Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Berbagi Ranjang.
HAPPY READING...
***
Suasana terasa canggung. setahun makan malam usai, pada akhirnya Mika dan Rehan kembali ke kamar. mereka sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing. menatap ranjang di kamar itu yang memang menjadi satu-satunya tempat untuk beristirahat.
Bukan masalah ranjang atau kenyamanan kamar itu. hanya saja bagaimana mereka membaginya? sedangkan Mika dan Rehan tentu saja tak bisa tidur di bersama di ranjang itu.
"Apa kau tidur di kamar tamu saja?" ucap Mika memberi saran. ada kamar kosong di lantai dasar rumahnya. kamar yang memang disediakan untuk tamu atau saudara Ibu ketika menginap. dan bukan kamar kosong tang tak terawat juga. karena setiap hari, semua kamar juga dibersihkan. tak tak berdebu juga.
"Enak saja.. tidak! aku mau tidur disini.. kau saja yang tidur disana..." perintah Rehan. mana mau dia tidur di kamar tamu yang terasa kosong itu. menyuruh Mika saja yang pergi.
"Tidak! aku juga tak mau..." tolak Mika.
Ia punya kamar sendiri. kenapa juga harus tidur di kamar lain.
"Ya sudah kalau begitu kita berbagi ranjang saja..." jawab Rehan dengan entengnya.
"Apa? mana boleh begitu..." protes Mika. bergai ranjang dengan pria itu? tentu saja Mika tak mau.
membayangkan tidur bersebelahan dengan Rehan, ngeri sekali. dan tentu saja hal itu akan menodai kesucian Mika.
kesucian? hahaa.. terdengar lucu!
"Aku tidak bisa tidur seranjang denganmu...".
"Kenapa?" tanya Rehan. padahal ia tak berniat jahat pada gadis itu. seranjang adalah ide paling tepat bagi mereka. toh tidak akan terjadi apapun nantinya. mereka hanya benar-benar akan tidur saja.
"Ya pokoknya tidak bisa..." tolak Mika masih pada pendiriannya.
Matanya terus menatap ke seluruh ruangan. mencari ide untuk menghindar agar tidak seranjang dengan Rehan. hingga sebuah sofa panjang membuat Mika menyunggingkan senyum.
Ahaaa...
Mika berjalan ke ranjang. mengambil bantal dan selimut. "Kau tidur disini..." perintahnya pada Rehan. berharap pria itu tidur di sofa malam ini.
"Kau yakin?". Rehan tentu saja tak yakin dengan ide Mika. sofa itu mana bisa menampung tubuh Rehan. mungkin saja kakinya tergantung tak nyaman.
"Lihatlah..." dan benar saja, saat Rehan mempraktekkannya, sofa itu tidak terlalu nyaman.
"Pokoknya aku tidak mau tau, kau tidur saja disana..." jawab Mika egois dan langsung memposisikan diri tidur di ranjang sebagai pemenang. sedangkan Rehan, pria itu cemberut tapi tetap menurutmu keinginan Mika. dengan berbekal selimut dan bantal, pria itu mulai merebahkan diri di sofa bersiap untuk memejamkan mata.
Malam semakin larut.
Entah sudah berapa kali Rehan berganti posisi. miring kiri, miring kanan, telentang, mencoba mecari kenyamanan. tapi tetap saja, sofa itu benar-benar tidak nyaman untuknya.
Apalagi saat melihat Mika yang tengah tertidur di ranjang itu. terlihat gadis itu tidur dengan nyenyak. Rehan mengumpat kesal.
ingin sekali menedang Mika dan mengambil alih ranjang itu.
ada benar-benar keras kepala.. batin Rehan.
Entah sampai pukul berapa Rehan baru benar-benar bisa memejamkan mata.
Pagi harinya.
Terdengar Rehan mengeluh karena sakit di badannya. berulang kali pria itu memijit tengkuknya yang terasa tegang.
"Kau kenapa?" tanya Mika yang baru saja keluar dari kamar mandi.
mengeringkan rambut sambil mengamati pergerakan Rehan dengan bingung.
"Semua gara-gara sofa sialan ini!" ucap Rehan kesal sambil menendang sofa yang membuat dirinya merasa sakit-sakitan.
Semalam menjadi malam tersulit bagi Rehan. bahkan sofa itu tidak ada gunanya bagi Rehan. ingin sekali membuangnya jauh dan tak mau melihatnya sekalipun.
