Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Sudah lebih dari lima menit sejak ciuman itu berlangsung. Jason sama sekali belum melepaskan tautan bibirnya.
Bukannya menghentikan, Ella malah ikut menikmatinya. Ini adalah kali pertamanya Ella merasakan sebuah ciuman, walaupun sebelumnya Jason juga menciumnya, itu sangat berbeda. Ciuman pertama begitu kasar, berbeda dengan yang sekarang.
Ella malah memikirkan tentang adegan ciuman di drama Korea yang sering di tontonnya. 'ternyata seperti ini rasanya berciuman. Eh, tapi bukankah ini sudah terlalu lama?' Ella yang tersadar langsung menarik dirinya dan segera berdiri dari pangkuan Jason.
Ella terengah-engah, sementara Jason masih belum puas dengan ciuman itu. Walaupun Ella hanya diam saja dan tak membalas setiap pagutan bibirnya, Jason kembali merasakan sensasi itu. Sensasi yang membuat juniornya bereaksi.
"Kenapa melepasnya?"
"Kau membohongiku, sudah lebih dari lima menit, tapi kau malah berbohong padaku." Ella mengerucutkan bibirnya.
'pria gila ini sudah membuat otakku rusak.' Entah kenapa, ciuman itu malah terus terngiang-ngiang di otak Ella. Sesuatu dalam dirinya terasa begitu berdesir. Dia tidak pernah menyangka jika sebuah ciuman membuatnya merasakan hal yang berbeda.
'sial! Sudah kepalang berdiri, terpaksa harus berakhir.' Jason menggerutu dalam hati. Tanpa berkata-kata, Jason langsung pergi meninggalkan Ella. Dia harus mencari pelampiasan untuk menuntaskan hasrat dalam dirinya.
"Eh, kenapa dia diam saja? Apa dia marah?" Ella heran melihat Jason tak menyahutinya dan langsung keluar dari kamarnya.
"Ah, sudahlah. Apa peduliku." Ella langsung menuju ke bathroom, berniat untuk mandi dan mencuci bibirnya.
Ella berdiri di depan cermin dan akan membasuh bibirnya untuk menghilangkan bekas bibir Jason. Namun dia terus terngiang-ngiang dengan ciuman itu. Bagaimana bibir Jason begitu lihai mengobrak-abrik rongga mulutnya. Ah, otaknya benar-benar telah terkontaminasi.
Sementara itu, Jason menyuruh Billy untuk mengirimkan seorang wanita ke rumahnya. Dan tak sampai 15 menit, wanita itu datang ke rumah Jason.
Wanita itu begitu senang seorang Jason memanggilnya. Wanita itu sudah membayangkan pertempuran panas yang akan terjadi antara dirinya dan Jason nanti.
Sang wanita dengan pakaian yang begitu seksi berjalan melenggak-lenggok kan pinggulnya menaiki tangga menuju kamar Jason.
Jason benar-benar sudah menantikan wanita itu. Bertepatan ketika wanita itu mengetuk pintu kamar Jason, Ella keluar dari kamarnya.
Ella terkejut melihat wanita seksi mengetuk pintu kamar Jason. Sementara wanita itu menatap Ella dengan sinis. Dia merasa di atas angin karena merasa Jason memerlukannya.
Jason membuka pintu kamarnya dan langsung menarik wanita itu kedalam kamarnya. Ella yang melihatnya merasa kesal, dia mencibir Jason dalam hati.
'dasar pria brengs*ek! Baru saja menciumku, sekarang dia bersenang-senang dengan wanita lain!' Ella langsung mengusap-usap bibirnya menyesal telah memberikan ciuman itu pada Jason.
Di dalam kamar Jason. Pria itu melihat wanita itu membuka seluruh pakaiannya dan berlenggak lenggok di depan matanya. Wanita itu menggoda Jason dan mendekatinya, mencium bibir Jason dengan begitu liar. Namun, bukannya terpesona, hasrat yang tadinya naik, malah turun seketika. Bahkan sentuhan-sentuhan wanita itu tak mampu membuat juniornya bereaksi kembali.
Jason langsung mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur di lantai. Dia melemparkan sejumlah uang pada wanita itu.
"Kau sudah selesai, cepat pergilah!" ucap Jason datar.
Wanita itu merasa tak terima. Belum juga melakukan apa-apa, sudah di suruh pergi. Dia merasa terhina atas perlakuan Jason. Sebelumnya tak ada yang berani menolaknya. Dia adalah wanita panggilan termahal yang ada di kota tersebut.
Wanita itu pun bangkit dan langsung memeluk Jason dari belakang. "Bagaimana kau bisa menolak ku? Aku akan memberikan pelayanan yang terbaik padamu."
Tangan wanita itu bergerilya menyusuri tubuh Jason. Bahkan dengan beraninya dia menyentuh junior Jason.
"Apa-apaan ini!" Wanita itu terkejut ketika merasa semakin terhina. Junior Jason tak merespon sentuhannya, membuat wanita itu berpikir jika pria ini sakit impoten.
"Bahkan tubuhmu dan sentuhan mu tak mampu membuatku ereksi. Cepat keluar!"
Wanita itu segera memakai pakaiannya dan langsung keluar dari kamar Jason.
Jason menghela nafas panjang. Dia tidak mengerti dengan yang terjadi padanya. Dia lalu memejamkan matanya dan kembali mengingat ciumannya dengan Ella. Seketika libidonya memuncak, membuatnya mengumpat dengan kesal.
