"Gak Aluna!! Aku akan mengakhiri hubungan adik kakak ini dan kita bisa bersama selamanya!!" ucap Raka sambil memegang tangan Aluna
"Tapi aku tidak menyukai kakak!!!"
Mendengar hal itu membuat Raka langsung melepaskan genggamannya dan menatap Aluna
"Apa yang kamu bilang?? Kamu gak menyukai ku?? Gak mungkin!! Kamu jelas-jelas menyukai ku!!"
Aluna kembali menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak mengetahui perasaannya kepada Raka adalah perasaan cinta atau perasaan sayang sebagai kakak. Karena dia belum pernah membayangkan jika Raka akan mencintainya bukan sebagai seorang adik tapi cinta sebagai kekasih.
Mau tahu kelanjutannya ayo baca sekarang 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Ehh kalian,, Temen lo gak akan macem-macem sama temen gue kan?" ucap Lea kepada Leo dan Ferdi
"Lo nanya kita??" ucap Ferdi
"Iiih gak usah pura-pura bego ya, kalo gue gak nanya kalian berarti gue ngomong sama siapa dong"
"Ya kali, kita kira lo ngomong sama penunggu gudang ini" ucap Ferdi yang meledek Lea
"Apa lo bilang, awas ya lo!!"
"Sini,, Sini!!" ucap Ferdi yang begitu jahil mengerjai Lea
"Udah, udah jangan ribut lagi!! Lo tenang aja Bima gak akan macem-macem sama temen lo, dia cuma mau bicara aja" ucap Leo yang berusaha mengontrol keadaan
"Gitu dong ngomong dari tadi!! Gue bingung kenapa lo begitu pinter malah punya temen bego kayak dia" ucap Lea yang mengatai Ferdi bodoh, terjadilah mereka berdua adu mulut kembali hingga Leo pusing dibuatnya.
Sementara itu di dalam gudang terlihat Aluna berdiri di sisi samping dengan Bima yang duduk di atas meja bekas
"Jadi mau kamu apa?"
"Emmm gampang, kalo lo mau masalah ini selesai tanpa membuat keributan maka lo cuma perlu lakuin satu hal"
"Apa?? tapi aku peringatkan jangan meminta hal yang aneh-aneh dan melanggar aturan"
"Tenang aja, hal yang inginkan sangat simpel yaitu lo jadi budak gue selama 2 bulan"
Mendengar hal itu membuat Aluna kaget karena keinginan Bima terlalu berlebihan dengan membuat Aluna menjadi budak atau pelayannya.
"Gak, aku gak mau!! Hal konyol apa yang kamu katakan itu? Aku tahu aku memang salah, tapi untuk menjadi budak atau pelayan aku tidak mau!"
"Apa bisa kamu meminta hal lain yang lebih masuk akal??"
"Gak ada!! Kalo lo gak terima dengan permintaan itu maka cuma ada satu pilihan yaitu gue akan membuat lo dan kakak lo menderita sampai lulus. Sekarang tinggal lo pilih aja, mau jadi budak gue selama 2 bulan atau menderita sampai lulus bersama kakak tersayang?"
Aluna tidak mengerti kenapa ada orang seperti Bima ada disekolah itu, padahal dia hanya ingin lulus dengan lancar malah bertemu dengan cobaan seperti Bima.
Aluna mencoba berpikir karena dia tidak punya pilihan untuk menolak, dia tidak ingin melibatkan orang lain dalam masalahnya terutama sang kakak.
"Baiklah aku akan melakukannya" ucap Aluna yang membuat Bima langsung tersenyum bahagia karena rencananya berhasil dengan membuat Aluna menjadi budaknya. Dia ingin membuat Aluna menderita dengan cara yang sangat berbeda.
"Pilihan yang bagus, gue tahu lo akan pilih menjadi budak gue ketimbang melihat kakak lo itu menderita"
"Aku memang memilih menjadi budak lo selama dua bulan, tapi ada hal yang harus kita sepakati agar aku juga tidak rugi"
"Emmm katakan,,"
"Setelah aku berhasil melewati dua bulan dengan menjadi pelayan, maka kamu akan melupakan masalah ini. Kedua kamu tidak akan menyakiti orang-orang disekitar ku karena masalah ini hanya antara kita berdua dan yang ketiga kamu harus memastikan tindakan yang akan kamu lakukan tidak melanggar peraturan apapun"
"Itu aja??"
