NovelToon NovelToon
Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amaryllis zee

Kamala Jayanti, gadis malang yang terlahir dengan tanda lahir merah menyala di kulit pipinya dan bekas luka di bawah mata, selalu menyembunyikan wajahnya di balik syal putih. Syal itu menjadi tembok penghalang antara dirinya dan dunia luar, membentengi dirinya dari tatapan penuh rasa iba dan cibiran.

Namun, takdir menghantarkan Kamala pada perjuangan yang lebih berat. Ia menjadi taruhan dalam permainan kartu yang brutal, dipertaruhkan oleh geng The Fornax, kelompok pria kaya raya yang haus akan kekuasaan dan kesenangan. Kalingga, anggota geng yang penuh teka-teki, menyatakan bahwa siapa yang kalah dalam permainan itu, dialah yang harus menikahi Kamala.

Nasib sial menimpa Ganesha, sang ketua geng yang bersikap dingin dan tak berperasaan. Ganesha yang kalah dalam permainan itu, terpaksa menikahi Kamala. Ia terpaksa menghadapi kenyataan bahwa ia harus menikahi gadis yang tak pernah ia kenal.

Titkok : Amaryllis zee
IG & FB : Amaryllis zee

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amaryllis zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Wajah Asli Saya, Tuan

Mobil taxi online berhenti di depan rumah megah dan modern yang memiliki 5 lantai.  Kamala, yang baru keluar dari mobil, tercengang.  Matanya membulat sempurna, menatap rumah itu dengan tak percaya.  Rumah itu berdiri gagah di atas lahan yang luas, dihiasi taman yang indah dan kolam renang yang berkilauan.  Pintu gerbang yang terbuat dari besi tempa terbuka lebar, memperlihatkan kemegahan rumah itu.

  "Tuan, kenapa kita kesini?" tanya Kamala, suaranya sedikit gemetar,  seakan-akan dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.  

Ganesha, yang berdiri di samping Kamala, tersenyum lebar.  Akhirnya, ia bisa bernafas lega.  Ia tidak akan menyembunyikan identitas aslinya lagi.  Ia sebenarnya bukanlah tukang bangunan, melainkan pemilik perusahaan arsitektur, Steel Cedar Inc.

 "Kita kesini untuk tinggal," jawab Ganesha santai, sambil melangkahkan kaki menuju pintu masuk rumah.

 "Maksudnya?" tanya Kamala, masih merasa bingung.

 "Saya pemilik orang ini, Kamala! Kamu pikir, saya ini orang miskin gitu!" jawab Ganesha, suaranya penuh dengan canda.  Ia menarik tangan Kamala dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Kamala terdiam, matanya masih tertuju pada rumah megah itu.  Ia tidak percaya bahwa Ganesha, pria yang ia ketahui sebagai tukang bangunan sederhana, adalah pemilik rumah mewah ini.  Ia teringat kembali pada kata-kata Renata dan Davina yang meremehkan Ganesha karena kemiskinannya.

 Ganesha menggandeng tangan Kamala, mengajaknya masuk ke dalam rumah.  Di dalam, Kamala disambut oleh kemewahan yang luar biasa.  Ruangan-ruangan yang luas, dihiasi dengan perabotan mahal dan karya seni yang indah.  Kamala terkesima, hatinya berdebar kencang.  Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan tinggal di rumah semewah ini.

 "Ini rumah saya, Kamala," ujar Ganesha, "Saya membangunnya sendiri dengan keringat dan jerih payah saya."

 Kamala terdiam, matanya berkaca-kaca.  Ia terharu melihat kesungguhan Ganesha.  Ia tidak pernah menyangka bahwa pria yang selama ini ia cintai memiliki kehidupan yang begitu sukses.

 "Saya tidak pernah bermaksud untuk menyembunyikan identitas asli saya darimu, Kamala," jawab Ganesha jujur, suaranya sedikit bergetar.

Kamala mengangguk, hatinya dipenuhi rasa haru.  Ia mencintai Ganesha bukan karena kekayaannya, tetapi karena kebaikan hatinya dan kesungguhannya dalam bekerja.

 "Sekarang, ayo kita masuk," ajak Ganesha, "Saya ingin menunjukkan seluruh rumah ini padamu."

