NovelToon NovelToon
Seharusnya

Seharusnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lu'lu Il Azizi

Tentang sebuah perasaan dan liarnya hati ketika sudah tertuju pada seseorang.
Rasa kecewa yang selalu menjadi awal dari sebuah penutup, sebelum nantinya berimbas pada hati yang kembali merasa tersakiti.
Semua bermula dari diri kita sendiri, selalu menuntut untuk diperlakukan menurut ego, merasa mendapatkan feedback yang tidak sebanding dengan effort yang telah kita berikan, juga ekspektasi tinggi dengan tidak disertai kesiapan hati pada kenyataan yang memiliki begitu banyak kemungkinan.
Jengah pada semua plot yang selalu berakhir serupa, mendorongku untuk membuat satu janji pada diri sendiri.
”tak akan lagi mencintai siapapun, hingga sebuah cincin melekat pada jari manis yang disertai dengan sebuah akad.”
Namun, hati memanglah satu-satunya organ tubuh yang begitu menyebalkan. Untuk mengendalikannya, tidaklah cukup jika hanya bermodalkan sabar semata, satu moment dan sedikit dorongan, sudah cukup untuk mengubah ritme hari-hari berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lu'lu Il Azizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Siapa dia?

Kami berdua mematung tanpa sepatah kata. Melihat Ain tak juga merubah posisi, membuatku gregetan. Ras terkuat di bumi memang.... hiiihhh, beberapa kali aku menahan nafas panjang. Akhirnya ku ambil es cokelat miliknya, masih berisi setengah lebih. Saking gemasnya, ku minum dengan rakus sampai suara sedotan yang mentok pada dasar cup terdengar jelas. Setelah habis, aku berniat melakukan hal sama pada cup es satunya. Baru saja sedotan masuk ke dalam bibirku, Ain memegang tanganku, lengkap dengan lirikan tajamnya.

”masss... kok punya di habisin!”suaranya ketus disertai wajah cemberut. Aku diam memandang wajahnya, semakin gemas dengan mood dan misteri tingkah polah wanita.

“mana?! Dasar gak peka!”Ain mengambil paksa cup es dari tanganku. Langsung meminumnya sembari membuang muka.

”harusnya aku sek, yang marah!”protesku, masih menatap wajahnya, meski dia memandang ke arah jalan dan tidak peduli.

“biarin!”Ain menirukan ku, meminum es itu dengan tempo cepat.

“awas kalau habis ini beli es lagi!”ancam ku.

“iya.. iya... bawel, mirip bibik!”jawabnya tanpa menoleh ke arahku.

Astaga! Kenapa aku jadi ikutan bertingkah seperti anak kecil begini. Batinku..

Kami kembali saling diam. Pandangan kami seirama, tertuju pada kendaraan yang sedang lalu lalang. Saat aku mengingat kembali kejadian barusan. Aku tersenyum, sekaligus malu sendiri.

Tidak ada batasan usia. Cinta akan selalu membuat kita bertingkah seperti anak kecil.

***

Bisa dibilang kondisi hatiku saat ini sedang sangat baik, namun tidak dengan prasangkaku terhadap Vika. Saat ini aku sedang berada di posisi serba salah. Sudah hampir satu jam sejak aku pulang ke toko. Tadi, ketika baru sampai Vika dan Laksa sedang berdebat entah tentang apa. Melihat aku datang mereka berdua langsung terdiam.

Sebenarnya aku juga tidak ingin mau tau, hanya saja yang membuat ku tidak nyaman adalah gelagat mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sedang berantem, serba canggung. Beberapa kali aku mencoba membuka obrolan, jawaban keduanya dingin. Asumsi ku semakin buruk, ada apa denganmu Vik.

“tadi Laras kesini vik?”tanyaku padanya, setelah aku menyuruh Laksa untuk mengirim pakingan ke jasa pengiriman.

