Pernikahan Singkat

Melody hanya diam saja di dalam mobil Zayn. Pria itu pun tak tahu apa yg ada di pikiran Melody. Tapi jika dibiarkan Zayn akan merasa bersalah karena tak memedulikannya.

"Melody.. Kita mau kemana?" tanya Zayn.

"Kita ke pilihan nomor dua saja, aku memilih pilihan kedua." ucap Melody.

"Kau tak masalah tidak membeli yg disana?" tanya Zayn.

"Tidak, aku hanya sebal pada ucapan Melisa." ucap Melody.

"Kau yakin? Aku bisa mencari rumah lain yg seperti tadi." ucap Zayn.

"Sudahlah, rumahnya terlalu besar dan mewah. Aku hanya akan merasa kesepian tinggal disana." ucap Melody.

"Baiklah, tapi kau yakin pilihan kedua??" tanya Zayn.

"Ya.. Dari kemarin juga aku sudah memikirkannya. Ditambah lagi di tempat tadi kita akan bertetangga dengan Melisa adik tiriku, sudah pasti aku tak mau. " ucap Melody.

"Oke.. Kita akan ke rumah pilihan kedua." ucap Zayn.

Mereka pun tiba disana dan melihat-lihat rumah itu kembali. Lalu Zayn menyelesaikan pembayaran dan tim akan segera mempersiapkan rumah mereka. Sementara Melody bermain-main dengan drone-nya untuk melihat-lihat sekitar rumah tersebut.

"Melody aku sudah selesai." ucap Zayn.

"Oke, aku masih ingin bermain sebentar." ucap Melody.

"Oke." ucap Zayn.

Zayn pun duduk di samping istrinya dan melihat-lihat pemandangan yg ditunjukan oleh drone yg sedang diterbangkan Melody.

"Kurasa tempat ini memang yg terbaik." ucap Melody.

"Ya.. Udaranya cukup segar." ucap Zayn.

"Lihatlah, pemandangan dan akses jalannya." tunjuk Melody di laptopnya.

"Iya kau benar." ucap Zayn.

Akhirnya Melody pun menjatuhkan pilihan pada rumah kedua. Dan Zayn pun setuju dengan hal itu tanpa protes. Masalah rumah pun diselesaikan dengan cepat agar Melody bisa segera pindah ke rumah baru dan menghindari gangguan dari adik tirinya dan mantan suaminya.

Zayn pun sudah mempersiapkan segalanya, termasuk kamar bayi dan semua furniture rumah. Zayn ingin memberikan yg terbaik untuk istri dan calon anaknya yg bahkan Melody sekalipun belum mempersiapkan apapun.

Hingga setelah semua persiapan rumah selesai, mereka pun bisa memulai pindahan. Tentunya hal itu sangatlah merepotkan, apalagi Melody harus mengurus sendiri alat-alat pedukung pekerjaannya. Zayn pun membantunya memasangkan beberapa peralatan dan Melody sangat terbantu akan hal itu.

Semua pun terselesaikan dengan cepat hingga mereka bisa langsung menempati rumah tersebut. Tak lupa ada pelayan yg akan membantu Melody mengurus rumah.

"Sekarang aku sudah tenang karena takkan ada yg mengganggumu lagi disini." ucap Zayn.

"Iya, terimakasih Zayn." ucap Melody.

"Sudahlah lagi pula aku kan suamimu sudah menjadi tanggungjawabku." ucap Zayn.

"Baiklah." ucap Melody.

"Melody kau harus tahu, aku tak bermain-main dengan pernikahan." ucap Zayn.

"Sepertinya begitu." ucap Melody.

"Kau sendiri?" tanya Zayn.

"Aku hanya mengiku arusnya. Jika kau serius aku juga bisa serius." ucap Melody.

"Melody kau bisa cerita segalanya padaku, aku akan mendengarkannya." ucap Zayn.

"Ya.. Nanti aku akan cerita saat aku siap." ucap Melody.

"Aku juga punya banyak cerita yg belum kau ketahui tentangku." ucap Zayn.

"Ya.. Kita bisa bertukar cerita nanti." ucap Melody.

"Melody, apakah sangat sulit mempercayaiku?" tanya Zayn.

"Iya, beberapa bulan lalu kita hanyalah tetangga dan kau atasanku. Tapi sekarang kau menjadi suamiku dan kita tinggal bersama." ucap Melody.

"Kau pasti sangat trauma pada pernikahan pertamamu." ucap Zayn.