 Kamala mengangguk, ia mengikuti Ganesha masuk ke dalam rumah.  Ia berjalan menyusuri lorong yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah.  Ganesha menunjukkan setiap ruangan, mulai dari ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, hingga kamar tidur.

 "Kamar ini untukmu," ujar Ganesha, menunjukkan sebuah kamar yang luas dan mewah.  Kamar itu dihiasi dengan perabotan yang elegan dan pemandangan taman yang indah.

 Kamala terkesima, ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan memiliki kamar semewah ini.  Ia tersenyum, hatinya dipenuhi rasa bahagia.

 "Terima kasih, Tuan," ucap Kamala, suaranya bergetar karena haru.

Ganesha, dengan wajah yang memancarkan kasih sayang, mencium kening Kamala dengan lembut. "Tidak perlu berterima kasih, ini juga rumahmu," bisiknya, suaranya lembut seperti deburan ombak di pantai.

 

Sepasang suami istri yang sudah halal dalam segala hal, namun sang suami sama sekali belum pernah melihat wajah istrinya. Sebuah misteri yang terselubung dalam kain sutra.

 

Mata Ganesha tertuju pada syal yang menutupi wajah Kamala. Rasa penasaran menggerogoti hatinya. Ia mengulurkan tangan, jari-jarinya menelusuri kain sutra yang lembut. "Izinkan saya untuk melihat wajahmu!" ucap Ganesha, suaranya sedikit bergetar.

 Kamala, yang selama ini menyimpan rahasia di balik syal itu, merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia sadar, sudah waktunya Ganesha tahu wujud wajah aslinya. Dengan ragu, ia mengangguk mengizinkan Ganesha membuka syalnya.

Jari-jari Ganesha gemetar saat ia membuka lipatan syal terakhir.  Detik berikutnya, wajah Kamala terungkap, cantik dan bersinar, namun sebuah kejutan menghantam Ganesha. Di kedua pipinya, terdapat tanda lahir berwarna merah yang mencolok, dan di bawah matanya, bekas luka yang samar terukir.

 Ganesha terdiam, matanya terbelalak tak percaya.  "Ka … ma … la, kenapa wajahmu seperti itu?" tanyanya, suaranya bergetar menahan kekecewaan.

 Kamala merasakan jantungnya mencelos.  Ia sudah menduga reaksi Ganesha, namun rasa sakit tetap menusuk hatinya.  "Ini wajah asli saya, Tuan!" jawabnya, suaranya terbata-bata.

 Sebuah keheningan menyelimuti ruangan, hanya suara detak jantung mereka yang terdengar.  Momen yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan, berubah menjadi kekecewaan yang pahit.  

Apakah cinta Ganesha akan bertahan menghadapi kenyataan ini?

Ganesha berlari keluar rumah,  langkah kakinya berat,  menyeret beban perasaan yang tak terungkapkan.  Ia perlu menenangkan diri,  mencoba untuk  mencerna kenyataan pahit yang baru saja  ia  hadapi.

 Kamala,  istrinya,  tak  secantik  yang  ia  bayangkan.  Syal putih yang  selalu  menutupi  wajah  Kamala  terkuak,  menyingkap  tanda  lahir  merah  menyala  di  kulitnya  dan  bekas  luka  di  bawah  matanya.  Ganesha  terkejut,  kecewa.  Ia  menginginkan  istri  yang  cantik,  yang  bisa  membanggakannya  di  mata  teman-temannya.

Namun,  di balik kekecewaan itu,  Ganesha  melihat  sepasang  mata  yang  indah.  Mata  itu  berbinar-binar,  mencerminkan  jiwa  yang  lugu  dan  tulus.  Mata  itu  menarik  perhatian  Ganesha,  mengingatkannya  pada  keindahan  yang  tak  terlihat,  keindahan  yang  tersembunyi  di  balik  luar  yang  tak  sempurna.

 Ganesha  berlari  ke  garasi,  masuk  ke  dalam  mobil  sportnya  dan  berlalu  meninggalkan  rumah,  meninggalkan  Kamala  di  malam  pertama  pernikahan  mereka.  Ia  perlu  waktu  untuk  menenangkan  diri,  untuk  mencoba  memahami  perasaannya  yang  bercampur  aduk.  Ia  perlu  waktu  untuk  mencari  jawaban  atas  pertanyaan  yang  menghantui  pikirannya.

