“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19 Kabar
Setelah Atha mempercayai semua bukti-bukti yang di berikan Fudo. Ia menangis haru.
Ia memeluk Fudo dengan erat. Berkali-kali ia menghapus air mata yang masih mengalir.
Hanya sentuhan lembut di punggung yang menenangkan Atha.
Fudo akhirnya menceritakan tentang Ayumi kepada Atha. Ia menceritakan sikap-sikap Ibunya agar Atha sedikit tahu tentang Ibunya. Walaupun terlambat setidaknya biarkan Atha sedikit mengenal sosok Ibunya.
Antusias dari Atha membuat Fudo tersenyum dengan bahagia.
Akhirnya mengalir cerita tentang kehidupan Ayumi sebelum meninggalkan Jepang.
Berkali-kali Atha menimpali cerita Fudo dengan decak kagum mendengar cerita tentang Ibunya.
Jika kau pembangkang, pemberani dan luar biasa. Lalu kenapa aku tidak sepertimu, Ibu.
Setelah Fudo menceritakan tentang bagaimana dan kenapa keluarga Dominic tidak tahu bahwa Ayumi adalah keluarga bangsawan. Kini giliran Fudo yang bertanya dengan Atha.
Pertanyaannya di awali dengan hal-hal yang mudah tentang siapa saja keluarga Dominic dan bagaimana sikapnya.
Fudo tentu saja tidak langsung bicara bahwa selama ini ia menyuruh pengawal mengawasi Atha.
Kemudian Atha menceritakan keluarganya. Ada kesedihan dan kesakitan yang terpancar dari sorot matanya ketika membicarakan keluarganya.
Senyum tulusnya hanya berkembang ketika ia menceritakan sosok Axton Dominic. Sang Opa yang sangat di sayang dan di cintai.
Fudo mendengar semuanya tanpa banyak bertanya.
“Lalu, apa kau sudah menikah Ala?!”
Ala, panggilan yang sama yang Axton berikan. Entah mengapa Atha menyukai panggilan itu.
Atha tersenyum miris. Ia menganggukkan kepala lemah. “Sudah Kakek.” jawabnya pelan hampir tak terdengar.
“Apa? Katakan dengan jelas, Ala.” pancing Fudo dengan nada tegas.
Terdengar helaan nafas kasar dari bibir Atha. “Sudah Kek, aku sudah menikah satu tahun yang lalu.”
“Benarkah?! Lalu siapa nama suamimu. Ceritakan pada lelaki tua ini. Jangan kau sembunyikan apapun lagi. Kita adalah keluarga.”
Atha mengangguk. Matanya kembali berkaca-kaca.
Pantaskah lelaki itu di sebut seorang suami ketika dengan tanpa perasaan menyakitinya baik fisiknya maupun batinnya.
“Namanya Faiz Jeremy Renner. Dia...”
Mengalirlah cerita Atha tentang sosok lelaki yang menjadi suaminya.
Atha tidak menutupi apapun. Ia menceritakan dengan jelas bagaimana sosok Jeremy.
Tentang skandal dan juga sikapnya selama ini. Tentang Jeremy yang selalu menyebut dirinya sebagai boneka, budak maupun mainan.
Atha tidak segan menceritakan apa saja yang di lakukan Jeremy padanya. Tanpa terasa air mata Fudo ikut menetes mendengar kisah pilu cucunya.
Tangannya terkepal kuat hingga baku jarinya memutih.
Dalam hatinya ingin sekali ia membunuh lelaki bajingan itu.
Fudo tidak tahan mendengar setiap kesakitan yang terlontar dari cerita cucunya. Ia memeluk Atha dengan erat dan mendaratkan kecupan di puncak kepalanya. “Sudah-sudah, mulai saat ini tidak akan Kakek biarkan ada yang menyakitimu. Kakek janji.”
Dalam pelukan hangat Fudo, Atha mengangguk. “Terimakasih Kakek.”
“Bagaimana jika kau ikut Kakek kembali ke Jepang?!”
Atha menggeleng. “Aku tidak mau meninggalkan Opa Axton.” jawabnya pelan takut menyingung Fudo. “Ah ya, bagaimana kabar Opa. Apa dia tidak mencariku ya?”
Fudo perlahan turun dari ranjang. Ia mengambil majalah yang tadi di bawa oleh Ryo.
“Apa? Aku sedang tidak ingin membaca Kakek.”
“Bacalah lebih dulu, Ala.”