"Sudahlah, jangan banyak mengeluh..." ucap Mika. daripada ngomel tak jelas, bukankah lebih baik Rehan segera mandi dan bersiap? mereka akan memulai aktivitas pagi ini. Mika akan pergi kuliah sedangkan Rehan twngu pergi ke Perusahaan untuk bekerja.
"Pokoknya nanti malam aku tidak mau tidur di sofa..." ancam Rehan.
"Terserah kau saja..." jawab Mika enteng.
***
Malam kedua.
Mika dan Rehan kembali ke kamar setelah makan malam. hari yang melelahkan bagi mereka. seharian, pekerjaan begitu banyak dan membuat pusing kepala. sedangkan Mika juga demikian. kuliahnya benar-benar melelahkan. gadis itu ingin segera tidur dan beristirahat.
Melihat Rehan uang yang masih berada di kamar mandi untuk menggosok gigi, Mika memutuskan untuk segera mengambil alih ranjang. merebahkan diri dan memejamkan mata. berharap saat Rehan keluar, pria itu tak mengganggunya dan tak mengajak berdebat.
Benar saja, Rehan seketika langsung menghela nafasnya jengah. menatap ranjang yang sudha berpenghuni. padahal Rehan sudah mengatakan tidak mau tidur di sofa lagi untuk malam ini. tapi Mika seperti tak peduli. gadis itu memilih menghindari perdebatan dengan tidur lebih dulu.
"Mika..." panggil Rehan. tapi gadis itu tak menjawab.
Pura-pura tidur saja.. hehehe, batinnya bicara.
"Mika..." panggil Rehan lagi. tapi Mika benar-benar tidak peduli. bahkan saat pria itu menggoyangkan tubuh Mika dengan tujuan membangunkannya, tak ada respon sedikitpun. hingga Rehan telah memutuskan.
pria itu langsung memposisikan diri berbaring di samping Mika. tak peduli kalau Mika marah atau mengusirnya. karena Rehan benar-benar tak mau tidur di sofa malam ini.
Tapi baru saja hendak memejamkan mata, sebuah tendangan terjadi. membuat Rehan terjatuh dari ranjang itu.
"Awww.. issstt.. si*lan!" umpatnya. melihat kelakuan Mika yang seenaknya sendiri.
"Aku tidak mau tidur denganmu.." tolak Mika.
Rehan benar-benar tak diijinkan untuk tidur di ranjang.
"Aku juga tidak mau tidur di sofa.. sangat tidak nyaman...".
"Bodo amat.. tidur saja di lantai..." perintah Mika egois.
sambil mengumpat, Rehan tak bisa melakukan apapun selain tidur di lantai. karena hanya itu satu-satunya cara terhindar dari tidur di sofa yang tak nyaman.
Rehan membuka laci, mengeluarkan kasur lantai dan selimut tebal.
setidaknya ia tidak akan kedinginan nanti.
Merapikan kasur lantai dan bersiap tidur.
Tengah malam, Lagi-lagi Rehan terbangun. tubuhnya merasakan kedinginan yang tak tertahankan.
tulangnya terasa ngilu.
"Apa semua ini gara-gara tidur di lantai?" gumamnya pelan.
Tak habis akal, Rehan mengambil selimut tebal lagi. merangkap selimut demi melindungi tubuhnya dari suhu ruangan yang dingin. dan berusaha memejamkan kembali matanya.
Ternyata hal itu tak luput dari perhatian Mika. nyatanya gadis itu mengamati tingkah laku Rehan yang merasakan dingin. dengan segera, Mika mengatur suhu ruangan agar lebih hangat dari sebelumnya.
ia juga tak sejahat itu dan membiarkan Rehan tersiksa. Mika juga punya hati nurani pada orang lain.
Tapi untuk berbagi ranjang, gadis itu memang tak bisa melakukannya. Rasanya aneh saja melihat Rehan tidur bersamanya di tempat yang sama. Walaupun sebenarnya mereka sah sah saja untuk melakukannya. karena Mika dan Rehan adalah pasangan suami istri yang sah.
hanya saja, Mika tak mau Rehan terlalu mencampuri urusan pribadinya. toh di dalam surat perjanjian yang mereka buat, tertulis dengan jelas larangan untuk berkontak fisik bukan? termasuk dalam tidur di ranjang yang sama.
Agghhh... aku mau tidur lagi..batin Mika bicara dan kembali memejamkan matanya.
***