Vika hanya diam. Matanya masih tetap fokus dengan layar HP, aku menghela nafas panjang. Sebenarnya Laras sudah mengirim pesan, jika tadi dia kesini mengambil data seluruh prodak kami. Aku hanya berniat basa basi, ingin memastikan mood Vika. Sepertinya dia memang sedang menyembunyikan sesuatu. Kesabaranku sudah hampir habis untuk tetap pura-pura tidak tau.

Akan ku cari waktu yang tepat untuk mengajaknya bicara.

Jengah dengan suasana di dalam toko. Aku memasuki gudang membawa kertas kosong beserta pulpen, mengecek kembali stok barang yang akan kami pakai untuk mengisi toko pak Herman. Waktu launching semakin dekat, aku memastikan semua jenis prodak sudah siap.

Satu pesan dari Laras masuk.”mas, bisa ke ruko sekarang?”

“kenapa sekarang.”batinku, hari ini aku memang punya janji dengannya, tapi harusnya nanti sore. Belum sempat aku membalas Laras sudah meneleponku.

“gimana mas. Bisa gak kalau di majukan sekarang, sore aku ada tugas dadakan.”

Aku mengiyakan pintanya, setelah memastikan jika Ain sudah ada teman yang mengantarnya pulang.

30 menit berselang aku sampai di lokasi. Laras sudah di sana bersama dua pekerja yang sedang menggeser posisi etalase. Melihat ku datang, Laras segera keluar dan menungguku di teras.

Seragam khas kampus melekat di tubuhnya.“maaf mas memajukan jadwal tiba-tiba.”ucapnya memasang senyum sedikit menunduk.

“santai..”balasku melewatinya. Aku berhenti, setelah masuk beberapa langkah dari pintu. Mataku terkagum begitu melihat ke dalam ruangan.

“sejak kapan kau sampai disini?”tanyaku pada Laras yang mengikuti langkahku, dia hanya tersenyum. Pasti sudah dari pagi. feeling ku.

“ada yang kurang pas, atau adakah yang perlu di tambah mas?”

Aku menggaruk rambut. Merasa tidak memiliki andil sama sekali.”ini sudah keren sekali.

Laras tersenyum puas. Satu lagi hal yang sebelumnya sama sekali tidak terpikirkan olehku, di samping pintu masuk ada banner logo toko bertuliskan.”berani foto disini! Dan menguploadnya di sosmed mu? Siap-siap mendapatkan diskon.”inovatif sekali.

“gimana keadaan Ain?”Laras bertanya sambil memberi isyarat padaku, mengajak untuk kembali ke teras. Kini giliranku berjalan mengekor di belakangnya.

“sudah hampir sepenuhnya sembuh. Maaf, semalam setengah sadar aku menjawab telpon darimu, tadinya aku sudah tertidur hehe-”kembali aku menggaruk kepala bagian belakang.

“iya..”pandangan Laras sedikit berbeda, dia duduk di ujung teras, di samping pot besar yang belum ada tanamannya. Aku menyusul, duduk tepat di sampingnya.

“boleh bertanya sesuatu yang bersifat privasi mas?”lembut suaranya, tapi seperti ada keraguan pada raut wajah manis itu.

Ku pandang wajah cantiknya dari samping. Penasaran, tentang hal apa yang ingin dia tanyakan.”tentu saja..”jawabku.

“apa hubunganmu dengan Ain?”Laras menatapku membuat mata kami bertemu, entah apa yang sedang di sembunyikan sorot mata itu, apakah itu raut wajah marah atau cemas, aku tak bisa memastikan.

“ohh... Ain, dia adalah...”ucapanku terhenti, aku bingung menjelaskan. Benar juga, bagi orang lain aku dan Ain terlihat bagaimana? Saat ini aku memang merasa jika Ain juga tertarik padaku. Namun, benarkah itu? Atau jangan-jangan cuma aku saja yang terlalu melebih-lebihkan. Hatiku berdebar...

“maas! malah diam. Gak masalah jika tidak dijawab, itu memang terlalu privasi.”suara Laras menarik paksa lamunanku.

”bukan seperti itu. Hanya saja aku tidak tau harus memulainya dari mana.”jelasku mengarahkan pandangan ke depan, tertuju pada beberapa mahasiswa yang sedang berjalan melewati toko.