Dengan malas Atha membuka halaman sampul majalah bisnis tersebut.
Bola matanya rasanya ingin keluar saat membaca sesuatu yang memberitakan tentang keluarga Dominic. Lebih tepatnya tentang Axton Dominic yang terjerat hukum.
Tangan Atha bergetar dengan tubuh yang tegang. “OPA!” teriaknya frustasi.
Lelaki tua itu menyadari apa yang di rasakan cucunya. Ia kembali merangkul bahu Atha.
“Jangan khawatir. Kakek akan mengurusnya.”
“Bisakah Kakek melawan keluarga Renner?!” tanya Atha penuh harap.
Namun respon yang di berikan Fudo membuatnya bingung.
Lelaki tua itu malah terkekeh dengan seringai yang tidak bisa di jelaskan.
“Jawab Kek!” Atha sedang tidak ingin bercanda.
Ia mendesak Fudo untuk menjawab pertanyaannya.
“Katakan saja apa yang kau inginkan dan semuanya akan terkabulkan!” jawab Fudo dengan serius.
“Tolong bebaskan Opa. Dan kirimkan aku kembali ke mansion Renner.”
Fudo terkejut dengan permintaan terakhir cucunya. Mengirim kembali ke kandang harimau? Yang benar saja.
“Untuk apa kau kembali kesana, Ala?”
Tiba-tiba wajah Atha berubah. Fudo terkejut dengan perubahan wajah Atha yang mirip sekali dengan Ayumi.
Ayumi... Apa kau menurunkan keistimewaan mu pada putrimu?!
Jika selama ini kau menurunkan keistimewaan mu pada Ala, kenapa putrimu bisa sampai tertindas dan menderita?
“Ala...”
“Hmm.”
“Apa kau memiliki sesuatu dalam dirimu?!”
Atha bingung dengan pertanyaan Fudo. “Apa maksud Kakek? Aku tidak mengerti.”
“Coba ulurkan tanganmu!”
Atha menurut walaupun bingung. Ia mengulurkan tangannya ke hadapan Fudo.
Lelaki tua itu memeriksanya dan terkejut. Ia menegang melihat sesuatu di tangan cucunya.
“Kau istimewa! Ayumi menurunkannya padamu Nak.”
“....”
Fudo berbisik di telinga Atha. Namun Atha tidak percaya. Ia menyangkalnya dengan tegas.
Ia malah terkekeh dengan ucapan Kakeknya.
Baginya itu adalah hal mustahil. Ia tidak percaya itu.
Ayolah... Atha hidup di negara bebas yang tidak mempercayai hal semacam itu.
New York dan Jepang memiliki perbedaan yang signifikan soal hal-hal seperti itu.
“Kakek serius! Coba kau lakukan.”
“Apa?”
Lelaki tua itu menghela nafas kasar. Ia yakin apa yang di lihatnya adalah benar.
Mungkin selama ini Atha tidak menyadarinya.
Ia harus melatih dan mengendalikan apa yang di miliki Atha agar bisa menyatu dalam dirinya.
Fudo diam untuk beberapa saat. Ia kembali mengingat Ayumi hingga suara Atha membuat kesadarannya kembali.
“Kirimkan aku kembali ke mansion Renner ya.” pintanya penuh harap.
“Untuk apa lagi kau kesana Ala. Jangan membuat Kakek cemas. Lebih baik kau ikut Kakek pulang.”
Atha tersenyum misterius dan semua itu di sadari oleh Fudo.
“Tentu saja untuk menuntut balas apa yang telah mereka lakukan padaku, Kakek.” suara dan wajah Atha seolah berubah menjadi sosok lain.
Bukan lagi Atha yang lembut dan manis. Yang terlihat sekarang adalah wanita cantik dengan jerat dendam yang membara.
“Kakek bisa melakukannya untukmu, Ala.” Fudo masih menolak. Mengingat bagaimana sikap mereka bisa saja mereka mencelai Atha.
Atha menggeleng. “Itu tidak akan seru!”
Fudo semakin yakin jika sikap Atha sama seperti Ayumi. Hanya saja Atha belum menyadarinya.
Jika sampai itu benar maka tamatlah riwayat kalian.
“Lalu apa rencanamu?!”
“Menumbangkan mereka satu persatu dengan permainan yang mereka buat sendiri. Itu lebih menantang Kakek.”
“Baiklah!”
“YES!”
🍁
Bersambung...