NovelToon NovelToon
Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Eclaire

"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.

Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.

Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Berbicara sembarangan.

Samuel dan Jena telah kembali dari Norwegia, mereka mengundang seluruh keluarga besar datang ke rumah untuk merayakan ulang tahun Jena malam ini. Risiko memiliki suami penuh perhatian serta terlalu romantis adalah menerima setiap sikap manisnya meski Jena sudah memohon agar berhenti merayakan hari ulang tahun, ia merasa sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.

"Kita masih muda, Illana belum memberikan seorang cucu, jadi santai saja."

Sebenarnya sudah sejak seminggu lalu Samuel mempersiapkan semua ini, dan keberuntungan berpihak saat memiliki schedule perjalanan bisnis ke Norwegia, sehingga Illana serta pekerja rumah bisa mengatur persiapan acara.

Malam ini, kediaman Samuel hampir diisi oleh lima puluh orang dari seluruh keluarga besarnya. Jena tak memiliki kerabat di Jerman, ia lahir dan tinggal di Kanada selama beberapa waktu, lalu bertemu Samuel saat mereka menempuh pendidikan di universitas yang sama ketika Jena mendapat beasiswa di Jerman.

"Aku tidak menyangka bahwa kami semua akan berkumpul kembali saat pesta perayaan ulangtahun Jena, kesibukan setiap orang membuat siapa pun sulit bertemu."

"Benar, sepertinya pertambahan usia Jena selalu membawa keberkahan bagi banyak orang."

Illana tersenyum mendengar para bibinya membicarakan hal-hal baik tentang sang ibu, dia datang untuk menyapa mereka.

"Sayangnya, situasi hangat seperti ini hanya berlangsung beberapa jam, setelah itu kita harus kembali pada kehidupan masing-masing."

"Terima kasih karena Bibi Leah dan Bibi Anette datang kemari. Ingin minum?" Illana mengulurkan dua gelas minuman untuk masing-masing bibinya. "Bersantailah sebagaimana di rumah kalian."

"Ah, terima kasih banyak, Illana. Berkat acara ini, kami juga bertemu denganmu."

"Aku turut sedih mendengar bagaimana hubungan pernikahan kalian harus berakhir." Anette berkata dengan tulus. "Aku harap kau segera menemukan kebahagiaan baru." Ia memeluk Illana seraya memegang gelasnya.

"Jangan membuat air mataku jatuh, Anette. Kita berada di acara ulang tahun kakak ipar, kau tahu?"

Illana tersenyum menanggapi tingkah konyol mereka. "Jika menangis, cabutlah beberapa helai tisu, kami menyediakan banyak di sini."

"Aku hanya bercanda, Illana. Kau tahu itu."

"Baiklah, nikmati kudapan kalian. Aku akan menyapa yang lain." Ia menyingkir dan mengambil gelas-gelas berikutnya untuk tamu lain, ia bersikap sangat ramah terhadap setiap saudara Samuel.

Orangtuanya sibuk berinteraksi dengan ayah tiri Samuel yang kebetulan hadir malam ini, meski hanya dihadiri keluarga besar dari pihak sang ayah, tapi tak mengurangi kebahagiaan Jena karena merasa sangat dicintai.

"Illana."

Wanita dengan dress putihnya menoleh, ia segera menghampiri Cody, putra adik bungsu Samuel.

"Hey, Cody. Maaf karena tak melihatmu berada di sini." Mereka berdiri di balik meja-meja berisi banyak kudapan serta gelas-gelas minuman. Dari sudut ini, hampir setiap situasi dari kanan ke kiri terlihat, Cody pandai memilih tempat.

"Bukan masalah, aku memperhatikanmu sedang sangat sibuk menyapa setiap orang."

"Aku memang harus melakukannya, bukan?"

Cody tersenyum, ia mengeluarkan sesuatu dari balik pinggang dan memberikannya kepada Illana.

"Ini undangan pernikahanku, Illana. Kau harus datang."

Wanita itu terperanjat, ia menerima undangan cukup tebal bernuansa mewah dengan riasan perak pada bagian luar.

"Kau akan menikah?"

"Ya. Kami telah bertunangan sejak enam bulan lalu, tapi dia harus mengejar gelar doktornya, aku takut gadis itu terlepas dari pengawasanku, sehingga mempercepat pernikahan kami." Cody berbicara seraya memperlihatkan kebahagiaannya sendiri, wajah merona serta bola mata yang berbinar.

"Itu terdengar cukup posesif."

"Kau benar, dia juga berkata demikian. Tapi, dia senang mempercepat pernikahan ini."

"Aku juga senang mendengarnya, Cody." Pria itu lebih muda dari Illana, usia mereka terpaut tiga tahun. "Aku pasti akan datang ke sana."