"Kau yg paling tahu kan.. " ucap Melody.

"Aku berjanji takkan membuatmu kecewa." ucap Zayn.

"Meski kita harus hidup tanpa cinta?" tanya Melody.

"Tapi kita saat ini pasangan, perlahan kita pasti bisa mengatasinya." ucap Zayn.

"Ya.. Tapi soal sentuhan fisik aku belum siap dan lagi dokter kandungan sudah menyarankan kita kan." ucap Melody.

"Aku bisa mengerti." ucap Zayn.

"Terimakasih Zayn." ucap Melody.

"Ya.. Aku berjanji akan selalu menjagamu." ucap Zayn.

"Ya.." balas Melody.

.....

Hari-hari pun berlalu seperti biasanya. Zayn pergi ke kantor dan Melody bekerja dari rumah. Beberapa pelayan membantu pekerjaan Melody dan membuat Melody lebih banyak istirahat dan bersantai.

Pekerjaan Melody pun kian ringan karena kontraknya dengan perusahaan Zayn sudah berakhir. Meski mereka masih menginginkan Melody untuk tetap membantu. Dan Melody hanya akan bekerja dari rumah jika mereka tetap mau mempekerjakannya.

Hal itu pun membuat Zayn berat, di satu sisi Melody sedang hamil dan perlahan dirinya akan kerepotan karena perutnya yg kian membesar. Tapi disisi lain, sosok Melody sangat dibutuhkan oleh perusahaannya.

Zayn pun merasa galau akan hal itu, apalagi Melody menyetujui pekerjaan ini. Rudi pun melihat tuannya sedang melamun.

"Tuan.." panggil Rudi.

"Ada apa Rud?" tanya Zayn.

"Anda baik-baik saja?" tanya Rudi.

"Iya, apa ada masalah?" tanya Zayn.

"Berkasnya belum anda tandatangani." ucap Rudi.

"Astaga.." ucap Zayn langsung memeriksanya.

"Pasti ini karena istri anda." tebak Rudi.

"Ya.. Dia dibutuhkan tapi kondisinya akan semakin berat beberapa bulan kedepan." ucap Zayn.

"Anda benar tuan. Apa kita rekrut orang baru saja?" ucap Rudi.

"Lebih baik jangan, untuk saat ini tim IT sudah cukup diandalkan dan dapat dipercaya. Kita tak tahu akan ada penyusup lagi atau tidak." ucap Zayn.

Rudi pun menuruti atasannya. Dan Zayn menuruti pilihan Melody, selain istrinya Melody juga masih dibutuhkan perusahaan. Semua dengan catatan Melody harus bekerja dari rumah.

Sementara Melody di rumah merancang sistem keamanan untuk rumahnya. Dirinya ingin memperkuat pengamanan di rumahnya. Dan Melody tak ingin rumahnya ada penyusup serta diganggu orang lain termasuk keluarganya.

Melody pun membuat keamanan terutama di kamar pribadinya dengan Zayn dan juga ruang kerjanya. Melody berencana membuat kunci pintu dengan sidik jarinya dan sidik jari Zayn. Sehingga takkan ada seorangpun yg bisa masuk kecuali dirinya dan Zayn. Sekalipun pelayan di rumah mereka, takkan mendapatkan akses dan ijin oleh Melody.

Ditambah lagi, Melody ingin menciptakan sistem pemindai bagi tamu asing yg datang ke rumahnya. Hingga tak sembarangan orang bisa masuk ke dalam. Dan sistem tersebut tak mudah untuk dibuat. Untuk itulah Melody sedang bekerja keras membuatnya.

Pilihan ini dibuat oleh Melody demi melindungi calon anaknya dari bahaya. Entah itu dari keluarganya ataupun keluarga Zayn yg menurutnya masih kurang ramah kecuali tuan James.

Nantinya sistem pemindaian buatanya akan ia taruh di depan pintu gerbang masuk rumahnya untuk mendeteksi siapa saja yg datang. Dan Melody akan menggunakan waktu luangnya sebaik mungkin demi menciptakan alat tersebut.

Sementara Zayn tak tahu apapun soal rencana istrinya. Dirinya hanya tahu kalau Melody bekerja seperti biasa di rumah. Dan memastikan kalau tak ada lagi gangguan di rumah mereka. Zayn hanya tahu kalau Melody berencana membuat kunci pengaman sidik jari pada pintu kamar dan ruang bekerjanya. Dan Zayn tentu menyetujuinya.