NovelToon NovelToon
I Love You, Paman

I Love You, Paman

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:55.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

"Papa tidak setuju jika kamu menikah dengannya Lea! Usianya saja berbeda jauh denganmu, lagipula, orang macam apa dia tidak jelas bobot bebetnya."

"Lea dan paman Saga saling mencintai Pa... Dia yang selama ini ada untuk Lea, sedangkan Papa dan Mama, kemana selama ini?."

Jatuh cinta berbeda usia? Siapa takut!!!

Tidak ada yang tau tentang siapa yang akan menjadi jodoh seseorang, dimana akan bertemu, dalam situasi apa dan bagaimanapun caranya.

Semua sudah di tentukan oleh sang pemilik takdir yang sudah di gariskan jauh sebelum manusia di lahirkan.

Ikuti ceritanya yuk di novel yang berjudul,

I Love You, Paman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20 - Fall in Love

Selepas kejadian di depan rumah tadi, kini Saga dan Nadia berjalan beriringan di tepi sungai tidak jauh dari rumah Saga.

Sore itu, angin bertiup lembut, membawa aroma khas pepohonan dan air yang tenang. Langkah mereka pelan, seolah menikmati momen yang jarang terjadi di antara kesibukan hari-hari mereka.

"Lea sangat cantik, pasti wajah kakakmu juga cantik," ucap Nadia dengan senyum hangat.

Mendengar ucapan Nadia, langkah Saga pun terhenti, lalu pandangannya tertuju ke arah langit senja yang mulai memerah.

Dengan gerakan pelan, Saga mengambil sebuah batu kecil dan melemparkannya ke permukaan air. Batu itu pun melompat beberapa kali sebelum akhirnya tenggelam.

"Lea itu bukan anak dari kakakku," ucap Saga perlahan.

Nadia yang tidak menduga jawaban itu pun menoleh ke arah Saga dengan ekspresi bingung. "Apa maksudmu?," tanyanya, penasaran.

"Sekitar sepuluh tahun yang lalu, aku menemukannya di hutan," ucap Saga, mengingat kenangan yang seolah terbuka kembali. "Dia seorang gadis kecil yang kehilangan orang tuanya dan tersesat di tengah hutan, sendirian," lanjutnya.

"Apa?." Nadia pun terkejut mendengar cerita itu. "Jadi selama ini, kamu merawat dan membesarkan Lea seperti keponakanmu sendiri, padahal dia bukan keluargamu?," tanyanya pelan, dengan rasa kagum.

"Ya," jawab Saga sambil menatap jauh ke arah sungai yang tenang.

"Beberapa kali aku sudah berusaha untuk menemukan orang tuanya, tapi setiap kali mencoba, dia malah menjadi korban dari orang-orang jahat yang menculiknya. Sejak saat itu, aku tidak percaya lagi pada siapapun dan memutuskan untuk merawatnya sendiri."

Nadia terdiam dan merenungkan pernyataan Saga yang berat itu. Saat ini, ada keheningan yang seolah menggantung di antara mereka.

Hanya ada suara air sungai yang mengalir lembut diiringi desiran angin yang menemani mereka.

"Pantas saja dia bersikap seperti itu," gumam Nadia, namun tetap terdengar oleh Saga.

Saga mengernyit lalu menatap Nadia dengan bingung. "Apa maksudmu?," tanyanya.

Nadia menghela napas dan tersenyum kecil. "Mungkin Lea merasa cemburu padaku," ujarnya sambil menatap mata Saga.

"Cemburu?."

Saga tertawa kecil karena merasa ide itu tidak masuk akal. "Ada-ada saja, dia masih kecil, mana mungkin mengerti arti cemburu," balasnya sambil tersenyum, meski di dalam hatinya ada rasa ragu.

"Perempuan itu berbeda, Saga. Perasaannya lebih sensitif. Dengan perasaannya saat ini, mungkin dia merasa cemburu karena kedekatan kita, dia merasa seakan aku akan merebutmu darinya."

Saga terdiam mendengar penjelasan itu. Kata-kata Nadia seakan menggema di pikirannya, mengingatkannya pada tingkah laku Lea belakangan ini yang berubah-ubah.

Semua itu tiba-tiba masuk akal hingga membuat Saga melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. "Jadi, itu sebabnya...," gumamnya pelan.

Mereka pun melanjutkan perbincangan dengan berbagai topik lain hingga hari mulai gelap dan Nadia pun segera berpamitan.

**

"Lea, kita bisa bicara?."

Saat malam hari, Saga menghampiri Lea yang sedang belajar di kamarnya. Meski tidak bersemangat, Lea pun mengikuti langkah Saga dan mereka pun duduk ruang keluarga.

Saga menatap Lea yang kini hanya fokus pada bukunya seolah menghindari tatapan Saga meski sedang berhadapan dengannya.

