Benih Ustadz Firman

***saat usai mengajar ustad firman melihat jam tangannya dia sedikit banyak hafal jadwal dan jam pulangnya istrinya tersebut,

Tapi telepon yang ditunggu tak kunjung berbunyi entah istrinya lupa mengabari atau memang belum waktunya pulang,

Firman dengan sengaja langsung menuju kampus istrinya Dia pun menunggu di depan gerbang universitas tersebut,

Selang berapa saat terlihat, istrinya berjalan dengan seorang teman keluar dari gerbang,

Rania terlihat mengambil ponselnya mungkin dia berencana untuk menghubungi firman saat ini.

Firman yang melihatnya dia langsung turun dari mobil tersebut dan menghampiri istri yang bersama teman perempuannya,

"Assalamualaikum Siapa firman,

Rania kaget mendengar ucapan salam dari orang yang dia kenal kemudian Rania menoleh dan tersenyum kepada suaminya,

"Waalaikumsalam ustaz jawabnya berbarengan dengan ayahnya yang juga menjawab salamnya.

"Udah mau pulang kata firman,

"Iya ustad jawab Rania.

"Kenapa tidak menelponku apa kamu berencana pulang sendiri tanya firman lagi.

" mm, enggak kok ustad ini rencananya mau telepon eh ternyata sudah ada di sini jawab Rania tersenyum malu-malu.

Ayana yang melihat interaksi itu tentu saja mengerti.

"Ustad ran Saya permisi duluan ya kata Ayana.

"Hai apa tidak sebaiknya kita pulang bersama biar nanti ustad firman juga mengantarmu ajak Rania.

"Terima kasih ran tidak usah aku sudah biasa naik ojek online kok, lagian tempatku deket.

"Ya udah aku duluan ya assalamualaikum kata Ayana dan melambaikan tangan pada.

"Waalaikumsalam balas firman.

"Mari dek ajak firman pada Rania yang masih terbengong di tempatnya.

"Oh ya ustad,

Mbak Nia mengikuti langkah firman menuju ke mobilnya dan firman pun berinisiatif membukakan pintu untuk istrinya tersebut.

"Bagaimana hari ini dek kata firman,

"Alhamdulillah ustaz semua berjalan dengan lancar,

"Kita mampir makan dulu ya ajak firman, agar tidak terlalu merepotkan Abah dan umi nantinya,

Rania hanya mengangguk dia manut saja dengan apa yang firman inginkan.

"Adik mau makan apa tanya firman,

"Apa saja ustadz,

"Mm, gimana kalau kita makan bakso saja? seperti nya enak dengan cuaca seperi ini.

"Iya ustadz boleh, Tania setuju dengan firman karena dia rasa juga akan seger dan apalagi dipakaikan sambal yang banyak.

Mobil firman dia tepikan di parkiran kedai bakso yang lumayan rame,

Meteka duduk di salah satu meja yang dan saling berhadapan.

Rasa canggung mulai menyelimuti keduanya,

Rania segera mengambil ponsel nya dan memain kan nya, agar dia tidak terlalu, merasa canggung di depan suaminya,

Kebetulan pelayan datang meng hampiri mereka berdua.

"Mau pesan apa Mas tanya pelayan itu,

"Firman segera mengambil buku menu dan melihat apa saja menu di sana,

"Dek, panggil firman pada Rania yang fokus pada ponsel nya,

"IIya ustadz, Rania pun mendongak dan menatap ke arah suaminya

"Adi mau pesen bakso apa firman menyodorkan buku menu kepadanya,

"Bakso yang kecil-kecil aja bakso halus sama bihun saja jangan pakai sayur ya Mas kata firman pada pelayan tersebut,

"Masnya apa tanya pelayan itu,

"Saya  bakso telur saja,dan pake sayuran, jawab firman,

"Mm minumnya Mas sekalian,

Es jeruk saja dua-duanya mas, kata firman tanpa bertanya lagi pada Rania karena firman tahu Rania sangat suka dengan es jeruk.

"Baik ditunggu ya Mas Saya pesankan dulu kata pelayan itu sambil pergi meninggalkan meja Rania dan firman.

"Dek, adik sudah mendapat kabar tentang keberadaan Robi,  Rania kembali mendongak Dia menatap sendu kepada suaminya.

Rania Tak habis pikir kenapa firman malah membahas Robi saat mereka berdua.

Sedangkan firman pikir rania akan senang dengan pembahasan ini,

Rania menggeleng lalu menunduk kembali menanggapi pertanyaan suaminya,

Tapi firman pikir Rania Tengah bersedih karena tak kunjung mendapatkan kabar keberadaan kekasihnya itu,

"Yang sabar dek aku akan usahakan secepatnya kata firman.

Namun perkataan firman malah membuat dada Rania sesak entah mengapa Rania malah menyimpulkan bahwa firman ingin segera mengakhiri hubungan mereka,

Lagian seharusnya Rania juga senang mendapatkan kabar seperti ini,

Namun hatinya berkata lain seolah ada sedikit nyeri yang mencubit hati nya,

Tak lama pesanan bakso mereka datang yang tadinya Rania sangat ingin menikmati dengan kuah yang pedas tiba-tiba seleranya menjadi hilang begitu saja,

Tapi dia tetap memaksakan untuk memakannya karena tidak mau menimbulkan kecurigaan terhadap suaminya.