 Apakah  ia  bisa  mencintai  Kamala,  gadis  yang  tersembunyi  di  balik  syal  putih  itu?

Kamala terduduk di lantai,  punggungnya menempel pada pintu kamar,  tangisnya pecah,  menyeruak  keheningan malam.  Ia  menangisi  keadaannya  yang  menyakitkan.  Ternyata,  suaminya  sendiri  pun  merasa  jijik  dengannya.

 Ganesha,  pria  yang  baru  saja  menikahi  Kamala,  meninggalkan  rumah  tanpa  sekalipun  menoleh  ke  belakang.  Ia  tak  mampu  menahan  kekecewaan  yang  menyergap  hatinya  saat  melihat  wajah  Kamala  yang  tak  sempurna.

 Kamala  menutupi  wajahnya  dengan  tangan,  air  matanya  mengalir  deras,  membasahi  syal  putih  yang  selalu  menutupi  wajahnya.  Ia  merasa  terpuruk,  terjatuh  ke  dalam  lubang  kesedihan  yang  dalam.

 "Tuhan, kapan aku bisa bahagia!"  gumam  Kamala  terisak  dengan  air  mata.  Ia  merasa  tak  berdaya,  tak  berharap  lagi  pada  kebahagiaan.  Ia  hanya  bisa  menyerahkan  segalanya  pada  takdir,  mengharapkan  keajaiban  yang  mungkin  tak  akan  pernah  terjadi.

 Namun, di tengah kesedihannya,  sebuah suara lembut  menembus  kesunyian.  "Kamala,  kamu kenapa?"

Kamala  menoleh,  matanya  melihat  seorang  wanita  tua  berdiri  di  pintu  kamar.  Wanita  itu  adalah  Nenek Ganesha.

 “Nek,  aku...  aku  sedih,"  ucap  Kamala,  suaranya  bergetar,  menahan  tangis  yang  ingin  meletus  kembali.

 Nenek Gamita mendekati  Kamala,  menarik  gadis  itu  ke  dalam  pelukannya.  "Tenanglah,  Kamala.  Nenek  disini  untukmu,"  bisik  Nenek Gamati,  menenangkan  hati  Kamala  yang  terluka.

 Nenek Gamati  tahu  segalanya.  Ia  tahu  tentang  permainan  kartu  yang  menjadikan  Kamala  sebagai  taruhan.  Ia  tahu  tentang  kekecewaan  Ganesha  yang  menyakitkan  hati  Kamala.

 "Ganesha  butuh waktu untuk menerima kondisimu,"  ucap  Renata,  suaranya  tegas,  menunjukkan  keberaniannya.  "Kau  pantang  untuk  sedih,  Kamala.  Kau  gadis  yang  kuat,  kau  punya  keindahan  yang  tak  terlihat  oleh  mata  biasa.  Kau  harus  percaya  pada  dirimu  sendiri."

 Nenek  menarik  Kamala  ke  cermin.  Ia  menunjuk  mata  Kamala  yang  berbinar.  "Lihatlah,  matamu  indah,  mencerminkan  jiwa  yang  luhur.  Kau  tak  perlu  menutupi  wajahmu,  Kamala.  Kau  indah  dengan  segala  kekuranganmu."

 Nenek Gamita mencoba  menenangkan  Kamala.  Ia  tahu  bahwa  jalan  yang  menanti  Kamala  tak  akan  mudah.  Namun,  ia  bertekad  untuk  selalu  ada  di  samping  Kamala,  memberinya  kekuatan  dan  semangat  untuk  menghadapi  segalanya.

Nenek Gamita menuntun Kamala ke kamarnya,  tangannya yang keriput  mencengkeram  lembut  tangan  Kamala.  Ia  menuntun  Kamala  dengan  hati-hati,  seolah  menjaga  sebuah  benda  yang  sangat  berharga.