"Apa Paman menggangu belajar kamu? Kalau begitu kita bicara besok saja," ujarnya, mencoba memberi ruang jika Lea tidak ingin berbicara sekarang.

"Tidak kok, memangnya Paman mau bicara apa?," jawab Lea seraya mengangkat wajahnya dan menutupkan bukunya.

Saga merasa lega karena Lea mau merespon pertanyaannya. "Paman hanya ingin tahu, bagaimana keseharian kamu di sekolah. Paman lihat akhir-akhir ini kamu terlihat murung. Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Dan kejadian di gedung sekolah itu?."

Lea menunduk sambil memainkan ujung bukunya, seolah mencari-cari kata untuk di katakan. Melihat Lea yang hanya terdiam, Saga pun mencoba mencari topik lain.

"Kamu tahu tidak, Paman dulu waktu sekolah paling suka pelajaran olahraga. Soalnya bisa lari-lari di lapangan, main bola, sama teman-teman," ujar Saga sambil tersenyum, mencoba mengajak Lea berbicara dengan lebih santai.

Lea melirik Saga sejenak dan tertarik dengan cerita itu meski masih enggan untuk berbicara.

Namun, Saga tidak menyerah. "Tapi, yang paling seru, Paman itu dulu paling suka kalau guru ngajak belajar di luar kelas. Jadi, sambil belajar bisa main-main juga, nggak bikin ngantuk."

Lea akhirnya tersenyum kecil karena merasa cerita Saga itu lucu.

"Kalau Lea, Lea suka banget pelajaran seni. Gurunya seru, terus Lea suka menggambar. Apalagi kalau ada tugas bikin karya, Lea selalu semangat ngerjainnya."

Saga merasa lega melihat Lea mulai terbuka dan mulai mau bicara. "Oh ya? Wah, Paman jadi penasaran deh, gambar apa saja yang suka kamu buat?."

Lea pun semakin bersemangat bercerita, seolah melupakan segala perasaannya. "Lea suka gambar pemandangan, atau kadang kalau ada ide, Lea suka gambar karakter-karakter lucu. Gurunya suka, bahkan beberapa kali karya Lea dipajang di kelas!."

"Hebat sekali Lea. Paman jadi bangga dengar cerita kamu. Tapi... selain itu, ada hal lain yang mau Lea ceritakan?."

Lea mendadak terdiam dan suasana pun kembali hening sejenak. Namun, karena sudah merasa nyaman, akhirnya Lea mulai berbicara lagi pelan-pelan.

"Di sekolah... kadang ada anak-anak yang suka ganggu Lea. Mereka sangat jahil, dan kadang suka ngerjain Lea di kelas."

"Lea, kenapa nggak bilang dari awal sama Paman? Mungkin paman bisa bantu kamu."

"Lea nggak mau ngerepotin Paman. Lagipula, Lea pikir mereka nggak akan ganggu lagi kalau Lea nggak ngelawan."

"Lea, kamu nggak pernah ngerepotin Paman. Kamu harus ingat, kalau ada yang ganggu kamu, Paman akan selalu ada buat kamu."

"Tapi, sekarang Lea nggak apa-apa, kok. Lea sudah lebih kuat. Lagipula, sekarang Lea punya teman-teman yang baik di kelas. Mereka yang bikin Lea semangat belajar."

"Itu bagus, Lea. Paman senang kamu punya teman-teman yang baik. Tapi ingat, kalau ada masalah, apapun itu, kamu harus cerita sama Paman. Jangan simpan sendiri, ya?"

"Iya, Paman. Lea janji," balasnya dengan senyum yang lebih tulus.

**

Sejak hari itu, hubungan mereka menjadi dekat kembali. Apalagi dengan Nadia yang sekarang tidak sering berkunjung, membuat Lea merasa jika hubungan dirinya dan Saga aman.

Mereka sering menghabiskan waktu bersama di sela-sela kesibukan Saga yang bekerja dan Lea yang sibuk mempersiapkan ujian akhir SMP.

Setiap sore, setelah pulang sekolah, Lea sering membantu Saga menyelesaikan pekerjaannya di rumah, sementara Saga mendengarkan Lea bercerita tentang harinya di sekolah.

Suatu hari di taman kota...

Saga dan Lea sedang duduk di bangku taman kota, menikmati sore yang cerah. Lea menatap langit biru yang mulai dihiasi awan tipis, sementara Saga sibuk membaca sebuah buku yang dibawa Lea.

Sore itu, suasana begitu tenang dan damai, hanya suara burung berkicau yang menemani mereka.

"Paman, suka bukunya?."

"Ini buku tentang seni fotografi. Paman tertarik tentang teknik-teknik baru."

"Paman selalu punya hobi yang menarik. Lea jadi ingin tahu lebih banyak tentang fotografi."