"Alhamdulillah, ucap firman ketika selesai makan,  "punyamu kok nggak dihabiskan dek tanya firman yang melihat punya Rania masih tinggal separuhnya,

"Maaf ustad sepertinya aku sudah kenyang,

Oh ya sudah tidak apa-apa ayah kita pulang ajak firman karena merasa Rania tidak akan lagi melanjutkan makannya,

Lama di perjalanan Rania tidak seperti tadi dia cenderung diam dan tanpa banyak ber kara lagi, sampai tibanya di rumah kyai aziz,

"Assalamualaikum ucap Rania setibanya di teras rumah abahnya,

"Waalaikumsalam, ternyata bu nyai husniah yang menjawabnya, "umi,,

Seketika Rania bergelayut manja kepada uminya dan memeluknya dengan erat,

Kamu kenapa ran tanya uminya, sambil menatap ke arah firman yang ada di belakang Rania,

"Nggak apa-apa umi hanya rindu saja jawab Rania.

"Oalah tak kirain kamu kenapa-napa kata uminya,

"Ya sudah ayo masuk diajak lah suaminya,!

Masuk saja ustad kata Rania tanpa menoleh lagi,

Firman merasa sedikit heran dengan perubahan sikap istrinya Dia pun juga berpikir adakah omongannya yang salah sehingga Rania tiba-tiba berubah,

Sore mau ngobrol tapi Rania tidak ada tanda-tanda mengajak pulang pada suaminya.

Bu yai husniah yang mengerti dia pun bertanya, " memangnya kamu mau nginep nak Caca Bu nyai Husniah,

Rania melirik ke arah suaminya seakan melihat ekspresi dari firman,

"Memangnya boleh ustad kata Rania memberanikan diri, Iya benar-benar merindukan kamarnya,

"Kalau kamu ingin,!  kenapa tidak," tentu saja boleh jawab firman,

"Terus ustad kalau mau pulang pulang saja duluan,

Seketika Rania dapat tepokan dari uminya,

"Kamu ini bagaimana sih tidak dewasa juga,

"Rania mengerutkan keningnya mendapat omelan dari,

"Maksud umi apa ujarannya masih terlihat bodoh.

"Ya kalau kamu nginep kenapa kamu suruh pulang suamimu aneh kan,!

"Kalau kamunya nginep ran ya suami kamu juga ikut nginep dong malah disuruh pulang,!

Rania hanya tersenyum melihat uminya mengomel karena kebodohannya yang sangat nampak,

"Bukan gitu umi takutnya ustaz kan mau pulang kata Rania sembari melihat ke arah firman,

Memangnya ustad mau nginep juga ucap Rania lagi,

Firman terlihat menghela nafas,,"Kalau istriku di sini kenapa aku harus di tempat lain jawab firman,

"Tuh dengerin kata uminya.

Jadi anak kok nggak dewasa dewasa padahal udah punya suami bentar lagi juga punya anak,

Udah sana beresin dulu kamarmu ucap punya husniah sambil bangkit meninggalkan Rania dan firman yang sedang duduk di ruang tamu,

"Ustad maafkan saya, kata Rania pada, saya tidak bermaksud mengusir ustad kok,

Firman hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ya sudah ustadz boleh nginep di sini saya akan bereskan kamar dulu ujar Rania yang hendak pergi meninggalkan firman menuju kamarnya,

Untunglah saat itu kyai Aziz juga datang menemui firman jadi firman tidak ditinggal sendiri dia akhirnya mengobrol dengan kyai Aziz mertua nya.

"Assalamualaikum Abah, firman menyapa sekaligus menyalimi mertuanya,

" Alhamdulillah sehat fir," kamu sudah dari tadi tanya kyai Aziz karena beliau juga baru sampai di rumahnya,

"Iya bah sudah dari pas Rania pulang kuliah kita langsung mampir ke sini,

"Oh ya bagaimana dengan, Abah dengar kamu sekarang sudah sukses bisa beli rumah dan mobil bener begitu fir,

"Alhamdulillah bah,! bisa kebeli sedikit demi sedikit,

"Syukur alhamdulillah fir, tapi inget jangan sampai karna mengejar urusan duniawi jadi kita sebagai hambanya, malah tambah jauh dari, seharus nya sebalik nya, kita tambah dekat kan diri pada allah karna semua sesuatu yang terjadi atas ridho nya,

Amin, bah semoga saya di jauh kan dari hal hal, yang membuat saya jadi lupa diri,,

Pesan-pesan seperti inilah yang selalu membuat firman lebih tenang lagi dan tenang ke depan nya.

Sedangkan Rania kini tengah sibuk membersihkan kamarnya yang sudah lama tidak dia tempati,

Memang terlihat bersih tapi beda saja jika kamar sudah lama tidak,

Rania menyemprotkan beberapa parfum ke setiap sisi ruangan agar bau pengap tidak tercium.

Dia pun duduk di tepian kasur, pikirannya melayang ke awal pertama kali dia menikah dengan ustaz firman,

Rania ingat betul bagaimana dia meminta ustad firman untuk tidur di lantai,

"Apakah malam ini aku harus menyuruh ustad firman tidur di bawah lagi tidakkah ini terlalu kejam batin Rania, 

Rania melihat kembali ke arah ranjang nya yang tidak selebar ranjang di kamar rumah barunya yang sekarang,

Pastilah akan ada jarak yang sedikit jika dia membiarkan firman tidur di atas bersama dirinya,

"Tapi bukankah ustad firman sudah berjanji bahwa dia tidak akan menyentuh hukum sama sekali,

Ketika pikiran itu muncul di benak Rania dia pun kembali menjadi lega dan tidak was-was lagi untuk membiarkan firman tidur di sebelahnya.