampainya di kantor menuju ruangannya, tatapan nya bertemu ketika Aisyah juga baru datang dan duduk di kubikelnya.
"Selamat pagi pak!" Sapa Aisyah dengan hormat.
"Morning sayang!" Sahut Leon dengan tersenyum kikuk.
Leon dan Ray masuk ke dalam ruangan. Lalu Aisyah sendiri mengerjakan pekerjaannya. Cukup lama ke tiganya bekerja sampai makan siang.
Tiba tiba ada tamu seorang wanita datang ke kantor Leon. Siapa lagi kalau bukan Elena. "Hai..aku mau ketemu boss kamu!" Ucap Elena.
Aisyah menelan salivanya ketika melihat Elena wanita yang sangat cantik bak seorang artis, datang ingin bertemu Leon. Dia mencoba menetralkan perasaannya yang sedikit cemburu.
"Aa-ada di dalam. Silahkan!" Aisyah mengantarkan Elena ke dalam ruangan Leon dengan perasaann yang campur aduk.
CEKLEK
"Maaf pak ada tamu!" Ucap Aisyah dengan menunduk.
Elena melewati Aisyah tanpa permisi "Leon...kamu pasti lupa deh ini sapu tangan kamu ketinggalan di apartment aku tadi malam!" Ucap Elena dengan wajah tanpa dosa.
Aisyah bagai di sambar petir di siang bolong. Ternyata Leon semalam ke apartmentnya Elena. Setelah pulang dari rumah Aisyah. Leon juga sama terkejutnya dengan ucapan Elena.
"Elena, jangan lancang keluar masuk kantorku!" Ucap Leon dengan sedikit meninggikan suaranya. Elena yang sedikit di bentak itu terkejut. Dia mengatupkan bibirnya. Semalam Leon baik baik saja. Tapi kenapa sekarang berubah?
Aisyah tanpa permisi dia pamit dia berlari ke toilet dan menangis di sana. Leon yang melihat Aisyah pergi gitu saja dia pun segera menyusulnya dan mengabaikan Elena.
"LEON MAU KEMANA ?" Elena berbalik dan berteriak ketika melihat Leon lari mengejar Aisyah.
"Kenapa di kejar sih?" Elena menggerutu. Dia juga pergi dari sana dengan perasaan kesal. Ray sebagai penonton hanya bisa memijat pangkal hidungnya.
Dia kembali duduk dan memesan makan siang untuk bossnya juga Aisyah. "Dasar si boss, katanya cinta Aisyah, tapi malah ke apartement wanita itu, huft !"
-
-
-
Leon menunggu Aisyah di depan toilet. Aisyah akhirnya keluar dari sana dengan wajah yang sembab dan hidung yang memerah.
"Aisyah kamu salah paham dengerin aku dulu."
"Aku enggak apa-apa kok pak. Permisi."
Leon menarik lengan Aisyah. "Bisa dengerin aku dulu sebentar? Kamu udah dewasa kan?" Leon sedikit emosi karena Aisyah tidak mau mendengarkan penjelasannya.
GLEG
Kata-kata Leon menusuk ulu hatinya. Dia menarik nafas dalam dalam dan melepaskan tangan Leon. Dia menatap Leon dengan lekat. "Aku dengarkan!"
Leon menjelaskan kejadian semalam tidak ada yang terlewat ya kecuali ciuman itu. Sama saja Leon bu nuh diri kalau harus menceritakan itu.
"Jadi gitu ceritanya...tolong percaya sama aku Aisyah. Aku mencintaimu Aisyah."
Aisyah mendongakan kepalanya menatap Leon lagi. Dia bahagia saat Leon mengucapkan cinta padanya.
"Aa-aku juga mas, maaf baru bilang sekarang!" Ucap Aisyah dengan menunduk dan meremas jarinya.
Leon melongo hatinya berbunga-bunga akhirnya cintanya terbalaskan oleh Aisyah. "Coba bilang sekali lagi!" Ucap Leon
"Malu mas!"
Aisyah malah pergi dari hadapan Leon. Dia sungguh malu sekali pasti mukanya bak kepiting rebus.
"Yessss....yuhu.. Jadi kawin jadi kawin yeyeyeyeee...!" Leon malah joget joget di depan toilet wanita. Sebenarnya di lantai itu khusus ruangan CEO dan sekertaris juga tempat meeting saja. Karyawan lain ada di lantai bawah.