"Kalau kamu tertarik, Paman bisa ajarin. Kita bisa pergi ke tempat-tempat yang bagus untuk memotret. Siapa tahu, kamu punya bakat jadi fotografer."

"Lea mau! Kapan kita mulai?," jawab Lea seraya tersenyum manis karena senang dengan tawaran itu.

"Bagaimana kalau akhir pekan ini? Paman akan ajak kamu ke bukit di pinggir kota. Pemandangannya indah, dan itu tempat yang bagus untuk belajar."

"Deal! Lea nggak sabar!," balas Lea dengan terus mengangguk dan sangat bersemangat.

Bersambung...

1
Helda Watie
huhuhuhu..terbaik novel nya wahai penulis..buat season 2.....suka lh dng jln cerita nya.
Aurora: Terima kasih banyak kakak atas dukungannya... 🙏😘 Mampir juga di karyaku yang lain yuk... Mudah-mudahan suka juga 😍
total 1 replies
Helda Watie
aduhhh..semoga ke bahagia milik mereka..aamiin
Helda Watie
huhuhuhu..jng mengalah saga.pertahankan hubungan kamu dng lea..masa kamu mahu dengan wanita siluman ular...hhaahaaaa..banyak sangat dugaan dan rintangan dlm hubungan mereka.jawapan ada pada kamu saga.jadikan kn lh lea pasangan halal mu..tingal kn kekayaan mu.hidup lh semula seperti dulu andai kata kekayaan yg kamu dpt atas ikhsan dari keluarga siska..
Hasriani Ache
Sabar Yaa Siska, Paman Saga Hanya Milik Lea Dan Abi
Helda Watie
😂😂😂😂😂 itu yang ku mahu..semoga berbahagia lea saga dan abi.jauh kn wanita ular itu dari saga..akal busuk..
Aurora: Hihihi... Hati hati nanti bisa jadi siluman ular lho 😂😂
total 1 replies
Sarah Yuniani
sampe usia 12 tahun , Lea belum ketemu ortunya ???
Aurora: Ya, karena saat itu Saga sangat tertutup dan punya trauma pernah di penjara anak...
total 1 replies
Sarah Yuniani
beruntung Lea ditolong paman baik
Aurora: Baik banget
total 1 replies
Helda Watie
yes akhir nya saga mahu menolong lea..mudah mudahan kebenaran tentang abi dan saga terungkap.ambik kau siska.dasar wanita ular...
Helda Watie
aduhhh..up lagi wahai penulis.sikit banget 😂😂😂
Aurora: Siap kakak... Tunggu ya lagi proses nulis, masih berkutat kejutan apa ya yang pengen author kasih buat pembaca 😃😅🙏
total 1 replies
Aurora
Kakak-kakak semua, kasih penilainya yuk disini, mudah-mudahan suka dengan ceritanya dan ngasih bintang 5 😃😍🙏
ovi
lnjut kk,,, buat happy lea dan abi dong kk
Helda Watie
aduhh..andai benar saga menikahi siska.aku akn stop membaca novel ini..bye.aku akn undur diri daripada membaca novel ini yg membuat aku sakit hati dng pernikahan saga dan siska..not fair buat lea dan abi..
Helda Watie: ok.aku tunggu.harap aku menunggu dng hasil yg memuaskan hati semua pembaca..aku suka dng novel ini.harap lea dan saga bersatu .
Aurora: Tunggu dulu kak, masih ada kelanjutannya yang gak akan buat kecewa pastinya... 😍 Nantikan Next episode, di jamin puas deh 😘
total 2 replies
Hasriani Ache
Yaa Kok Nikah Sih Thor Paman Saga Sama Ulet Bulu Itu.
Aurora: Xixixi ulet bulu mestinya di basmi ya 😅. Tunggu dulu kak, masih ada kelanjutannya 😍
total 1 replies
martina melati
cemburu ni yeeee
Suanti
buat abi sakit perlu donor darah dari saga 😅
Helda Watie: huhuhu dasar wanita ular.kerana seorang pria sanggup melukai hati seorang perempuan lain.sedang kan dia pun seorng perempun.di mana kh hati kamu siska sanggup mengubah DNA seornag ank dng bapak.Aku harap perkahwinan saga dan siska tidak akn dilansungkan..buat saga ingat masa lalu nya wahai penulis.jng pisah kn mereka..
total 1 replies
martina melati
pdhl sd ada pelajaran sains ttg anatomi tubuh manusia secara sederhana. shrsny sdh tahu
Aurora: Mungkin belajarnya sambil ngelamun jadi gak ketangkep 🤣😅
total 1 replies
martina melati
gk cari ortu papa evan dan mama daisy???
martina melati
hahaha tanggung jawab anak org
martina melati
hahaha
martina melati
hahaha....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!