”dan, mungkin akan menjadi cerita yang cukup panjang hehe-”

“tidak masalah. Waktu kita juga panjang.”Laras cukup memaksa. Sebegitu penasarannya kah dia.

“kenapa kau begitu penasaran?? Kau tidak sedang jatuh cinta padaku kan?”candaku seraya menyikut lengannya. Laras salah tingkah, mungkin kaget dengan candaan ku. Satu tangannya menutup mulut dengan ibu jari yang dia usapkan pada pinggiran hidungnya.

”mungkin...”jawabnya lirih. Dia tidak memandang ke arah ku, keningnya mengkerut, sepertinya dia menahan jengkel. Aku menanggapi santai, aku hanya berfikir jika dia sedang mengimbangi candaan ku.

“hehehe.. aku bahkan tidak bisa membayangkan lelaki seperti apa yang menjadi kriteria mu.”ucapku. faktanya memang sampai saat ini aku belum menemukan sisi buruk dari karakternya. Batinku.

“laah... kenapa jadi membahas tentangku!!"Laras protes, merasa aku dengan sengaja mengalihkan topik.

Jika aku ingat kembali, Laras memang sudah pernah melihat Ain mencium tanganku, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan bagi kami, lalu semalam aku juga bilang jika sedang berada di samping Ain di tambah lagi dalam keadaan tertidur.

Aku mengusap jidat sendiri. Mulai paham kenapa Laras begitu penasaran, dari sudut pandangnya sangat wajar jika muncul pemikiran negatif tentang aku dan Ain, terlebih lagi Ain adalah guru ngaji favorit adiknya.”sepertinya aku memang harus berbagi cerita dengan Laras, agar tidak terjadi kesalahpahaman.”gumanku dalam hati.

Ketika aku hendak mulai bercerita, HP Laras berdering, dia segera berdiri lalu sedikit menjauh sebelum mengangkat panggilan itu.

“sudah pulang sek?”aku mengirim pesan pada Ain, sambil menunggu Laras kembali.

“maaf mas, bisa minta tolong?”Laras kembali dengan sebuah permintaan. Dia ada urusan mendadak dan memintaku untuk membelikan nasi bungkus pada dua orang pekerja, tentu saja aku tidak menolak.

”ingat, kau punya hutang satu cerita padaku!!”ucapnya sebelum pergi dengan motornya.

Tidak lama berselang akupun juga pergi menuju warung nasi padang terdekat, setelah berbincang sebentar dengan dua orang pekerja yang masih sibuk di dalam ruko. Tepat setelah aku memarkir motor, hatiku berontak hebat karena melihat Ain sedang bergurau lepas dengan seorang lelaki, entah apa yang baru saja mereka beli di toko cannon foto copy. Satu kantong plastik besar warna hitam mereka tenteng berdua, toko itu berada tepat di sebelah warung nasi padang, Ain tidak menyadari kehadiranku. Bahkan saat dia sudah naik pada jok belakang, mereka masih terlihat asyik bercanda. Mataku mengartikan hal itu sebagai sebuah kemesraan. Jantungku terpompa cepat, mendengus kesal!

1
Riyana Dhani@89
/Good//Heart//Heart//Heart/
mr sabife
wahh alur ceritanya
mr sabife
luar biasa ceritnya
mr sabife
bagus dan menarik
mr sabife
bgusssss bnget
mr sabife
Luar biasa
queen.chaa
semangat terus othorr 🙌🏻
Charles Burns
menisan 45menit biar setengah babak
Dale Jackson
muach♥️♥️
Dale Jackson
sedang nganggur le
Mary Pollard
kelihatannya
Wayne Jefferson
gilani mas
Wayne Jefferson
siap ndoro
Alexander Foster
mubadzir woii
Alexander Foster
mas koprohh ihhh
Jonathan Barnes
kepo kek dora
Andrew Martinez
emoh itu apa?
Andrew Martinez
aku gpp kok kak
Andrew Martinez
kroco noob
Jonathon Delgado
hemmbbbb
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!