"Emm itu aja,,, Eh satu lagi aku tidak mau melakukan hal yang tidak pantas"
"Setuju!!! gue setuju dengan semua persyaratan yang lo kasih. Sekarang giliran gue memberikan persyaratan, jadi selama waktu dua bulan lo akan melakukan semua yang gue perintahkan diluar perayaan lo tanpa menolak sedikit pun. Kalo lo sampai menolaknya maka gue pastiin gue akan membatalkan kesepakatan ini dan menghancurkan lo dan Raka"
Aluna mencoba bersabar karena dia yakin kedepannya pasti akan sulit untuk dilakukan, tapi demi masalah ini cepat selesai maka dia akan mencoba bertahan.
"Kamu gak usah khawatir karena aku pasti akan melakukannya"
Bima menjulurkan tangannya dan membuat Aluna bingung
"Ini sebagai awal perjanjian kita jadi bersalaman tidak masalah kan?"
Bima dan Aluna berjabat tangan sebagai tanda jika kedua belah pihak setuju dengan semua perjanjian yang dilakukan. Ketika keduanya berjabat tangan, secara tiba-tiba pintu gudang di buka secara paksa dan muncul Rangga disana.
Rangga yang melihat Bima memegang tangan Aluna, berpikir negatif dan mengira jika Bima telah melakukan hal buruk kepadanya.
"BIMA!!! BERANI BANGET LO!!!" Teriak Rangga yang ingin memberikan pelajaran kepada Bima karena telah berani menyentuh Aluna
Namun Aluna yang melihatnya langsung dengan cepat menghentikan Rangga dengan berdiri di depan Bima sehingga Rangga langsung berhenti
"Apa yang kamu lakukan Al??"
"Justru aku yang harusnya bertanya, kenapa kamu ada disini?"
"Al aku disini ingin menolong mu, kata Lea kamu di tahan di dalam gudang oleh Bima jadi aku panik dan sekarang aku ada disini"
kekacauan yang terjadi disebabkan oleh Lea yang khawatir karena Aluna berada di dalam gudang bersama dengan Bima, jadi tanpa sepengetahuan siapapun. Lea mengirim pesan jika Aluna ditahan oleh Bima di dalam gudang dan membuat Rangga panik dan takut terjadi sesuatu pada Aluna.
"Tidak Rangga!!! Kamu salah paham! Bima tidak ada menahan ku di sini. Kami hanya sedang berbicara saja dan dia tidak melakukan apapun padaku" ucap Aluna sesuai fakta karena Bima memang tidak melakukan apapun kepadanya.
"Jika dia tidak menyakiti mu, lalu kenapa tadi dia memegang tanganmu??"
"Dia melakukannya hanya karena kami sedang berjabat tangan"
"Berjabat tangan??" semua orang uang yang ada di sana kaget mendengar hal itu termasuk Leo dan Ferdi yang tidak percaya jika Bima bisa sebaik itu.
"Tidak,, tidak aku tidak percaya!!! Pasti Bima sudah mengancam mu dengan sesuatu sehingga kamu takut untuk mengatakan kebenarannya??"
"Sudah Rangga!! Aku berbicara kebenaran hanya, aku berterima kasih karena kamu datang kesini sebab khawatir denganku. Namun aku baik-baik saja dan tidak terjadi apapun"
"Dengar itu Rangga?? Aluna sudah mengatakan jika gue gak ngelakuin apapun jadi stop nuduh gue!" ucap Bima yang senang karena Aluna membelanya di depan Rangga
"Oke untuk kali ini lo menang, tapi gue pastiin lain kali lo akan mendapatkan hukuman karena tindakan lo" ancam Rangga tapi Bima tersenyum lebar dan tidak merasa takut sedikitpun
Dia berjalan pergi meninggalkan mereka semua dengan perasaan penuh kepuasan
"Maaf Rangga,,, tapi tadi kamu memang salah karena bertindak gegabah" ucap Aluna
"Maaf Al, aku hanya tidak ingin kamu terluka"
Lea yang menyebabkan semua itu merasa sedikit bersalah karena membuat suasana menjadi kacau, tapi dia melakukan itu demi Aluna.
"Lun,, gue minta maaf ya"
"Emm gak apa-apa kok, aku tahu kamu khawatir jadi menghubungi Rangga untuk memastikan keamanan ku"
"Iya, aku panik karena kamu bersama dengan Bima. Tapi gue janji lain kali gue akan lebih pintar dalam membaca situasi"
Setelah semua kesalahpahaman selesai, mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran.
Bersambung...