"Sial!" Jason berjalan cepat menuju bathroom dan menuntaskan libidonya dengan cara yang lain.
***
Ella menuju meja makan karena sudah sangat merasa lapar. Ella duduk di meja makan yang sudah tersaji banyak makanan.
Ketika Ella hendak mengambil makanan itu, Ine datang dan melarang Ella untuk mengambil makanan itu.
"Kau tidak boleh memakan makanan di meja ini! Ini hanya untuk Tuan Jason," ucap Ine dengan ketus.
Ella menghela nafas dan menatap Ine. "Kenapa kau tidak pernah menyukaiku, Ine? Sebenarnya apa kesalahan ku padamu?"
Ine menatap sinis. "Karena kau itu hanya seorang budak. Posisimu jauh berada di bawahku," jawab Ine.
"Ine, sebaiknya kau jangan pernah meremehkan orang lain. Mungkin di matamu Aku lebih rendah dari mu, tapi di mata Tuhan semua orang sama."
"Simpan saja kata-katamu itu, budak. Jangan sombong karena Tuan Jason selalu membelamu, di mataku kau tetaplah seorang budak."
"Terserah padamu, Ine. Mungkin hatimu itu terbuat dari batu." Setelah mengatakan itu, Ella langsung berlari menuju dapur meninggalkan Ine. Takut jika akan mendapatkan amukan dari Ine.
Ine melotot mendengar perkataan Ella padanya. "Berani sekali budak itu!" geramnya, namun Ine kali ini tak bisa berbuat jauh, dia tidak ingin jika Jason memecatnya.
Jason menuju meja makan dan langsung duduk di kursinya. "Dimana Ella?" tanyanya pada Ine.
"Saya tidak tahu, Tuan," jawab Ine berbohong.
"Aku di sini." Ella datang dari arah dapur dan membawa satu mangkuk makanan.
"Apa yang kau lakukan di dapur?"
"Tentu saja membuat makanan, memangnya apa lagi yang di lakukan di dapur selain memasak?" jawab Ella sedikit songong. Dia kesal kepada Jason, mengingat baru saja pria itu mengundang wanita ke kamarnya. Padahal, dirinya dan Jason baru saja berciuman. Ella berpikir jika Jason pria yang tidak akan pernah puas.
"Ella! Bicaralah yang sopan kepada Tuan Jason!" sentak Ine.
Ella tak mengindahkan peringatan Ine dan mulai menyantap makanan dalam mangkuknya.
"Apa makanan di rumah ini tidak membuatmu puas, sehingga kau lebih memilih memasak makananmu sendiri?" tanya Jason.
"Itu karena ada seseorang yang tidak mengizinkanku untuk memakan makanan di mejamu. Makanan di mejamu hanya di khususkan untukmu," jawab Ella sembari menatap ke arah Ine.
Ine melotot ke arah Ella. 'Berani sekali Dia!'
Jason mengikuti arah pandang Ella. Dia mengerti akan maksud Ella dan memberikan tatapan tajamnya pada Ine. Tentu saja itu membuat Ine begitu gemetaran.
"Ine, malam ini kau tidak boleh makan hingga besok pagi. Sekarang pergilah," ucap Jason datar.
"Baik, Tuan." Ine menjawab patuh.
Setelah Ine pergi, Ella terdiam, tiba-tiba dia menyesal mengatakannya. Walaupun Ine terus jahat padanya, tapi Ella tidak ingin melihat Ine kelaparan.
"Singkirkan makananmu dan makanlah makanan yang sudah ada."
Ella menatap Jason dan menggeleng. "Tidak mau! Makanan ini sangat enak, sudah lama aku tidak memakannya. Kau saja yang makan semua makanan itu," tolak Ella.
"Kau ini memang gadis pembangkang ya! Serahkan makananmu padaku dan makan makanan yang tersedia di meja! Kau tahu apa akibatnya jika kau tidak patuh padaku, bukan?" Jason tersenyum penuh arti.
Ella mencebik kesal. 'dasar pria pengatur!'
Namun tiba-tiba Ella tersenyum kecil, mengingat makanan yang di buatnya itu memiliki tingkat kepedasan di atas rata-rata.
"Baiklah, ini untukmu." Ella memberikan mangkuk itu pada Jason. "Cobalah, ini sangat enak. Kau pasti akan ketagihan jika sudah memakannya. Sekarang aku akan memakan makanan di atas meja," ucap Ella.
"Bagus, aku suka gadis yang patuh."
Ella lalu mengambil makanan di atas meja dan langsung menyantapnya. Sementara Jason mengerutkan keningnya menatap makan di dalam mangkuk.
"Ini makanan apa?" Jason bertanya karena tidak pernah melihat makanan seperti itu sebelumnya.
"Itu udon. Rasanya sangat enak. Itu buatan ku sendiri loh."
Jason ragu, namun dia tetap memakannya. Beberapa detik kemudian, Jason terdiam dengan wajah yang memerah. Lidahnya terasa seperti terbakar.
"Makanan apa yang kau buat ini? Apa kau mau meracuniku!" seru Jason, kemudian meminum habis air dalam gelasnya, namun rasa pedas itu tak kunjung hilang.
Ella yang melihatnya tertawa terbahak-bahak. 'itu hukuman untuk pria yang suka bermain wanita! Aah, aku sangat puas!'