"BOSS..." Teriak Ray yang menepuk jidatnya melihat kelakuan tuannya yang sedikit miring.
"Astaga RAY... Kenapa teriak teriak?" Sentak Leon dia tidak ingin ketahuan jika dirinya tengah salting.
"Boss sendiri ngapain joget joget di sana? Mau senam SKJ?"
Leon melirik tajam asistennya dia mendekati Ray hingga Ray terpojok. "Mau ku potong gajihmu 3 bulan ke depan hah?"
"Hehehe, canda boss." Ucap Ray menaikan 2 jarinya dan kabur lari dari bossnya.
-
-
Ketika Leon sedang serius di depan laptopnya, tetiba Aisyah masuk keruangannya dengan mata yang sudah berlinang air matanya.
"Kamu kenapa?" Ucap Leon yang langsung berdiri menghampiri Aisyah. "Ibu.. Ibu ngamuk pak. Saya ijin pulang yah maaf pak." Ucap Aisyah dengan suara seraknya.
"Ayo aku temani."
Leon langsung menyambar jasnya dan menarik Aisyah pergi dari sana. Di lift dia menghubungi Ray agar segera menyusul ke mobil.
Ray juga dengan cepat menyusul bossnya. Kini mereka sudah di mobil dan langsung kerumah sakit. Tanpa mereka sadari ada mobil sedan hitam di seberang parkiran sedang memantau mereka.
"Ada hubungan apa Leon dengan wanita itu? Seperti bukan boss dan sekertaris." Gumam Elena. Dia mengikuti kemana mobil Leon pergi.
-
-
Leon dan Aisyah sudah sampai di rumah sakit. Keduanya berlari menyusuri lorong itu. Aisyah langsung masuk ke ruangan ibunya.
"Ibu... Ini Aisyah.. Bu tolong sadar." Ucap Aisyah yang sudah menangis.
"CARI PEREMPUAN ITU CEPAT, DIA SUDAH MEM BU NUH SUAMIKU CEPAT." Bu Dina teriak histeris menggoyangkan bahu Aisyah.
Aisyah dan Leon saling tatap, masih mencerna omongan bu Dina. "Ray, cari tahu." Ucap Leon yang melirik Ray.
Ray segera keluar menghubungi Ethan, detektive yang pernah menangani kasus papahnya Leon.
Dokter itu menyuntikan obat penenang ke bu Dina. Akhirnya bu Dina tertidur. "Saya yakin, ada trauma yang membekas dari bu Dina. Beliau harus segera di bawa ke psikolog. Tapi tidak dengan kondisinya yang sekarang." Ucap Dokter Rika.
"Kita harus menunggu beliau sembuh baru bisa kita bawa. Kalau dalam keadaan seperti ini dikhawatirkan kondisi beliau makin parah." Lanjut dokter Rika.
Aisyah dan Leon pun mengerti. Dokter itu pamit dari sana. Dibalik tembok ada Elena yang sedang mengintip. "Apa yang mereka lakukan di sana?"
Leon menenangkan Aisyah yang menangis. "Aku akan mencari tahu kebenarannya. Kamu tenang yah. Ada aku disini." Ucap Leon.
"Coba aja kita udah nikah, aku pasti peluk kamu Asiyah." Gumam Leon dalam batinnya.
-
-
"Ternyata seperhatian itu kamu sama Aisyah? Apa aku udah enggak ada di hati kamu Leon?" Lirih Elena daam hatinya dia menangis dan pergi dari sana.
Dia tak sanggup jika harus melihat kedekatan pria yang di cintainya dekat dengan perempuan lain. Dia akan kembali lagi besok ke kantor Leon.
-
-
Leon mengajak Aisyah pulang karena hari sudah menjelang malam. Tapi sebelum pulang mereka makan dulu. Aisyah sedari tadi hanya mengaduk-ngaduk makanannya. Sungguh dia tak nafsu makan sekali.
Leon yang melihatnya agak kesal, dengan inisiatifnya dia mengambil sendok yang di pegang Aisyah, dan menyuapinya dengan sedikit paksaan.
Aisyah sedikit terkejut tindakan Leon, tapi dia juga tidak menolaknya. Dia menerima suapan dari Leon. "Makasih mas." Lirih Aisyah.
"Kamu harus sehat dan kuat kalau mau temani ibumu, mengerti?"
"Iya mas."