"Ya, kau harus datang. Namun, aku juga ingin meminta maaf kepadamu." Ekspresinya cukup berubah, ia berusaha menguasai situasi.

"Maaf? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun, mengapa harus meminta maaf?"

"Maaf karena aku memberi kabar membahagiakan ini saat kau baru saja bercerai dari Mark, aku bukan sengaja melakukannya, Illana. Aku—"

"Cody." Ia memotongnya. "Mengapa harus risau? Berakhirnya pernikahanku tak berurusan denganmu, semua baik-baik saja, jadi jangan merasa bersalah."

"Kau benar, Illana. Aku hanya tidak ingin kau merasa bahwa saudaramu sedang pamer."

"Hey! Mengapa kaku sekali?" Illana tertawa menanggapi kecemasan pria itu. "Terima kasih karena sudah berusaha memikirkanku, tapi situasinya telah terkendali."

"Aku bersyukur mendengarnya."

"Baiklah, aku akan menyimpan undangan ini di tempat lain. Kau membawa banyak dan membaginya kepada semua orang di sini?"

Cody menggeleng. "Tidak, aku hanya membawa khusus untukmu."

"Kau pasti sangat bersemangat ketika membawanya kemari."

"Tentu saja."

Illana menyingkir untuk menyimpan undangan tersebut, ia menuju lantai dua rumah orangtuanya dan berniat meletakan undangan tersebut pada kamar Illana, kamar yang selalu ia singgahi jika menginap di rumah ini.

Namun, saat kembali setelah menutup pintu kamar dan berjalan menyusuri lorong, Illana mendengar suara beberapa orang berbicara di balik ruangan khusus penyimpanan anggur. Entah apa yang mereka lakukan di sana, Illana justru tertarik mendengar topik pembahasan mereka.

"Karena malam ini ulangtahun Jena, aku tak ingin merusak suasana hatinya, tapi jika bertemu di tempat lain, aku akan mencoba berbicara dengan kakak ipar."

"Apa ini tentang kencan buta yang kau maksud?"

"Benar, Illana bisa mengikuti kencan buta setelah pernikahannya berakhir."

"Sebenarnya rekan kerja suamiku juga sempat bertanya tentang Illana, apakah dia bersedia untuk berkencan? Tapi, menurutku usia pria itu terlalu tua untuk Illana. Aku tidak yakin putri Samuel bersedia."

"Berapa usia pria itu?"

"Empat puluh tahun lebih."

"Cukup matang."

"Ya, kau benar. Dia terlihat sangat seksi, dia seorang duda."

Illana terhenyak mendengar pembicaraan dua wanita di dalam ruangan, mereka belum menyadari jika di balik pintu yang tidak tertutup rapat, Illana menahan diri untuk masuk.

"Seharusnya Illana iri melihat keromantisan orangtuanya. Sementara hubungan pernikahan putri mereka hancur dan hanya bertahan dua tahun."

"Paling menjengkelkan adalah karena Mark tergoda kembali oleh mantan kekasihnya, ini sangat lucu, bukan?" Mereka tertawa cukup kencang, mengolok Illana sepuasnya. "Aku tercengang mengetahui kabar itu, seolah Illana terlalu buruk dan harus ditinggalkan."

"Kau benar, sementara Cody akan menikah minggu depan. Seharusnya Illana iri mendengar kabar itu, bukan?"

BRAK!!!

"APA ITU!"

Illana sengaja membanting pintu dengan cukup kencang, ia berjalan menjauhi ruangan tersebut saat dua wanita di dalam ruangan terkejut serta kebingungan.

"Astaga! Siapa yang membanting pintu, huh?"

"Apa ada hantu di rumah ini?"

"Kau gila? Pikirkan saja jika seseorang mendengar obrolan kita. Cepat periksa!"

Namun, mereka tak menemukan siapa pun setelah membuka pintu. Sementara Illana kembali berada di lantai utama, berbaur dengan banyak orang seraya meredam emosinya, ia tak ingin merusak acara sang ibu meski sangat kesal menanggapi perkataan yang cukup melukai harga diri wanita itu.

***

1
D_wiwied
gercep sekali paman satu ini, takut illana berubah pikiran ya /Joyful/
D_wiwied: nah itu, suka2 authornya sih
Sunny Eclaire: mumpung author belum berubah pikiran kak /Facepalm//Proud//Joyful/
total 2 replies
D_wiwied
ga usah cemburu mark, salahmu sendiri yg melepas illana demi masa lalumu
Belinda Dayes
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Niki Fujoshi
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
ADZAL ZIAH
lanjut kak... dukung juga novel ku ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!