Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 1
ini adalah pertama kalinya saya menulis novel, jadi harap maklum jika tidak sesuai dengan ekspektasi. Novel ini jauh dari karakter CEO ataupun seorang milyarder krna kisah ini seperti kisah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Maaf jika nantinya ada typo karna author suka oleng, trima kasih. selamat membaca reader.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Raisya Azkiya itu nama lengkapku. Aku terlahir dari keluarga yang terpandang di desaku. Aku bukanlah wanita yang cantik, tapi di usiaku yg 16 tahun ini aku harus menerima kenyataan bahwa aku telah dijodohkan dengan seorang laki-laki pilihan nenekku. Aku yang kala itu masih duduk di bangku Sekolah kelas 2 SMA di sebuah pesantren ternama di kota M.
Firman Ramadhan (24 tahun) seorang laki-laki yg bersahaja dalam pandanganku. Kala itu dia merantau di kota B menjadi seorang arsitektur di sana. Alasan aku menerima perjodohan ini karena memang aku tidak pernah tahu yang namanya pacaran. Dan tentu karna aku sangat kenal dg keluarga kak Firman, meski aku tidak pernah bertegur sapa dengannya tapi aku tahu bahwa dia dari keluarga yang baik dan sederhana. Dan dia adalah cucu dari pemuka agama di desakku.
Dua tahun telah berlalu, aku pun sudah lulus sekolah dan keluar dari pesantren. Aku memutuskan untuk kuliah di kota yang tidak jauh dari rumahku. Hubunganku dengan kak Firman berjalan seperti air yang mengalir. Meski kami sudah bertunangan selama 2 tahun tapi kami sangat jarang berkomunikasi, ketemu pun hanya setahun sekali.
Saat ini aku sudah duduk di di smester 3 fakultas pendidikan.Itu artinya sudah hampir 4 tahun kami bertunangan Aku memang bercita-cita menjadi guru sejak duduk di bangku SMP.
Di kampus aku membatasi diri untuk tidak bergaul dengan teman lelaki karna statusku yang sudah punya tunangan. Di kampus aku memang agak berbeda dengan yang lain karena penampilanku yang msih dengan gamis atau rok dan atasan tunik yang jauh dari kata modis untuk ukuran anak kuliahan kala itu.
Saat itu tepatnya hari senin sabtu aku sedang libur kuliah dan bersantai di rumah. Tiba-tiba hp ku berdering, nomer tanpa nama yang kulihat. Aku pun mencoba untuk mengangkatnya.
" Assalamu'alaikum," ucap seorang wanita di seberang sana.
"Wa'alaikum salam, maaf mbak ini siapa?" tanyaku yg tidak mengenali suaranya.
"Aku Ani, Pacarnya Fir." Wanita itu menjawab dengan penuh penekanan. sejenak aku mencerna perkataannya.
"Maksud mbk?," aku menyakinkan kembali pendengaranku.
"Iya aku pacarnya Firman, bukankah kamu Raisya tunangannya Firman?"wanita itu bicara dengan percaya diri.
Ada sedikit ngilu di hatiku meskipun sebenarnya belum ada rasa cinta di hatiku. Tapi aku memang bertekat untuk menerima semuanya. Karna aku yakin apapun yang terjadi dalam hidupku adalah kehendak Allah.
"Hallo, maaf kamu masih di situ kan?" suara wanita itu mengagetkan lamunanku.
"Eh, iya saya masih bisa mendengar anda." Aku mendengar dia menghela nafas kalu kembali berbicara.
"Kamu masih mau melanjutkan hubunganmu dengan fir? sedangkan dia sangat mencintai aku, apa kamu mau makan hati?"
wanita itu memberikan pertanyaan beruntun kepadaku. Aku sedikit menahan emosiku karna aku tidak mau langsung percaya dengan wanita ini.
"Maaf mbak lanjut atau tidak itu masalah waktu. Kalau dia memang tidak mau seharusnya dia gantel sebagai laki-laki. oh iya sudah berapa lama kalian pacaran?" aku bertanya seolah hatiku tenang.
"sudah 6 tahun, sebelum kalian bertunangan, dia mau bertunangan denganmu karna tidak ingin menyakiti hati ibunya, dan kamu seharusnya tahu diri dan mundur dari pertunangan ini." Kata-katanya yang sedikit mencubit hatiku, tapi aku coba menjawab dengan tenang kembali.
"Baik mbk aku akan coba membicarakannya dengan kak Firman, terima kasih karna mbak sudah mau menghubungi dan memberi tahu saya."
"Ok, kuharap kamu mau memutuskannya, karna percuma saja bertahan jika nantinya akan hancur juga, assalamu'alaikum."
dia menutup telpon sebelum aku menjawab salamnya.
See you again kakak, terima kasih sudah mampir. Maaf tulisanku masih berantakan.