 "Sebaiknya,  kamu  istirahat  dan  jangan  menunggu  Ganesha  pulang,"  ucap  Nenek  Gamita,  suaranya  lembut  dan  menenangkan.  Ia  tahu  betul  sifat  cucunya  yang  nakal,  tidak  pulang  semalaman  itu  sudah  hal  biasa  dan  ia  tidak  pernah  menegurnya,  karena  percuma  ia  menegur,  hanya  buang-buang  tenang  saja.  Ia  membebaskan  cucunya,  dan  tidak  ikut  campur  dalam  urusannya,  ia  hanya  menyimak  saja  dan  diam-diam  memantaunya  dari  kejauhan.

 Kamala  menangguk,  ia  tidak  akan  banyak  bertanya,  karena  ia  cukup  sadar  diri,  Ganesha  butuh  waktu  sendiri  seperti  dirinya  juga  yang  membutuhkan  waktu  sendiri.  Ia  merasa  takut  dan  sedih,  namun  ia  tak  mau  menunjukkan  kelemahannya  di  depan  Nenek  Gamita.

 Nenek  Gamita  menatap  Kamala  dengan  tatapan  penuh  kasih  sayang.  Ia  melihat  kesedihan  yang  tersembunyi  di  balik  senyum  palsu  Kamala.  Ia  tahu,  Kamala  terluka,  hatinya  tergores  oleh  perbuatan  Ganesha.

 Nenek  Gamita  menarik  Kamala  ke  pelukannya.  "Jangan  sedih,  Kamala,"  bisik  Nenek  Gamita,  suaranya  menenangkan.  "Aku  di  sini  untukmu.  Aku  akan  selalu  menjagamu."

 Nenek  Gamita  melepaskan  pelukannya,  menatap  mata  Kamala  dengan  tatapan  yang  penuh  kehangatan.  "Kamu  gadis  yang  kuat,  Kamala.  Kamu  bisa  melewati  segalanya.  Percayalah  pada  dirimu  sendiri."

 Nenek  Gamita  mencium  kening  Kamala  dengan  lembut.  "Istirahatlah,  Kamala.” 

Nenek  Gamita  meninggalkan  kamar  Kamala,  meninggalkan  gadis  itu  sendiri  dengan  segala  perasaannya.  Ia  tahu,  jalan  yang  menanti  Kamala  tak  akan  mudah.  Namun,  ia  bertekad  untuk  selalu  ada  di  samping  Kamala,  memberinya  kekuatan  dan  semangat  untuk  menghadapi  segalanya.

1
Femi Contesa
lanjutkan thor
🌟~Emp🌾
operasi aja bang, klu gak suka. kan punya duit banyak 🤣
Amaryllis zee: Benar sekali
total 1 replies
🌟~Emp🌾
tuh kaan,, walau cuma kuli aja tampang nya udah bikin klepek2 apalagi kuli bohongan 🤣
🌟~Emp🌾
Smoga aja, tukang bangunan jadi kontraktor 🤲😁
Amaryllis zee
He's ready. spirit too
Femi Contesa
the story is really exciting, sis, good luck to the writer, keep updating, okay?
Amaryllis zee
Iya siap. Nanti aku usahakan ....

Terimakasih sudah suka dengan cerita ini
Femi Contesa
ceritanya bagus banget
Femi Contesa
Bagus banget ceritanya tapi tolong dong updatenya jangan cuman 1 bab aja.
kalo bisa 2 atau 3🙏
Amaryllis zee
Gimana, dengan wajah baru Kamala? Apa memuaskan?
Maza
Double up terus thor
Amaryllis zee
Ikut semangat
Amaryllis zee
Aku aja yang buatnya sedih
Amaryllis zee
Namanya, Gamita. Masa Gamati 🙂
Ita Xiaomi
Maaf kk nama neneknya Gamita apa Gamati?
Ita Xiaomi
Sedih😢
Ita Xiaomi
Ayo Ganesha cintai Kamala dgn setulus hati jgn disakiti apalg dikhianati. Bahagiakan Kamala. Semangat.
Maza
Bagus
Baby sakinem
semangat thorr,aku suka sama karyamu.
jangan lama lama up nya dan banyakin up nya pls😭
Amaryllis zee: Ya siap . Jika di semangatin, akunya jadi makin cemangat
total 1 replies
Baby sakinem
seru thor ceritanya sampe bikin penasaran sama asal usul ganesha😭
Amaryllis zee: Kalau penasaran, baca terus ya ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!